ROHANI KRISTEN
Apa Itu Rabu Abu Bagi Umat Katolik? RP Lukas Gewa Tiala SVD: 'Berpuasalah dan Berpantanglah'
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Apa Itu Rabu Abu Bagi Umat Katolik? Dalam Gereja Katolik, Rabu, 17 Februari 2021 dirayakan sebagai Hari Rabu Abu.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
Editor: Thomm Limahekin
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Apa Itu Rabu Abu Bagi Umat Katolik? Dalam Gereja Katolik, Rabu, 17 Februari 2021 dirayakan sebagai Hari Rabu Abu.
Hari Rabu Abu merupakan hari pertama bagi umat Katolik memulai masa puasa untuk menyambut Hari Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus.
Pada Hari Rabu Abu, seluruh umat Katolik akan ditorehkan tanda salib dari abu di dahi atau ditaburkan di atas kepala.
Ritus tersebut merupakan simbol yang menyadarkan manusia bahwa mereka berasal dari tanah dan karena itu akan kembali ke tanah.
Kesadaran akan akhir dari kehidupan di dunia ini diharapkan akan mendorong manusia untuk selalu bertobat dan kembali kepada Allah.
Abu merupakan tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan.
Misalnya pada pertobatan Niniwe (Yun 3:6). “Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah”.
Dalam Kejadian 2:7 juga dikatakan, “dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu”.
Olah karena itu, dalam Perayaan Ekaristi Hari Rabu Abu di gereja, kita mendengar ucapan dari pastor, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil”.
Atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu”.
Nah, RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD akan mengantar umat Katolik untuk merefleksikan Hari Rabu Abu dengan renungan, “Berpuasalah dan Berpantanglah”.
Baca juga: RABU ABU: Doa, Bacaan dan Renungan Harian Katolik: Tuhan Saja Menyesal Apalagi Kamu

Bacaan Pertama: Yoel Bab 2: ayat 12 – ayat 18
Pembacaan dari Nubuat Yoel:
“Tetapi sekarang juga,” demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.”