Menguak Misteri Keberadaan Naskah Asli Supersemar, Soeharto 'Kudeta ' Soekarno dengan Cara Kasar?

Surat perintah bertanggal sebelas Maret yang mengantarkan Soeharto ke puncak kekuasaan di Republik Indonesia itu menyimpan segudang misteri

asset.kompas.com
Ilustrasi Soekarno dan Soeharto 

3. Ada tiga versi naskah

surat perintah Supersemar
surat perintah Supersemar (int)

Saat ini setidaknya ada tiga versi naskah Supersemar yang beredar di masyarakat.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) saat ini menyimpan tiga Supersemar, namun, ketiganya memiliki versi masing-masing.

Pertama, Supersemar yang diterima dari Sekretariat Negara, dengan ciri: jumlah halaman dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi, dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama "Sukarno".

Kedua, Supersemar yang diterima dari Pusat Penerangan TNI AD dengan ciri: jumlah halaman satu lembar, berkop Burung Garuda, ketikan tidak serapi versi pertama.

Penulisan ejaan sudah menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku pada saat itu.

Jika pada versi pertama di bawah tanda tangan tertulis nama "Sukarno", pada versi kedua tertulis nama "Soekarno".

Ketiga, Supersemar yang diterima dari Yayasan Akademi Kebangsaan, dengan ciri: jumlah halaman satu lembar, sebagian surat robek sehingga tidak utuh lagi, kop surat tidak jelas, hanya berupa salinan.

Tanda tangan Soekarno pada versi ketiga ini juga berbeda dengan versi pertama dan kedua.

4. Pengakuan Amirmachmud

Presiden Soeharto Pakai Supersemar untuk Gulingkan Soekarno, Ajudan: Bung Karno Merasa Dikibuli!
Presiden Soeharto Pakai Supersemar untuk Gulingkan Soekarno, Ajudan: Bung Karno Merasa Dikibuli! (Tribunnews)

Beberapa sumber menyebutkan bahwa naskah asli Supersemar disimpan di sebuah bank di luar negeri, sedangkan sumber lain menyebut yang asli sebenarnya sudah tidak ada karena dibakar dengan tujuan tertentu.

Dalam wawancara oleh Majalah Forum edisi 13, 14 Oktober 1993, mantan Menteri Dalam Negeri Amirmachmud mengatakan bahwa naskah asli Supersemar diserahkan oleh Basoeki Rachmat, M Jusuf, dan dirinya kepada Soeharto yang saat itu menjabat Menteri Panglima Angkatan Darat.

Namun kemudian Pak Harto menyerahkan surat itu pada Soedharmono untuk keperluan pembubaran PKI.

Setelah itu surat tersebut “menghilang.”

Menurut Amirmachmud naskah asli Supersemar terdiri dari dua lembaran.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved