BERITA POPULER
Berita Populer Kepri, Penyebab Mobil Carry Terbakar di SPBU Merapi Subur hingga Kasus Rini Pratiwi
Ada beberapa kejadian menarik pembaca Tribun Batam, Kamis (17/2). Di antaranya terungkap penyebab mobil terbakar di SPBU Merapi Subur Batam
"Tadi malam sudah dibawa. Saya di sini nunggu abang," kata Anda saat di RSUD Embung Fatimah, Minggu (14/2/2021) pagi.
Baca juga: KORBAN Mobil Terbakar di SPBU Merapi Subur Bertambah, Halasan Tamba Meninggal Dunia
Baca juga: Baru Berusia 5 Tahun, Ini Identitas Anak Korban Kebakaran di SPBU Merapi Subur Tembesi Batam
Anda menceritakan Jusmin Tamba membawa kedua anaknya lantaran merengek meminta ikut.
"Sebenarnya abang itu (Jusmi) tak ingin mengajak anaknya untuk ikut membeli minyak di SPBU.
Tapi karena si anak menangis, istrinya menyuruh untuk membawa kedua adik kakak ini," ujarnya.
Nahas, tak ada yang menyangka kejadian kebakaran itu pun terjadi dan menewaskan keponakannya bersama mobil yang terbakar hangus.
Sementara Jusmin Tamba, ayah kedua anak yang menjadi korban kebakaran itu, masih dirawat intensif di RSUD Embung Fatimah.
Menurut Tiurma, salah satu penjaga di ruang Flamboyan, tempat korban di tempatkan, saat ini korban sudah berada di ruang operasi dan sedang menjalankan operasi.

Polsek Sagulung Koordinasi dengan Tim Labfor Medan
Polisi masih selidiki penyebab mobil terbakar di SPBU Merapi Subur, Kelurahan Tembsi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri yang terjadi, Sabtu (14/2/2021).
Kapolsek Sagulung AKP Yusriadi Yusuf mengatakan, saat ini pihaknya masih mengembangkan terkait kasus tersebut.
Satu unit mobil carry dengan nomor polisi BP 1622 CU sebelumnya terbakar di area SPBU Merapi Subur Batam.
Untuk mengetahui penyebab pasti terbakarnya mobil tersebut hingga menelan korban jiwa, polisi sudah berkoordinasi dengan Tim Labfor Medan.
"Kami sudah koordinasi, Senin (15/2/2021), Tim Labfor dari Medan rencananya akan tiba di Batam," ungkap Kapolsek Sagulung itu, Minggu (14/2/2021).
Pihaknya pun belum bisa memberikan keterangan mengenai penyebab mobil carry tersebut terbakar saat mengantre untuk mengisi BBM.
"Untuk lebih jelasnya, kita tunggu Tim Labfor. Mereka yang membuat analisa dan penyidikan, melalui laboratoriun," kata Yusuf.
2. SIAPA Ansar Ahmad? Gubernur Kepri Terpilih Pemenang Pilkada 2020, Kalahkan Isdianto
Nasib Pilkada Kepri akhirnya resmi diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi merangkap anggota, Anwar Usman membacakan amar putusan gugatan Pilkada Kepri, Selasa (16/2/2021) sekira pukul 15.27 WIB.
Dalam live streaming, Anwar membacakan jika permohonan yang diajukan pemohon dalam hal ini tim Isdianto dan Suryani terkait proses Pilkada Kepri tidak dapat diterima.
Tim Isdianto dan Suryani (INSANI) yang tidak terima dengan hasil Pilkada 2020 akhirnya harus menerima kekalahan.
Dengan putusan MK itu, pasangan Ansar Ahmad dan Marlin Agustina akhirnya keluar sebagai pemenang Pilkada 2020.
Artinya, mereka akan memimpin Provinsi Kepri selama 5 tahun mendatang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.
Lantas, siapa sosok Ansar Ahmad?
Sekilas tentang Ansar Ahmad

Ansar Ahmad adalah calon gubernur termuda di antara ketiga cagub yang berlaga.
Ia kini berusia 56 tahun, selisih 3 tahun dengan Isdianto.
Meski demikian, pengalamannya di bidang politik dan pemerintahan tak bisa disepelekan.
