BATAM TERKINI
WARGA 2 Pulau di Kecamatan Bulang Menjerit, Tumpahan Minyak Usik 'Periuk Nasi'
Tumpahan minyak di perairan Pulau Labu dan Pulau Air, Kota Batam mengancam kehidupan warga di sana.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga Pulau Labu dan Pulau Air di Kecamatan Bulang, Kota Batam menjerit.
Tumpahan minyak atau Oil Spill tak hanya membuat lingkungan mereka rusak.
Tapi juga berdampak pada 'periuk nasi' mereka.
Ketua RW 03 Pulau Labu, Ramadan mengungkapkan, meski kondisi sekitar perairan Pulau Labu dan Pulau Air sudah tidak sekotor sebelumnya dan tidak lagi berbau,
namun kerugian lingkungan dan ekonomi masih dirasakan warga.
Dampak yang dirasakan warga sekitar adalah berkurangnya tangkapan ikan, rusaknya alat budidaya ikan, serta polusi udara akibat bau busuk yang menguar dari minyak di pantai.
"Lokasi sudah aman, kemarin warga beramai-ramai gotong royong.
Tetapi mata pencaharian kami masih kurang," tegas Ramadan kepada TribunBatam.id, Rabu (10/3/2021).

Selama ini, warga telah berusaha berkomunikasi dan mendatangi pihak PT Marcopolo Shipyard untuk menuntut kejelasan ganti rugi.
Akan tetapi, hingga saat ini, keputusan dari pihak perusahaan belum kunjung menemui titik terang.
"Kami diiming-imingi estimasi ganti rugi dari perusahaan.
Tapi sampai sekarang masih ditunda-tunda," jelas Ramadan.
Akibat rusaknya lingkungan, alat tangkap ikan, serta berkurangnya tangkapan ikan sehari-hari, kerugian yang dirasakan warga mencapai estimasi kurang lebih Rp 600 juta.
Datangi DPRD Batam
Sejumlah warga Pulau Labu, Kecamatan Bulang, Kota Batam sebelumnya mendatangi ruang rapat Komisi III DPRD Batam, Selasa (9/3/2021).