BATAM TERKINI

35 Rumah Warga dan Lapak Pedagang Kaki Lima di Simpang Barelang Batam Digusur Maret Ini

Penertiban pedagang dan rumah penduduk yang ada di sepanjang jalan Trans Barelang Batam akan dilaksanakan Maret 2021 ini.

TRIBUNBATAM.id/PERTANIAN SITANGGANG
Lapak pedagang di Simpang Barelang. Ratusan pedagang enggan pindah meskipun sudah mendapatkan surat peringatan pertama. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penertiban pedagang dan rumah penduduk yang ada di sepanjang jalan Trans Barelang Batam akan dilaksanakan Maret 2021 ini.

Hal itu menyusul akan dilaksanakannya pelebaran jalan menuju Jembatan Barelang tahun 2021 ini.

"Untuk penertiban akan kita laksanakan bulan ini, karena proyeknya sudah masuk lelang," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Batam Salim, Selasa (9/3/2021).

Salim menjelaskan, pembangunan jalan tersebut sudah lama dicanangkan oleh Pemko Batam, namun karena berbagai kendala, pelaksanaan peningkatan ruas jalan tersebut ditunda terus.

Dia juga menjelaskan bahwa jalan simpang Barelang sebelumnya sudah diukur yakni jalan tersebut ROW 100.

"Jadi selain pedagang ada juga sebanyak 35 rumah warga yang kena," kata Salim.

Dia juga menegaskan pedagang di sepanjang jalan Trans Barelang sudah diberikan SP 2.

"Dalam waktu dekat ini akan diberikan Sp 3 dan surat penertiban," katanya.

Pantauan di lapangan, saat ini pengerjaan jalur dua jalan trans Barelang sedang dilakukan.

Para pekerja terlihat melakukan pengukuran jalan mulai dari SPBU hingga Mako Yonif Raider 136/Tuah Sakti Batam.

Proyek pembangunan jalan tersebut diketahui dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Disiapkan Lokasi Sementara

Pedagang Kaki Lima (PKL) di tepi jalan menuju Jembatan Barelang akan direlokasi tahun ini.

Selain mereka, PKL di simpang Batu Besar hingga ke Polda Kepri juga ikut direlokasi.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Batam, Salim mengaku, PKL di Simpang Barelang tersebut sudah sampai tahapan pemberian Surat Peringatan (SP) 2. 

"Di situ ada rumah ada juga kios. Yang kios solusinya bergeser ke arah Barelang sana. Kemarin sama BP sudah kita koordinasikan," katanya, Sabtu (5/3/2021).

Pihaknya telah menyiapkan sekitar 171 kios. Sehingga bisa digunakan warga masih bisa meningkatkan ekonomi masyarakat Kota Batam

"Jalan itu row 100. Yang sekarang baru Row 35. Kiosnya gratis, tapi suatu saat kios itu dibutuhkan pemerintah mereka pindah lagi," ujarnya.

Sementara itu, PKL Simpang Batu Besar ke arah Nongsa tengah tahapan sosialisasi.

Pekerjaannya dilakukan pada 2022 mendatang, namun tahun ini relokasi PKL.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Bina Marga dan Cipta Karya untuk relokasi mereka. Arahnya ke arah Sambau," katanya.

Selain kedua titik itu, ada juga beberapa titik lokasi lainnya, seperti rumah liar dan PKL lainnya yang direlokasi.

Salim mengatakan penataan kota ada juga yang dinamakan pogram Kotaku di Tanjung Riau.

Terakhir ada 4 rumah yang menghalangi.

"Alhamdulilah kita bongkar kemarin tak ada kendala," ujarnya.

Selanjutnya, penataan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR di Simpang Tembesi.

Saat ini sedang berjalan proses sosialisasi ke warga dan sudah diberikan SP2.

"Kebutuhan jalan dari pinggir aspal sekarang kan 30 meter. Ada spare kita 20 meter kebelakang. Sesuai dengan permintaan warga dan tak ada ganti rugi dari pemerintah, solusinya mereka masih diperbolehkan bergeser dari 20 meter sampai 50 meter itu. Biar tak terkena oleh jalan," papar Salim.

15 Ruas Jalan Bakal Dibangun Tahun Ini

Tahun ini, akan ada 15 ruas jalan di Batam yang akan dibangun dan konsekuensinya sekitar 400-an Pedagang Kaki Lima (PKL) harus bersedia direlokasi.

Di antaranya PKL Simpang Barelang hingga ke Jembatan I dan Simpang Batu Besar hingga ke Polda.

"Tahun ini jalan tersebut akan kita buka dan kita lebarkan. Demi pembangunan infrastruktur di Kota Batam," ujar Rudi, Jumat (5/3/2021).

Ia berharap masyarakat Kota Batam mendukung jalannya pembangunan ini. Sehingga percepatan pembangunan infrastruktur di Kota Batam terlaksana.

"Ini juga demi kebaikan warga Kota Batam. Sehingga perekonomian bisa berjalan," katanya.

Sebanyak 15 ruas jalan di Batam akan dibangun sepanjang 2021 ini. Proses tender tengah berlangsung dan diperkirakan mulai pekerjaan awal April mendatang.

Wakil Wali Kota Amsakar Achmad mengatakan proyek pembangunan jalan itu dianggarkan oleh Pemko Batam, BP Batam dan Kementerian dengan total 15 ruas jalan.

Di antaranya pembangunan Pemko 6 ruas jalan, BP Batam 7 ruas jalan dan 2 proyek nasional.

Baca juga: Lapak Bakal Digusur, Ratusan Pedagang di Simpang Barelang Batam Ogah Pindah

"Proses sudah berlangsung, ini sedang proses pemenang, insya Allah, April pelaksanaan awal," ujar Amsakar.

