Lika-liku Leida Gadis 18 Tahun yang Jadi PSK, Ketukan Kamar Kos Hingga Berbagi Saat Pelanggan Datang
Leida dan teman-temannya membuka bisnis prostitusi ini di sebuah kos-kosan.
“Anonimitas. Teknologi memberikan fasilitas untuk mengaburkan identitas. Sehingga, pelaku prostitusi terbebas dari stigma negatif di masyarakat," kata Devie.
Masa lalu, dunia prostitusi menjadi momok masyarakat karena proses transaksikan offline. Masyarakat mudah mengenali pelakunya.
Akses internet telah memotong jalur ‘perdagangan’ orang langsung dari pelaku sendiri, ke target konsumen, tanpa perantara.
Kini, siapapun dapat memilih mempraktikkan bisnis bawah tanah ini secara mandiri, tanpa bantuan perantara.
Hal ini yang dalam konteks orang-orang Eropa, mendorong munculnya pelaku menjadikan prostitusi sebagai kerja sampingan atau paruh waktu.
"Mereka tidak menjadikan prostitusi sebagai profesi utama, tetapi, hanya sekedar tambahan pendapatan, bila dibutuhkan,” ucap Devie.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Prostitusi Ala Kosan di Depok, Pintu Digedor Teman Sekamar: Buruan, Pelanggan Gue Datang
Editor: Anne Maria