BATAM TERKINI
Pelabuhan Batu Ampar Dikonsep Canggih, Kembangkan Sistem Digital, Dukungan Infrastuktur?
Pelabuhan Batu Ampar ditetapkan sebagai Batam Logistic Ecosystem, bagian dari National Logistic Ecosystem.
Hal itu pernah disampaikan Penasihat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, didampingi oleh Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Agus Sudarmadi, dan Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Susila Brata beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Batam.
Ia mengatakan, Pelabuhan Batu Ampar, Batam akan menjadi perhatian karena pelabuhan adalah salah satu unsur penting dalam penerapan BLE.
Ia pun menilai bahwa kawasan Batam melalui BLE akan menjadi percontohan penataan logistik di Indonesia yang berbasis green and smart port, penataan logistik dan mewujudkan green and smart port dengan teknologi informasi yang memadai, dan menurutnya Dirjen Bea dan Cukai patut diapresiasi karena dapat menginisiasi adanya BLE yang juga bagian dari NLE.
Di sisi lain, menurutnya, Batam menjadi percontohan nasional karena statusnya sebagai Kawasan Bebas atau free trade zone (FTZ).
Batam memiliki kompleksitas dalam hal arus lalu lintas barang, sehingga apabila Batam dapat dibenahi maka akan mudah menerapkan BLE ini di daerah Indonesia lainnya.
“Melalui Inpres 5 Tahun 2020 tentang Penataan Logistik Nasional, Batam ini menarik menjadi percontohan karena statusnya sebagai FTZ, (apabila) Batam ini rapi, maka mudah untuk (menjadi) percontohan daerah lain, secara nasional akan rapi nanti Indonesia ini.
Daya saing kita akan meningkat, logistic performance index menjadi baik, logistic cost dapat ditekan, sehingga kita akan cepat maju dan sejajar dengan negara lain bahkan bisa lebih hebat, inilah harapan kita ke depan,” katanya.

Hal serupa juga disampaikan Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sahat Manaor Panggabean.
Ia bilang Batam menjadi percontohan nasional karena statusnya sebagai FTZ. Batam memiliki kompleksitas dalam hal arus lalu lintas barang, sehingga apabila Batam dapat dibenahi maka akan mudah menerapkan BLE ini di daerah Indonesia lainnya.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Nelson Idris, dikutip dari Buletin-BPPB- Batam Port BP Batam menguraikan, di tengah melemahnya perekonomian akibat pendemi covid-19, sektor industri barang logistik di Batam mampu terus meningkat.
Meski beberapa kegiatan yang masih belum maksimal dilaksanakan, seperti kegiatan KSO Bunkering BBM di Pelabuhan Batu Ampar dan Kabil, Ship To Ship (STS) & Floating Storage Unit (FSU) dan pemanfaatan dermaga selatan Batu Ampar, yang kini tengah dilakukan perbaikan, dapat menggenjot pendapatan Pelabuhan Barang BUP menjadi Rp 416 miliar.
Nelson menambahkan, ada banyak kemudahan yang kini dapat dirasakan para pengguna jasa kepelabuhanan dengan digitalisasi.
Untuk pengurusan Pemberitahuan Kedatangan Kapal Asing (PKKA) misalnya. Dahulu hanya bisa diurus di Pusat (Kementerian Perhubungan), kini telah dilimpahkan kewenangannya kepada Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam dan Tanjung Balai Karimun sehingga proses pengurusan hanya memakan waktu satu jam saja.

Pandemi Corona Virus (COVID-19) yang melanda berbagai aspek ternyata tidak berpengaruh secara signifikan pada produksi di Pelabuhan Barang yang dikelola BUP BP Batam. Justru data menunjukkan trafik Pelabuhan Barang terus merangkak naik.
Pada Semester I 2020 jumlah kunjungan kapal yang berkegiatan di Pelabuhan Barang BUP sebanyak 11.693 call, tumbuh 7 persen dibandingkan pada Semester I Tahun 2019 yakni sebanyak 10.949 call.