HUMAN INTEREST

Kisah Dewanto Kepala Lapas Dabo Singkep, Sering Berpindah Tugas dan Jauh Dari Keluarga

Sebelum jadi Kepala Lapas Dabo Singkep, Dewanto memulai kariernya pada 1993 dengan kuliah di Akademi Ilmu Permasyarakatan di Jakarta

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Febriyuanda
Kepala Lapas Kelas III Dabo Singkep, Dewanto. Kisah Dewanto Kepala Lapas Dabo Singkep, Sering Berpindah Tugas dan Jauh Dari Keluarga 

Dewanto bercerita pengalamannya saat berhadapan dengan warga binaan. Ia pernah terkurung dalam Bengkel Kerja di Lapas bersama beberapa rekannya.

"Saat itu warga binaan melakukan demo sampai lempar batu segala macam. Saat itu pukul 10 pagi sampai pukul 2 siang, selama 4 jam kami terkurung.

Saat itu memang hal yang buat hati saya berdebar, dengan massa yang sudah mulai anarkis," ungkap Dewanto.

Dari sana, ia kembali melanjutkan kariernya di Lapas Kelas I Bandar Lampung selama satu tahun lima bulan.

Bandar Lampung merupakan kota yang membuatnya menjalani hidup dan kerja dengan kebiasaan-kebiasaan yang cukup keras, berbeda kebiasaan dengan orang-orang yang sebelumnya ia temui.

Setelah perjalanan itu, pada September 2018 ia dipindahkan ke wilayah Kepri, tepatnya di Lapas Dabo Singkep menjadi Kepala Lapas.

"Saya pikir Dabo itu di wilayah timur, ternyata saya salah, rupanya dekat dengan Tanjungpinang. Dilantik di Kantor Kemenkumham Senggarang, Kota Tanjungpinang.

Dan saya baru mengenal adat di sini. Alhamdulillah adat di sini hampir sama dengan tempat saya. Menurut saya, di Dabo ini paling enak, karena tempatnya enak dan damai," tutur Dewanto.

Lantas bagaimana komunikasinya saat jauh dari istri dan tiga anaknya di Cirebon?

"Seringkali anak video call nanya kapan pulang? Jadi ya saya jawablah dengan alasan apapun. Palingan saya pulang satu tahun sekali.

Ya terkadang paling itu saja, tapi tetap harus konsekuen jalankan tugas saya mau bagaimanapun," ungkap Dewanto.

Dewanto pernah berpikir untuk membawa keluarganya ke Negeri Bunda Tanah Melayu. Namun karena biaya yang terlalu tinggi, ia menunda niatnya itu.

"Ongkos untuk saya sendiri hanya untuk transportasi Rp 4 juta," ujar pria yang hobi bersepeda, fotografi dan ngevlog ini.

Ia berharap, agar ia dan keluarganya tetap selalu diberi kesehatan, apalagi dalam masa pandemi Covid-19.

Nah di luar pekerjaannya, Dewanto sering membuat konten youtube dengan memperkenalkan wilayah Lingga di videonya.

(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved