Makna Rabu Abu bagi Umat Katolik Pra Paskah, Apa Itu?
Apa itu? Berikut ini merupakan penjelasan tentang Hari Rabu Abu dalam Gereja Katolik.Rabu Abu adalah salah satu hal atau momen penting dilakukan
(Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).
Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.
Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik, Minggu, 21 Februari 2021: “Wartakanlah Kasih Tuhan”
Mengapa Menggunakan Abu?
Abu adalah tanda pertobatan.
Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).
Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.
Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”
Baca juga: RABU ABU: Doa, Bacaan dan Renungan Harian Katolik: Tuhan Saja Menyesal Apalagi Kamu
Pemberian Abu
Dalam misa Rabu Abu, abu diberikan kepada umat.
Abu yang diberikan, diperoleh dari hasil pembakaran daun palem yang telah diberkati dan dibagikan pada minggu palma pada 1 tahun sebelumnya pada Hari Minggu Palma.
Banyak Gereja Katolik yang tersebar di seluruh dunia meminta umatnya untuk mengembalikan daun palem yang dibawa pulang ke rumah, daun palem yang sudah mengering agar dapat dibakar dan dijadikan Abu.
Abu itu pada misa Rabu Abu setelah diberkati oleh Pastor dan diperciki dengan air suci, para umat diperbolehkan untuk maju menerima Abu.
Baca juga: APA Itu Lilin Paskah? Inilah Maknanya Bagi Umat Katolik Saat Rayakan Kebangkitan Yesus Kristus
Hari Tobat
Pemberian Abu mengingatkan kita akan mortalitas (hidup duniawi yang akan berakhir nanti) kita, dan mengajak kita untuk bertobat.
Pada masa Gereja awal, Rabu Abu adalah hari yang diperuntukkan bagi para pendosa dan orang-orang yang ingin kembali ke pangkuan Gereja, untuk memulai pertapaan sebagai wujud penyesalan dan tanda tobat.