Sebelum mencalonkan diri di Pilkada Kepri 2020, ia adalah anggota DPR RI periode 2019-2024 dari fraksi Partai Golkar.
Demi melenggang di panggung ini, Ansar rela mengundurkan diri dari kursinya di Senayan.
Ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Bintan selama 2 periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015.
Sejak tahun 2005 itu, Ansar Ahmad juga dipercayai sebagai Ketua DPD Golkar selama 15 tahun hingga 2015.
Selain capaian-capaian tersebut, berikut Tribun Batam sajikan profil lengkap dan perjalanan karier Ansar Ahmad.
Profil Ansar Ahmad

Ansar dilahirkan di sebuah kampung kecil di Kijang, Bintan pada 10 April 1964.
Dia berasal dari keluarga kurang mampu dan sejak kecil harus hidup bersama seorang ibu dengan lima orang anak.
Ayah Ansar, Abdul Ahad telah lama berpulang, meninggalkan anak-anaknya menjadi yatim.
Ansar pun harus ikhlas dan rela berjuang menghidupi diri sendiri sekaligus membantu ibunda tercinta.
Dari Otobiografi Ansar Ahmad diceritakan, bahwa saat Ansar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada tahun 1973-1974, ia sempat menjadi tukang cuci bus Dinas Penerangan Kabupaten Kepulauan Riau.
Hal ini dilakukannya demi bisa memenuhi biaya sekolahnya.
Setiap hari, ia melakoni pekerjaan ini selepas Maghrib.
Menginjak usia remaja, Ansar dikenal sebagai sosok remaja yang religius.
Bahkan kepiawaiannya dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Quran mengantarkannya menjadi wakil Kecamatan Tanjungpinang Timur pada sebuah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Memasuki bangku perkuliahan, Ansar memilih Fakultas Ekonomi Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru untuk menimba ilmu pada tingkat yang lebih tinggi.
Di kota itu ia menyewa sebuah rumah kecil yang dikelilingi kebun kangkung hingga tahun 1984.
Untuk menambah biaya kuliahnya, Ansarpun memanfaatkan keahliannya membaca Al Quran dengan menjadi guru mengaji dari rumah ke rumah.
Pergaulan di kampus jugalah yang mengantarkannya berteman dengan teman-teman satu angkatan seperti Rusli Zainal (Gubernur Riau), Syamsurizal (Bupati Bengkalis), Wan Syamsir Yus (Walikota Dumai dan Sekda Prov Riau), Asrul Jaafar (Bupati Kuansing) dan masih banyak lagi.
Memasuki tahun kedua di kampusnya, Ansar terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Unri yang merupakan jabatan sangat prestisus di kalangan mahasiswa.
Karier
Pada tahun 1980 setelah menikah dengan Dewi Kumala Sari, Ansar masih memimpin Gabungan Koperasi Pegawai Negeri selama satu tahun.
Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Ansar kembali ke Tanjungpinang dan bekerja sebagai pegawai Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Riau Kepulauan di Tanjungpinang.
Karirnya terus melesat, sehingga menjadi Kabag Pembangunan Kabupaten Riau Kepulauan, berikut kepala bagian perekonomian.
Dalam sidang DPRD Kabupaten Kepri tanggal 23 Oktober tahun 2000, pasangan Huzrin Hood dan Ansar Ahmad terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepri periode 2000-2005.
Pada tanggal 2 Oktober 2003 Huzrin tersandung permasalahan hukum hingga diberhentikan oleh Mahkamah Agung.
Setelah itu Ansar melanjutkan tugas Huzrin sebagai pelaksana tugas Bupati.
Ia kemudian mencalonkan diri berpasangan dengan Mastur Taher pada tahun 2005 dan terpilih sebagai Bupati Bintan.
Selanjutnya Ansar kembali diamanahkan oleh masyarakat Bintan menjadi Bupati Bintan berpasangan dengan Khazalik periode 2010-2015.
Lima tahun masa kepimpinan Ansar bersama Mastur Taher berhasil menekan angka kemiskian dari 14,5 persen tahun 2005 menjadi 12,47 persen.
Dalam bidang pendidikan Ansar berhasil meningkatkan indeks pendidikan dari 80,16 persen tahun 2005 dan 82,76 persen pada tahun 2009, dan meningkatkan angka harapan hidup 69,33 pada tahun 2005 menjadi 69,69 tahun 2009.