Adapun rencana pembangunan tahun ini seperti pembangunan bundaran Simpang Barelang dan Simpang Basecamp, Pelebaran jalan di depan Perumahan Dutamas, Simpang Greenland dan Simpang Bengkong Golden Prawn.

Pembangunan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.

Sementara, pembangunan yang bersumber dari BP Batam, seperti pengembangan Pelabuhan Batuampar serta jalan penghubungnya, dibangun secara bertahap sampai lima lajur hingga Simpang Kepri Mall.

Kemudian, peningkatan ruas jalan Simpang Seiharapan ke Pelabuhan Sekupang yang dilengkapi jogging track dan jalur sepeda yang direncanakan selesai akhir tahun 2022.

Selain itu, peningkatan jalan Ocarina yang menghubungkan Batam Center dan Bengkong. Di jalan ini juga dilengkapi jalur pesepeda.

Selanjutnya, pengembangan Rumah Sakit Badan Penggusahaan (RSBP) serta Taman kolam di depannya juga akan ditata.

Kemudian, untuk proyek anggaran nasional, pelebaran jalan dari Seiharapan menuju Batuaji dan pelebaran jalan di Seibeduk.

"Upaya kami untuk melakukan percepatan pembangunan, sehingga infrastruktur Batam lebih bagus lagi. Hal ini tak menutup kemungkinan untuk membangkitkan roda perekonomian Batam," tegas Amsakar.

Proses pembangunan oleh Pemko Batam sempat terkendala pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan.

Namun tim terpadu telah bernegosiasi dengan sejumlah pedagang dan telah mendapatkan jalan keluar. Surat pemberitahuan untuk penertiban ruas jalan yang dipakai sudah dilayangkan.

"Pak assisten yang ditugasi telah melakukan pembicaraan dengan para pedagang. Intinya ada relokasi atas penertiban tersebut, karena pertimbangan kami kondisi Covid ini," imbuh Amsakar.

Tak hanya terkait ruas jalan baru, Pemko Batam juga mendesak Pemrov Kepri melanjutkan pembangunan jalan dari Simpang Frangky hingga terowongan Pelita. Sebab, kondisi jalan tersebut sudah cukup banyak dikeluhkan masyarakat.

"Saya dapat info beberapa waktu lalu ada yang jatuh karena kondisi jalan rusak. Hal itu diduga karena pada Desember lalu, intensitas hujan cukup tinggi, yang membuat jalan cepat rusak, tapi saat itu sudah ada penambalan. Namun kami tetap sampaikan agar proses pembangunan dilanjut," kata Amsakar. 

Pedagang Ogah Pindah

Sementara itu ratusan pedagang di sepanjang jalan Trans Barelang, mulai dari Simpang Barelang, sampai dengan Perumahan Taman Cipta Asri, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, tetap bertahan meski lapak mereka akan digusur.

Sampai saat ini para pedagang tetap berjualan, walapun mereka sudah menerima Surat Peringatan (SP) pertama.

Pembangunan pelebaran jalan trans Barelang direncanakan akan dilaksanakan tahun 2021. Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan tersebut selalu macet setiap hari, saat pulang kerja.

Bahkan sebelumnya Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sudah meninjau lokasi dan berbincang dengan pedagang.

Namun sampai saat ini para pedagang belum ada yang mau membongkar sendiri lapak jualan mereka. Informasi yang dikembangkan di lapangan, Jumat (5/3), para pedagang enggan pindah karena belum ada lapak yang bisa mereka gunakan untuk melanjutkan usaha mereka.

"Kita berjualan hanya menyambung hidup, untuk memenuhi ekonomi keluarga,"kata Roy, seorang pedagang di Barelang.

Dia mengatakan mereka hanya mencari rezeki untuk biaya hidup keluarga.

"Jadi kami bukan menolak pembangunan. Tapi kami juga tidak ungin menjadi sampah masyarakat,"kata Roy.

Dia mengatakan, mereka berjualan di jalan trans Barelang bukan untuk mencari kaya.

"Kita tahulah saat ini, mencari pekerjaan itu bukan hal yang gampang, apalagi kita yang jualan di sepanjang jalan ini sudah berumur semua. Mau bekerja dimana lagi," katanya.

Mita, Pedagang lainnya juga mengakui saat ini untung dari jualan yang mereka peroleh tidaklah banyak.

"Bahkan satu hari kadang tidak ada pemasukan. Kami hanya bertahan,"katanya.

Saat ditanya jika dipindahkan ke tempat lain, para pedagang juga mengaku sangat enggan di pindahkan.

"Memulai usaha itu bukan mudah, kalau tempat baru, berarti harus mulai dari awal lagi,"kata Mita.

Dia mengatakan berjualan di jalan trans Barelang, pembelinya bukan hanya wisatawan, tetapi warga sekitar juga.

"Kalau kita dipindahkan ke jembatan satu Barelang, Pembeli kita hanya wisatawan, Sementara wisatawan hanya hari libur datang. Mau makan apa kami nanti," kata Mita.

Di tempat terpisah Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban (Kasitrantib) Kecamatan Sagulung, Jamil mengatakan penggusuran pedagang di jalan trans Barelang, akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Pemko sudah berikan SP dua, kalau pelaksanaan penggusuran kita kurang tahu,"katanya.

Sementaraa mengenai ganti rugi, Jamil mengetakan ganti rugi tidak ada.

"Dari awal sudah disampaikan kepada masyarakat, bahwa ganti rugi tidak ada,"kata Jamil. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi/Pertanian Sitanggang)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved