BATAM TERKINI
Selama Februari, Terungkap 7 Kasus Penyelundupan di Sekupang Batam, Pelabuhan Rakyat Bakal Diawasi
Ditpolairud Polda Kepri mencatat sepanjang Februari sedikitnya ada 7 kasus tangkapan yang berhasil diungkap oleh pihaknya di perairan Sekupang.
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Aksi penyelundup kian marak di perairan Sekupang Batam.
Ditpolairud Polda Kepri mencatat sepanjang Februari sedikitnya ada 7 kasus tangkapan yang berhasil diungkap oleh pihaknya di perairan Sekupang.
Hal itu dikatakan Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Kepri, AKBP Nurochman Nulhakim, Senin (01/03/2021).
"Bulan ini kita berulangkali berhasil menggagalkan upaya penyelundupan barang ilegal keluar Batam, ada 7 kali," ujarnya.
Dalam rangka mencegah penyeludupan barang terlarang dan barang ilegal masuk dan keluar Kota Batam, kata dia Polairud Polda Kepri meningkatkan patroli gabungan dengan stakeholder terkait.
"Kita terus meningkatkan patroli di seluruh perairan Kepri terutama di Batam bersama stakeholder terkait, diantaranya TNI AL, Bakamla, KSOP dan Bea Cukai," katanya.
Disampaikan Nurochman, patroli itu dilakukan di hospot-hospot pulau yang menjadi pintu masuknya barang-barang ilegal atau penyeludupan dari luar negeri, diantranya adalah pelabuhan tikus atau pelabuhan rakyat.
Seluruh kapal yang datang akan diperiksa dengan ketat, baik itu yang masuk di pelabuhan resmi maupun di pelabuhan rakyat, sebab sekarang banyak modus yang dilakukan oleh pelaku untuk melancarkan aksinya.
Baca juga: Pelabuhan Roro Rawan Penyeludupan, Bea dan Cukai Ungkap 5 Kasus di Pelabuhan Roro Tanjunguban
"Kita akan berkoordinasi dengan KSOP untuk menempatkan personilnya di pelabuhan-pelabuhan rakyat itu, karena saat ini pelabuhan rakyat itu salah pintu masuknya dan keluarnya barang penyeludupan," ucap Nurochman.
Menurutnya, yang paling rawan dijadikan tempat penyeludupan oleh para pelaku adalah pulau-pulau yang berada di OPL, salah satunya adalah pulau Putri Nongsa Kota Batam.
Namun sekarang ini karena pemeriksaan diperketat, diperkirakan untuk sementara penyeludupan barang dari Malaysia dan Singapura tidak lagi memalui Batam, namun langsung tembak ke Tembilahan Provinsi Riau melalui jalur laut Karimun.
Penyeludupan yang paling banyak dilakukan oleh pelaku selain narkoba adalah rokok ilegal, mikol dan juga balpres.
Hal itu dikarenakan perbedaan harga yang sangat jauh antara diluar negeri dengan di Indonesia.
"Kalau untuk penyeludupan elektronic bekas dari Batam banyak dengan tujuan pelabuhan Buton Riau, yakni modusnya menitipkan kepada penumpang kapal. Jadi kedepannya semua kapal-kapal penumpang juga akan diperiksa dengan ketat," ungkapnya.
Ditambahkannya, secara umum modus yang dilakukan dalam penyeludupan oleh para pelaku banyak dengan cara mengunakan kapal-kapal perahu nelayan dan perahu yang didesain khusus dan berkecepatan tinggi.
"Dalam razia yang kita lakukan, kalau kapal-kapal besar dan kapal ikan resmi itu jarang membawa barang seludupan, karena mungkin disebabkan kapal itu kecepatannya rendah dan gampang sekali untuk diperiksa petugas," imbuhnya. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google