HUMAN INTEREST

KISAH Sarma, Pasien Sembuh dari Infeksi Covid-19 di Batam, Monyet Jadi Teman Pembunuh Kejenuhan

Sarma, mantan pasien covid-19 membagikan kisah menarik selama menjalani perawatan di rumah sakit hingga akhirnya dinyatakan sembuh.

TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA
RUANG PERAWATAN - Suasana di ruang perawatan isolasi 240 A Gedung RSKI Galang Batam. Sarma, seorang pasien covid-19 mengakui kebosanan menjalani karantina meskipun selama di RSKI Galang Batam berbagai kegiatan sehat dilakukan untuk mengisi waktu kosong. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Banyak kisah menarik yang dirasakan pasien positif covid-19 selama menjalani perawatan di rumah sakit hingga akhirnya dinyatakan sembuh.

Sarma, seorang pasien covid-19 mengakui kebosanan menjalani karantina meskipun selama di RSKI Galang Batam berbagai kegiatan sehat dilakukan untuk mengisi waktu kosong.

Pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang mengisi waktu luang disore hari dengan kegiatan unik. Tak hanya berolahraga, bahkan disuruh memberi makan monyet. 

Ini salah satu kekhasan rutin pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang di karantina di Galang. Tak terkecuali, Sarma yang diboyong ke RSKI karena positif Covid. 

"Iya, tiap sore itulah kegiatan kami. Masih berkesan sampai sekarang," ujar mantan pasien Covid-19, Sarma, Selasa (2/3/2021).

Diakuinya memberi makan monyet, semacam hiburan di sana. Olahraga dan berjemur wajib pagi dan sore. 

"Di sana juga wajib pake masker, seluruh petugas pake APD (alat pelindung diri)," kata Sarma. 

Selain berjemur dan olahraga, aktifitas Sarma dan pasien lainnya wajib di dalam kamar.

Nah, selama di kamar Sarma mengisi waktu luangnya dengan membaca buku dan menonton film. bahkan, ia tak lupa selalu hubungi keluarga, pacar dan teman untuk sekedar saling menanya kabar. 

Sebelum diizinkan pulang, Sarma telah menjalani dua kali swab.

Baca juga: TAHUN 2021, Belum Ada Dana Bantuan Langsung Tunai Warga Bintan Terdampak Covid-19

Ke 2 hasil swab yang diambil petugas RSKI menyatakan pria berusia 30 tahun ini negatif Covid. Karena hasil swab negatif, Sarma pun dipulangkan. 

Pria yang akrab disapa Ciro ini mengaku, meski dipulangkan karena sudah negatif Covid ia masih diwajibkan karantina mandiri selama seminggu di rumah.

Dan diharapkan keluar rumah saat kondisi benar-benar stabil. Ia mengamini semua petunjuk petugas, agar ia benar-benar sembuh dari Covid. 

"Pulang dari RSKI, harus karantina lagi di rumah. Tak apa-apa, yang penting cepat pulih," kata Sarma lagi sembari tertawa.

Ia merasa lega karena sudah dinyatakan negatif.

Sebab awalnya, ia cukup kaget ketika divonis petugas Rumah sakit Elisabeth Baloi positif Covid.

Hal itu disampaikan petugas rumah sakit, dua hari setelah ia swab mandiri. 

Jadi 6 hari sebelum melakukan Swab mandiri, Sarma mengalami demam tinggi, tenggorokan sakit hingga batuk kering.

Awalnya, Sarma berpikir jika ia hanya demam biasa, karena kecapekan dan kehujanan.

Ia pun langsung mengkonsumsi paracetamol dan antibiotik yang ia beli di salah satu apotik di Batam

Dua hari kemudian panasnya mulai turun, namun batuk kering tetap berlanjut.

Meski begitu, Sarma tetap memutuskan untuk berangkat kerja. 

Namun saat hendak memakai handsanitezer, Sarma tak mencium bau apa-apa. Bahkan saat menyemprot parfum, ia kembali merasakan hal yang sama. 

"Jadi aku sempat ngomong, kenapa parfum nggak wangi. Trus teman aku yang duduk dipojok bilang, udah wangi banget kok. Nah, kok aku nggak nyium bau apa-apa ya,"tuturnya lagi.

Sadar ada hal yang tak beres dengan kondisinya, Sarma langsung menuju ruang kesehatan di kantornya. Di sana, ia minta di rapid. 

Hasil rapid yang keluar menyatakan Sarma non reaktif Covid.

Namun hasil rapid tak membuat Sarma puas. Ia kemudian berkonsultasi dengan dokter yang menangani Covid-19 di kantornya. 

"Aku ceritakan semua gejala yang dirasa, dokter itu menyarankan agar aku swab, soalnya gejala yang aku rasa sudah mengarah ke Covid, apalagi karena kehilangan indera penciuman," katanya.

Lantaran sudah sore, Sarmapun menunda untuk melakukan swab hari itu. Ia memutuskan untuk swab esok harinya.  

RS Elisabeth menjadi lokasi tujuan Sarma. Ia sengaja datang pagi hari agar bisa mendapat pelayanan cepat. Swab pun dilakukan petugas, dengan mengambil sampel lendir di hidung dan tenggorokan. 

"Pulang dari rumah sakit, aku langsung isolasi mandiri. Aku takut menularkan ke yang lain. Dua hari hasil swab keluar dan dinyatakan positif. Aku diminta diam di rumah sampai ada panggilan," katanya.

Dua hari berlalu sejak dinyatakan positif, ternyata Sarma tak juga dihubungi tim gugus covid.

Ia semakin bingung dan takut menularkan ke orang lain. Beberapa orang ia hubungi, namun hasilnya tetap nihil, ia tak juga dijemput. 

"Akhirnya, saya kembali cerita ke dokter yang menyarankan swab kemarin. Kebetulan juga dokter itu penanggungjawab Covid di Pukesmas Baloi Permai. Dia minta saya foto hasil swab, esok harinya saya disuruh datang ke Pukesmas untuk kemudian dibawa ke RSKI, " tutur Sarma lagi. 

Di RSKI, lanjut Sarma. Ia mendapat berbagai vitamin dan obat anti virus selama 5 hari. Disana, Sarma dan ratusan pasien Covid-19 lainnya juga diwajibkan bangun pagi dan melakukan aktifitas diluar ruangan. Di antaranya berolahraga, berjemur dan memberi makan monyet. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved