KESEHATAN

Ini 5 Dampak yang Akan Terjadi pada Tubuh jika Sering Mengonsumsi Garam

Diet yang diterapkan aktris Tya Ariestya kini tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Walaupun banyak orang yang berhasil menurunkkan ...

iStock
Ilustrasi garam 

TRIBUNBATAM.id - Diet yang diterapkan aktris Tya Ariestya kini tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. 

Walaupun banyak orang yang berhasil menurunkan bobot tubuh karena mengikuti pola diet aktris yang pernah menjadi atlet taekwondo itu, namun ada beberapa saran diet yang dianggap tidak tepat.

Salah satunya adalah garam yang boleh dikonsumsi secara bebas. 

Padahal, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam harian hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.

Berikut sejumlah dampak yang terjadi pada tubuh jika kita terlalu banyak mengonsumsi garam

1. Kerja ginjal terganggu

Ginjal menyaring lebih dari 120 liter darah setiap harinya.

Organ ini juga berfungsi untuk menarik racun dan cairan yang tidak diinginkan dari sel-sel di seluruh tubuh, kemudian mengirimnya ke kandung kemih untuk dibuang melalui urine.

Konsumsi garam berlebih dapat mempersulit ginjal untuk mengeluarkan cairan.

Akibatnya, cairan bisa menumpuk dan meningkatkan tekanan darah. Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa memicu penyakit gagal ginjal. 

2. Tekanan darah tinggi

Konsumsi makanan tinggi garam dalam jangka waktu lama bisa memicu sejumlah masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Menurunkan kandungan garam dari pola makan bisa membantu menurunkan tingkat tekanan darah.

Misalnya, dua ulasan besar yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) pada 2013 dan jurnal Global Heart pada 2015, melaporkan bahwa pengurangan asupan garam 4,4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (angka atas dan bawah pembacaan) masing-masing hingga 4,18 mmHg dan 2,06 mmHg.

Namun, penurunan yang diamati hampir dua kali lebih besar pada individu dengan hipertensi, dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah dalam kisaran normal.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved