Lagoi Bintan dan Nongsa Point Marina Batam Siap Terima Wisatawan Asing Mulai 21 April 2021
Lagoi di Bintan dan Nongsa Point Marina Batam menjadi poin awal untuk masuknya wisatawan mancanegara mulai 21 April 2021
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Agus Tri Harsanto
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Lagoi di Bintan dan Nongsa Point Marina Batam menjadi poin awal untuk masuknya wisatawan mancanegara. Rencananya wisatawan asing mulai masuk pada 21 April 2021.
Kawasan wisata Lagoi di Bintan dan Nongsa Point Marina Batam sudah siap menjalankannya dengan protokol kesehatan yang ketat serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukungnya.
Demikian di antara poin dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Kepri, di Graha Kepri, Batam, Sabtu (13/3/2021) kemarin.
Rapat tersebut dipimpin langsung Gubernur Kepri, Ansar Ahma dan dihadiri Wakil Gubernur, Marlin Agustina, Ketua DRPD Kepri Jumaga Nadeak, Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah, dan FKPD Kepri.
Kesiapan di sektor pariwisata itu dimulai dengan vaksiniasasi. Akhir pekan depan, Ansar Ahmad memastikan bahwa pelaku pariwisata akan divaksin.
Malah sejumlah masyarakat di kawasan tersebut juga akan divaksin. Ini semua dalam upaya kembali reaktivasi sektor pariwisata.
"Di Lagoi Kabupaten Bintan, meski ada 15 hotel, namun baru empat hotel yang akan buka. Kawasan ini juga sudah menyiapkan perangkat Swab PCR. Meski sudah tersedia, kemungkinan cukup menggunakan Genose yang terbuktif efektif mendetekai virus corona," sebut Ansar Ahmad.
Saat ini, kata Gubernur Kepri, ada delapan GNose C19. Penggunaan GNose ini disambut baik mereka yang ingin berkunjung ke Kepri. Selain caranya yang mudah, juga biayanya yang murah.
“Secara umum mereka sangat siap. Mudah-mudahan langkah ini, menjadi awal yang baik mengembalikan Kepri sebagai daerah tujuan wisata. Sehingga perekonomian Kepri terus meningkat dan kembali mencapai pertumbuhan yang tinggi, dimana kasus penyebaran covid 19 bisa terus ditekan,” kata Gubernur Kepri.
Menurut Ansar Ahmad, pihaknya juga terus berkomunikasi dengan Singapura. Termasuk mendapat dukungan dari pemerintah pusat, yang juga melakukan perbincangan secara government to government.
Diperkirakan, mulai 21 April dua kawasan ini siap menerima wisatawan mancanegara.
Selain fokus pemulihan ekonomi melalui reaktivasi sektor pariwisata, penegakan protokol kesehatan di tempat umum, juga menjadi perhatian serius.
Gubernur Kepri tak ingin masyarakat terlena karena karena saat ini Kepri terus bergerak menuju zona hijau.
Meski sudah hijau, Gubernur Kepri menekankan semua untuk disiplin dengan protokol kesehatan. Termasuk mereka yang sudah divaksin, juga harus disiplin protokol kesehatan.
Di antara beberapa lokasi yang mendapat perhatian serius untuk penegakan protokol kesehatan adalah tempat yang selalu menjadi tujuan ramai orang yang datang, seperti pasar. Para pedagang dan pengunjung diminta untuk tetap patuh denhan protokol kesehatan. Tim Satgas Pencegahan dan Penanggulangan Covid19 diminta rutin melakukan penegakan itu.
Selain itu, juga dengan penegakan protkes di transportasi umum seperti kapal feri yang melayani penumpang. Setiap penumpang harus menegakan protokol kesehatan. Begitupun dengan pengaturan jarak dan tempat duduk.
Adapun untuk fasilitas tempat umum lainnya seperti mall, rumah makan, tempat hihuran hingga taman bermain, solusinya dengan memaksimalkan tim satgas mobile, guna lebih maksimal dalam pengawasan.
"Mereka harus berpatroli rutin melakukan pegawasan,” jelasnya.
Tentang GeNose
GeNose adalah alat pendeteksi virus corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Melansir dari Kompas, Senin (1/3/2021), Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyatna, mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada 24 Desember.
Menurut Kuwat, setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.
Alat itu dikembangkan oleh Prof Dr Eng Kuwat Triyana dan timnya. GeNose mendapatkan izin dari Kemenkes untuk menjalani uji diagnostik pada Oktober 2020. Desain uji diagnostik berupa cross sectional dan triple blinded.
Sementara itu, rekrutmen subjeknya adalah multicenter consecutive sampling hingga tercapai jumlah sampel berimbang antara kelompok positif Covid-19 dan negatif Covid-19.
Pada tahap awal penerapan GeNose C19 akan difungsikan sebagai alat screening Covid-19.
Anggota tim peneliti dr Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan, dalam uji diagnostik setiap pasien diambil sampel napas dan sampel swab nasofaring secara bersamaan.
Masih dari Harian Kompas, berbeda dengan alat deteksi Covid-19 lainnya, GeNose menggunakan embusan napas untuk penentuan infeksi Covid-19 atau tidak.
Hasil pemeriksaan alat yang menggunakan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) itu diklaim bisa selesai dalam waktu sekitar 80 detik.
Kuwat mengatakan pola embusan napas seorang yang terinfeksi Covid-19 akan berbeda dengan pola embusan napas orang sehat.
"Virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh seseorang akan menghasilkan volatile organic compounds atau senyawa organik mudah menguap yang khas," sebutnya. (Tribunbatam.id/endrakaputra)