Rumahnya Bakal Ditempel Stiker Miskin, 20 KPM PKH di Sagulung Batam Mengundurkan Diri?

Ketua TKSK Sagulung Saptono menyebut,ada 20 KPM mengundurkan diri sebagai penerima bantuan.Menyusul ada aturan baru,rumah bakal ditempel stiker miskin

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id/PERTANIAN SITANGGANG
Ketua TKSK Sagulung, Saptono mengatakan, 20 keluarga penerima PKH di Kecamatan Sagulung, mengajukan graduasi mandiri (pengunduran diri sebagai penerima bantuan,red). 

Keluarga Siti Makmuroh menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sejak 2016 lalu saat berdomisili di Kecamatan Batam Kota.

Mereka menempati mess yang disediakan oleh perusahaan tempat suaminya bekerja, Siti menempati satu kamar dengan tiga anak mereka.

Seiring waktu kehidupan ibu Siti dan keluarga sudah membaik dan bisa membeli rumah sederhana di kelurahan batu besar kecamatan Nongsa.

Berangkat dari hal ini, saat bertemu dengan pendamping PKH, Siti mengakui bahwa kehidupannya sudah jauh lebih mapan dibanding pada saat awal sebagai KPM PKH karena rumah yang ditempatinya sudah lunas KPR dari bank.

"Suami ibu Siti kini punya usaha sampingan yaitu menerima orderan membuat kusen dari alumunium yang beromset lebih kurang Rp 3 juta per bulan," terang Hasyimah.
  
Cerita lain graduasi mandiri KPM PKH awal 2021 ini juga datang dari hinterland (pulau penyangga) Batam.

Sekretaris Dinsos PM Leo Putra mengatakan, saat tim PKH melaksanakan kegiatan di Kelurahan Pecong dan Pulau Terong Belakang, pada Minggu dan Senin lalu, ada tiga KPM yang dilaporkan telah graduasi mandiri.

"Mereka sangat bersyukur atas bantuan yang diterima selama ini dan ingin memberikan kesempatan kepada warga lain yang belum mendapatkan bantuan PKH. Tiga KPM ini yakni 2 KPM kohor 2010 dan satu KPM kohor 2020," katanya.

Leo menyebutkan prinsipnya pemerintah akan selalu hadir menangangi masyarakat yang kurang mampu. Namun, seyogyanya program kesejahteraan sosial dari pemerintah harus diikuti oleh kesadaran masyarakat itu sendiri.

"Menangani masyarakat kurang mampu sebenarnya mudah karena akan mensyukuri apapun bantuan pemerintah, yang sulit adalah menangani mental miskin," imbuhnya.

Selain empat KPM yang graduasi mandiri awal tahun ini, tahun 2019 lalu sebanyak 86 KPM graduasi mandiri.

Sementara itu, Pemko Batam terus melaksanakan validasi data penerima bantuan sosial. Rapat koordinasi Pengelolaan Data Fakir Miskin Cakupan Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2021 digelar di kantor Wali Kota Batam, Rabu (17/2/2021). 

Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad didampingi Sekda Batam Jefridin, Kadis Sosial Provinsi Kepulauan Riau Doli Boniara, Kadis Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Batam Hasyimah dan Kepala Disdukcapil Kota Batam Heriyanto, camat, lurah, TKSK dan pencacah se-Kota Batam.

Dalam arahannya, Amsakar mengatakan kebijakan yang tepat sasaran selalu didukung data yang benar atau valid. Kalau data salah kebijakan akan tidak tentu arah. 

"Kita ini harus berangkat dari data yang benar, agar kebijakan tak diambil seolah meraba dalam gulita," kata Amsakar.

Dalam hal ini, pencacah menjadi lini terdepan mewujudkan target tersebut. Selain itu, ia berharap koordinasi antara pencacah, TKSK, lurah hingga camat terus dilakukan dengan baik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved