Kharisma 2 Jendral Mantan Panglima TNI, Moeldoko dan Gatot Nurmantyo Beda Pandangan di Demokrat

Sekretaris Jenderal Demokrat versi KLB Jhoni Allen Marbun tak percaya dengan pernyataan Gatot Nurmantyo bahwa ia diajak mengkudeta Partai Demokrat.

Editor: Eko Setiawan
Tribunnews
Dua mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) TNI Moeldoko dan Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo. Keduanya kini terjun ke politik praktis saat pensiun. Moeldoko Ketum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Gator aktif di KAMI. Baru-baru ini Gatot mengaku juga ditawari jadi Ketum Partai Demokrat, namun ia menolak. 

Sebelumnya, diketahui Gatot membocorkan siapa sosok yang mengajaknya menjadi Ketum Demokrat untuk menggulingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurutnya, orang itu sama-sama membantu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam membangun Demokrat.

"Orang ini adalah yang sama-sama membangun Partai Demokrat, bersama-sama membantu SBY," kata Gatot, dikutip dari tayangan YouTube Mata Najwa, Rabu (10/3/2021).

Foto Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dengan latar belakang atau backdrop Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) diunggah di akun instagram Gatot Nurmantyo 6 hari lalu. Dia menulis pesan, Koyaklah Dadaku agar Kamu Mengerti Seberapa Merah Putihnya Jiwa Ragaku.
Foto Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dengan latar belakang atau backdrop Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) diunggah di akun instagram Gatot Nurmantyo 6 hari lalu. Dia menulis pesan, Koyaklah Dadaku agar Kamu Mengerti Seberapa Merah Putihnya Jiwa Ragaku. (nurmantyo_gatot)

Mantan Panglima TNI itu kembali menjelaskan orang itu merupakan eks kader Demokrat, yang keluar dari partai dan mengabdi dari luar.

Kata Gatot, ketika berhembus kabar tentang adanya KLB, sosok ini mendatanginya.

"Ketika ada informasi tentang KLB, datang kepada saya, terus saya sampaikan coba dalami lagi," ucapnya.

Lalu, setelah AHY melakukan konferensi pers tentang KLB, orang itu kembali mengajaknya lagi.

"Beliau ini datang kepada saya, menyampaikan bahwa ini sudah pasti akan terjadi dan tidak bisa ditolong lagi."

"'Maka Tolong pak gatot ikut KLB'. Lalu, saya tanya bagaimana prosesnya. Yang pertama adalah mosi tidak percaya atau menurunkan AHY, baru itu diadakan pemilihan."

"'Saya jamin pak Gatot pasti menang'," ungkapnya.

Sayangnya, Gatot tak bisa menyebutkan nama dari sosok tersebut.

Tolak Ajakan KLB, Gatot Ingat Jasa SBY

Ajakan ini lantas ditolak Gatot mengingat jasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah membantunya berkarir di dunia militer.

Bagi Gatot, ajakan ini tidak sesuai dengan moralitas dan etika.

"Saya sampaikan bahwa harus menurunkan AHY. Ini sesuatu yang moralitas dan etika saya tidak bisa, karena saya dari Brigjen Mayjen jaman SBY."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved