TRIBUN WIKI
Profil dan Kiprah Moeldoko, Terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB
Inilah profil dan kiprah Moeldoko, terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
TRIBUNBATAM.id - Inilah profil dan kiprah Moeldoko, terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Moeldoko akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat setelah digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel The Hill Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Jumat (5/3/2021).
Meski sudah ketuk palu, keputusan ini masih menunggu persetujuan Moeldoko.
Panitia kongres pun langsung menghubunginya melalui sambungan telepon.
"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Moeldoko pun memberikan 3 pertanyaan sebelum menerima amanah tersebut, yaitu meminta kader untuk serius mendukungnya.
"Walaupun secara aklamasi memberikan kepracayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujarnya.

Kemudian karena para peserta KLB serius untuk mendukung Moledoko pun menerima.
"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.
Lantas, siapa sebenarnya Moeldoko?
Berikut Tribun Batam sajikan profil dan kiprahnya.
Baca juga: Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Hotel The Hill Sibolangit
Baca juga: Polda Sumut Akan Bubarkan KLB Partai Demokrat Kubu Moeldoko, Sempat Bentrok dengan Pendukung AHY
Baca juga: KLB Partai Demokrat, Marzuki Alie Jagokan Ibas, Darmizal Dukung Moeldoko, Gantikan AHY
Profil Moeldoko

Moeldoko lahir di Kediri, Jawa Timur pada 8 Juli 1957.
Ia merupakan putra dari pasangan Moestaman dan Masfuah.
Masa kecil Moeldoko pernah membantu mengerjakan proyek pembangunan desa.
Dilansir Tribunnews Wiki, ia juga menyediakan batu dan pasir yang diangkut dari pinggir kali setiap pulang sekolah.
Apa yang dilakukan Moeldoko tersebut untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Moeldoko merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Suami dari Koesni Harningsih ini menyelesaikan studi militernya pada 1981.
Dinyatakan sebagai lulusan terbaik, ia mendapatkan Bintang Adimakayasa.
Setelah lulus dari Akmil, Moeldoko mengawali karier militer sebagai Komandan Pleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana.
Kariernya di bidang militer terbilang melejit.
Ia berhasil menjadi Kasdam Jaya di tahun 2008.
Lalu, pernah mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat antara 2010-2011.
Jabatan itu mulai dari Panglima Divisi 1/Kostrad, Panglima Divisi III/Siliwangi, dan menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhanas.
Moeldoko kemudian menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2013.
Dilansir Kompas.com, di tahun yang sama, Moeldoko dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 30 Agustus 2013.
Ia menggantikan Laksamana (TNI) Agus Suhartono yang kala itu masuk masa pensiun.
Diketahui, Moeldoko pernah mengikuti Operasi Seroja Timor Timur pada 1984 dan Konga Garuda XI/A di tahun 1995.

Ia juga pernah mendapat penugasan di Singapura, Jepang, Irak-Kuwait, Amerika Serikat, dan Kanada.
Moeldoko tercatat pernah mendapat tanda kehormatan berupa Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV.
Lalu Satya Lencana Seroja, tanda jasa dari PBB, Satya Lencana Shanti Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Kartika Eka Paksi Utama.
Di usianya yang ke-57, Moeldoko meraih gelar Doktor Ilmu Administrasi Negara di Universitas Indonesia.
Ia lulus dengan nilai sangat memuaskan.
Dikutip dari Kompas.com, Moeldoko dilantik sebagai Kepala Staf Presiden pada 17 Januari 2018 menggantikan Teten Masduki.
Baca juga: Ada Apa? Orang-orang Berkaos Moeldoko Mondar-mandir di Sekitar KLB Demokrat, Jumlahnya Ratusan
Baca juga: Moeldoko Tak Ingat 2015 Pernah Minta Jabatan ke SBY, Andi Mallarangeng Tertawa: Masa Lupa?
Baca juga: Moeldoko dan Kader Pecatan Demokrat Kumpul di Sumut Gelar Kudeta, Andi Arief: Gunakan Cara Gila
Politik praktis

Kursi Panglima TNI dijabat Moeldoko selama hampir 2 tahun, mulai 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.
Usai pensiun dari militer, Moeldoko sempat menjajaki ranah politik praktis.
Dia tercatat masuk ke dalam jajaran pengurus Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) pada 2016.
Namun, pada 2018 Moeldoko mengundurkan diri dari partai tersebut.
Karier Moeldoko di Istana Kepresidenan dimulai sekira tiga tahun lalu.
Tepat 17 Januari 2018 Moeldoko di lantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan.
Saat itu, pemerintahan RI masih dipimpin Jokowi bersama Jusuf Kalla.
Adapun Moeldoko masuk kabinet setelah Jokowi melakukan reshuffle atau perombakan pada Januari 2018.
Saat itu dia menggantikan Teten Masduki.
Baca juga: Kisruh Kudeta Demokrat, Andi Arief Buka-bukaan Keterlibatan Moeldoko! GAMKI Terlibat?
Baca juga: Marzuki Alie hingga Jhoni Allen Dipecat Demokrat Tak Hormat, Terlilit Isu Kudeta Bersama Moeldoko
Baca juga: Tokoh DEMOKRAT Sentil MOELDOKO: Jenderal Kudeta Mayor, Gagal Pula! Hanya Jual Nama
Di pemerintahan Jokowi era kedua bersama Ma'ruf Amin, Moeldoko kembali dipercaya sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan.
Selain menjabat KSP, Moeldoko juga duduk sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak tahun 2017.
Dilansir dari laman hkti.or.id, sektor pertanian bukan hal asing bagi Moeldoko yang merupakan anak seorang petani.
Moeldoko juga disebut banyak melakukan aktivitas bisnis.
Salah satu kiprah Moeldoko di sektor bisnis yakni mendirikan pabrik bus bertenaga listrik.
Selain itu, Moeldoko juga aktif di ranah ekonomi syariah.
Bersama putranya, ia mendirikan fintech syariah yang berorientasi membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Profil Moeldoko, Panglima TNI Era SBY yang Dituding Hendak Kudeta AHY" dan Tribunnews.com dengan judul PROFIL Moeldoko, Kepala Staf Presiden yang Dituding Terlibat Rencana Kudeta Demokrat,
Baca berita terbaru lainnya di Google!