ROHANI KRISTEN
APA Itu Minggu Palma dan Maknanya bagi Umat Katolik dalam Tradisi Gereja
TRIBUNBATAM.id, BATAM – APA Itu Minggu Palma? Bagi umat Katolik Minggu Palma mempunyai arti tersendiri dalam kisah sengsara dan kematian Yesus Kristus
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!
Secara historis Minggu Palma sebenarnya merupakan kebiasaan yang diwariskan sejak abad ke-4 Masehi setiap menjelang Hari Raya Paskah.
Banyak peziarah datang ke Kota Yerusalem dan melalukan prosesi ke situs-situs bersejarah yang berhubungan dengan sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus.
Sama seperti prosesi ziarah yang dibutuhkan untuk mengenang kelahiran Kristus, prosesi Paskah bisa memakan waktu seminggu.
Biasanya prosesi dimulai sejak Hari Minggu sebelum Hari Raya Paskah atau yang kini disebut Minggu Palem, lalu berpuncak pada Minggu Paskah.
Secara simbolis, Perayaan Minggu Palma dirayakan oleh umat Katolik dalam prosesi bersama dengan daun palma di tangan.
Biasanya umat dan pastor berarak dari suatu tempat di luar gereja menuju gereja dengan nyanyian dan doa.
Sebelumnya daun palma yang dikumpulkan pada satu tempat, diberkati oleh pastor lalu dibagikan kepada setiap umat Katolik.
Baca juga: CARA Umat Katolik Terima Abu pada Misa Virtual Hari Rabu Abu
Namun, karena keterbatasan daun palma, kadang-kadang umat disuruh membawa daun sendiri dari rumah dan diberkati oleh pastor.
Minggu Palma dirayakan oleh umat Katolik untuk mengenang momen ketika Yesus memasuki kota Yerusalem.
Dia datang ke kota itu untuk menjalani peristiwa sengsara, hingga mati di kayu Salib dan bangkit kembali, yang dirayakan pada Minggu Paskah.
Di beberapa gereja, jemaat membentuk daun palem menjadi bentuk salib. Daun yang digunakan pun, tidak hanya palem.
Beberapa negara yang tidak memiliki palem menggunakan tanaman lokal seperti bunga dan ranting pohon.
Baca juga: Apa Itu Rabu Abu Bagi Umat Katolik? RP Lukas Gewa Tiala SVD: Berpuasalah dan Berpantanglah
Yesus tiba di Yerusalem dengan mengendarai keledai, yang dianggap sangat simbolis dengan perdamaian, berbeda dengan kuda yang identik dengan perang.
Daun palem yang sudah diberkati saat Minggu Palma akan dibawa pulang untuk dipasang di rumah masing-masing sebagai tanda telah siap memasuki Paskah.
Daun yang sudah kering kemudian dibakar dan digunakan untuk perayaan Rabu Abu pada tahun berikutnya. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)
