TRIBUN PODCAST
Indonesia Darurat Narkoba, Dulu hanya Transit Kini Sudah Jadi Negara Tujuan
Jika dulu hanya transit, kini Indonesia menjadi target negara tujuan peredaran narkoba yang berasal dari Myanmar dan Iran.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penanganan peredaran gelap narkoba di Indonesia terus digalakkan oleh pemerintah melalui setiap kesempatan dan momentum.
Dari penindakan serta penyuluhan dilakukan oleh pemerintah.
Kepala BNNP Kepri Brigjen Pol Hanry Parlinggoman Simanjuntak yang menggantikan kepala BNNP Kepri sebelumnya Brigjen Pol Richard Nainggolan berkesempatan hadir di podcast Tribun Batam.
Hanry menjelaskan bahwa istilah physcotropica dan Narkoba yang sering di dengungkan oleh masyarakat merupakan sesuatu yang sama .
"Itu sama cuma berbeda penyebutan istilah saja," ujarnya.
Hanry mengatakan kondisi di wilayah Indonesia tergolong darurat narkoba.
Hal itu jika di lihat dari data tahun 2019 untuk narkotika jenis sabu yang masuk ke Indonesia lebih dari 17 ton yang diungkap oleh penegak hukum.
"Angka prevelensi kita di tahun 2019 ialah 1,8% pengguna sekitar 3,4 juta orang darurat itu jumlah yang masuk dan pengguna menggunakan," ujarnya.
Kepala BNNP Kepri itu menjelaskan siapa saja mau dari masyarakat biasa hingga pejabat termasuk penegak hukum bisa terseret kasus narkoba.
Menurut Henry, Indonesia sebagai daerah atau kawasan yang menjadi sasaran utama peredaran narkoba di kawasan Asia.
Baca juga: 300 Personel Polresta Barelang Batam Divaksinasi Covid-19
"Di era 80an kita menjadi daerah transit tetapi ke sini kita menjadi daerah tujuan," ujarnya.
Selain itu salah satu faktor yang juga menjadikan Indonesia menjadi target utama ialah pendapatan perkapita yang terus tumbuh di Indonesia.
"Faktor ekonomi menjadi salah satu alasan menjadikan kita sebagai tujuan dimana hal itu bisa di ukur dari pendapatan per kapita," ujarnya.
Peredaran narkoba jenis sabu yang masuk ke Indonesia itu ada dua sumber, yang pertama dari Myanmar dan dari Iran.
"Dari daerah adalah peredaran sedikit peredaran," ujarnya.