Tekad Ansar Ahmad untuk membangun Kepulauan Riau telah bermula sejak lama, jauh bertahun-tahun sebelumnya.
Sebelum menjadi Bupati Bintan, Ansar ingin membangun ibukota Kabupaten Bintan yang baru, dia memilih satu dari empat desa yang akan menjadi tapak lokasi pembangunan dengan membangun pusat Pemerintahan Bintan di Bintan Bunyu.
Sadar dengan potensi yang sangat besar di daerahnya, Ansarpun menitik beratkan program pembangunan pada bidang infrastruktur.
Keberhasilannya bisa dilihat, salah satunya adalah sarana dan prasarana jalan yang sangat baik dan terencana, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kepri.
Sejak lima tahun yang lalu Pemkab Bintan di bawah kepemimpinan Ansar Ahmad berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
Ini terlihat dari catatan pendapatan per kapita rakyat Bintan dari Rp25,13 juta pada tahun 2005 menjadi Rp31,56 juta pada tahun 2009.
Upaya Ansar ini juga dapat terwujud berkat dukungan program sosial pemerintah yang berjalan sesuai dengan harapan.
Ansar terus mengupayakan berlangsungnya program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan, PNPM ekonomi Bintan, alokasi dana desa, rehab rumah tidak layak huni, dana alokasi khusus desa serta bantuan beras miskin.
Terlebih lagi adalah terlaksananya program PNPM Mandiri kelautan dan perikanan. Termasuk pemberian bantuan modal untuk petani dan nelayan.
Kini, dengan segudang pengalamannya, Ansar Ahmad dengan mantap melenggang di Pilkada Kepri 2020.
3. Anggota DPRD Tanjungpinang Rini Pratiwi Ungkap Penggunaan Gelar Hingga Berujung Tersangka
Kasus dugaan gelar palsu yang menyeret oknum DPRD Tanjungpinang Rini Pratiwi begitu menyita perhatian publik.
Apalagi setelah ia ditetapkan tersangka oleh penyidik Satreskrim Polres Tanjungpinang.
Berkasnya bahkan dinyatakan lengkap oleh Kejari Tanjungpinang dan dalam waktu dekat akan disidang.
Rini Pratiwi pun angkat bicara mengenai kasus kini dihadapinya.
Ditemui saat pembukaan Musrenbang tingkat II Kecamatan Tanjungpinang Timur, Rini Pratiwi mengaku telah merubah kembali titel master dari perguruan tinggi setelah keluarnya Surat Keterangan dari universitas tempatnya memperoleh ijazah tersebut.
Penyidik Polres Tanjungpinang sebelumnya menemukan sejumlah alat bukti.

Di antaranya pengunaan gelar yang tidak sesuai. Penyidik menilai, Rini Pratiwi seharusnya menggunakan gelar Master Management (MM), tetapi malah menggunakan gelar Master Managemen Pendidikan (MMPd).
"Oh iya kalau gelar saya sendiri memang sudah ganti semenjak keluar Surat Keterangan dari kampus ya.
Mereka menerangkan bahwa gelar saya itu cukup (MM) nya saja tidak perlu konsentrasi pendidikannya dimasukkan," ucapnya, Rabu (17/2/2021).
Rini menambahkan, kasus dugaan gelar palsu itu mencuat setelah ia memasukkan konsentrasi pendidikannya.
Ini menurutnya karena tidak diberikan contoh penulisan oleh otoritas kampus.
"Itu alasannya kenapa kemarin saya memasukkan konsentrasi pendidikan.
Karena memang dalam ijazah sendiri tidak dituliskan contoh penulisan untuk gelar saya.
Jadi saya dan termasuk teman-teman lain yang memang menggunakan yang harus dikoreksi kemarin itu," tambahnya.
Rini Pratiwi pun menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang berjalan kepada pihak yang berwenang terkait persoalan hukum yang kini menjeratnya.
Rini pun berharap agar sepenuhnya proses hukum dapat berjalan dengan baik.
"Mohon doa juga lah dari teman-teman media dan warga Tanjungpinang.
Mudah-mudahan semua diberi kesehatan sehingga proses ini dapat berjalan dan tidak ada kendala nya gitu," tukasnya.
(TribunBatam.id/Bereslumbantobing/Pertanian Sitanggang/Widi/Noven Simanjuntak)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google