ROHANI KRISTEN
APA Itu Prapaskah? Inilah Maknanya Bagi Umat Katolik Sebelum Sambut Kebangkitan Yesus Kristus
APA itu Prapaskah? Bagi umat Katolik, Prapaskah adalah masa persiapan untuk menyambut Paskah atau kebangkitan Yesus Kristus.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
Namun, jika kita mau melakukan yang lebih, silakan berpantang setiap hari selama Masa Prapaska.
Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling kita sukai.
Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar mungkin pantang garam.
Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi,
dan pantang sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang suka jajan.
Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik, Kamis, 18 Februari 2021: Panggul Salib dan Ikut Yesus

Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya.
Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang.
Namun jika satu dan lain hal tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang kebiasaan yang paling mengikat,
seperti pantang nonton TV, pantang ’shopping’, pantang ke bioskop, pantang ‘gossip’, pantang main ‘game’ dll.
Jika memungkinkan tentu kita dapat melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan pantang kebiasaan ini.
Puasa minimal dalam setahun adalah Hari Rabu Abu dan Jumat Agung, namun bagi yang dapat melakukan lebih,
silakan juga berpuasa dalam ketujuh hari Jumat dalam masa Prapaska (atau bahkan setiap hari dalam masa Prapaska).
Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam.
Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri,
maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan.
Makan kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/ cemilan berkali-kali sehari.
Ingatlah tolok ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus,
dan mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia.
Maka pada saat kita berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita.
Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa, kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa,
terutama saat kita merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/ sesaat sebelum kita makan.
Di sela-sela kesibukan sehari-hari kita dapat mengucapkan doa sederhana, “Ampunilah aku, ya Tuhan.
Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah …..” (sebutkan nama orang yang kita kasihi)
Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan kekuatan kita.
Jadi boleh saja kita berpuasa dari pagi sampai siang, atau sampai sore, atau bagi yang memang dapat melakukannya, sampai satu hari penuh.
Tidak menjadi masalah, puasa sama sekali tidak makan dan minum atau minum sedikit air.
Diperlukan kebijaksanaan sendiri (prudence) untuk memutuskan hal ini,
yaitu seberapa banyak kita mau menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan berpuasa, dan seberapa jauh itu memungkinkan dengan kondisi tubuh kita.
Walaupun tentu, jika kita terlalu banyak ‘excuse’ ya berarti kita perlu mempertanyakan kembali,
sejauh mana kita mengasihi Yesus dan mau sedikit berkorban demi mendoakan keselamatan dunia.
Semoga puasa dan pantang ini mengantar seluruh umat Katolik untuk menyambut Yesus Kristus yang menderita dan wafat pada Jumat Agung.
Dengan demikian, umat Katolik mampu menyambut Yesus Kristus yang bangkit pada Minggu Paskah. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)