Kisah Harum Prabowo Subianto Bersama Batalyon Parikesit Tumpas Fretelin Pengacau Timor Timur
Prabowo Subianto berperan penting dalam menumpas konflik di Timor Timur. Terjunkan Batalyon Parikesit buru Presiden Fretilin, Nicolao Lobato
TRIBUNBATAM.id - Sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berpeluang bertarung di Pilpres 2024.
Nama Prabowo Subianto bertengger di posisi teratas hasil survei Pilpres 2024.
Dua lembaga survei yang menempatkan Prabowo Subianto teratas adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Parameter Politik.
Nama-nama lain yang muncul menjadi pesaingnya adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo hingga Sandiaga Uno.
Prabowo Subianto berlatar belakang militer.
Mantan menantu Soeharto itu bahkan menempati posisi mentereng yakni Danjen Kopassus.
Saat aktif di militer, Prabowo Subianto berperan penting dalam menumpaskan konflik Indonesia dengan Timor Leste di masa lalu.
Baca juga: VIRAL Penemuan Drone Mata-mata Diduga Milik China, Ini Pesan Menhan Prabowo Subianto
Timor Leste, yang dulu masih bernama Timor Timur, seketika mencekam karena munculnya banyak kelompok bersenjata yang ingin menyerang TNI.
Saat Timor Timur masih bergabung sebagai salah satu provinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sejumlah gangguan keamanan dilancarkan oleh kelompok bersenjata yang bertujuan ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Salah satu kelompok yang ingin mendapatkan kemerdekaan bagi Timor Timur adalah Fretilin.
Pemimpin kelompok itu menyerukan anggotanya untuk menyerang prajurit TNi, yang ketika itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Dilansir dari buku 'Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkidjo, Prabowo Subianto beserta pasukannya dikerahkan setelah TNI menerjunkan pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.
Prabowo Subianto beserta pasukannya diterjunkan untuk membantu misi pasukan gabungan Yon Parikesit yang berisikan prajurit dari kesatuan elit macam Kopassandha (Kopassus), Marinir serta Kopasgat (Paskhas)
Prabowo Subianto beserta pasukannya sempat diterjunkan untuk memburu presiden Fretilin, Nicolao Lobato.
"Tangkap Nicolao Lobato, hidup atau mati!" tegas panglima kepada Kolonel Dading Kalbuadi selaku komandan operasi Seroja.