KABAR TOKOH
Masih Ingat Arman Depari, Jenderal Gondrong Berani Jawab DPR soal BNN, Kini Jadi Komisaris Pelindo I
Masih ingat Arman Depari, jenderal polisi berambut gondrong yang ditakuti gembong narkoba, begini kabarnya sekarang
TRIBUNBATAM.id - Masih ingat Arman Depari, jenderal polisi berambut gondrong yang ditakuti gembong narkoba, begini kabarnya sekarang.
Setelah pensiun kini Arman Depari menjabat Komisaris Pelindo I.
Saat aktif di kepolisian, Irjen ( Purn) Arman Depari berpenampilan nyentrik yakni berambut gondrong.
Sepak terjangnya ditakuti gembong narkoba.
Saat menjabat
Arman Depari Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Arman Depari sudah banyak menggulung gembong narkoba.
Ia juga sempat memberikan balasan tak terduga saat Komisi III DPR mengevaluasi Badan Narkotika Nasional (BNN).
Diketahui, pada rapat yang digelar Kamis (21/11/2019), Komisi III DPR RI melontarkan penilaiannya terhadap kinerja BNN.
Kritikan keras pun muncul terkait BNN dari sejumlah anggota Komisi III DPR RI.
Baca juga: Susno Duadji Tinggalkan Hiruk Pikuk Kekuasaan, Jenderal Polisi Ini Hidup Tenang Jadi Petani

Satu di antaranya kritik tajam dari Masinton Pasaribu, anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP.
Ia meminta BNN untuk dievaluasi dan dibubarkan. Kemudian, menyebut akan merevisi undang-undang.
"Saya minta BNN dievaluasi, bubarkan. Kita akan melakukan revisi terhadap undang-undang narkotika. Dilebur saja (BNN) nggak perlu lagi. Nggak ada progres," katanya.
Pernyataan ini dilontarkan Masinton karena menilai peredaran narkoba di tanah air masih menjadi ancaman serius.
Baca juga: Masih Ingat Sutarman? Jenderal Polisi Tolak Tawaran Menteri dari Jokowi, Ingin Hidup Bebas
Terkait hal ini, Irjen Arman Depari memberikan tanggapan saat diwawancara awak media, pada Rabu (27/11/2019).
Irjen Arman Depari mengaku, menyilakan jika BNN dibubarkan.
"Silakan saja bubarkan," ujar Irjen Arman Depari
Kemudian, jenderal gondrong ini pun melontarkan kata-kata tak terduga dan menohok.
"Sekalian saja anggota di dalamnya dibakar dan dikremasi saja," kata Arman Depari.
Dalam hal ini, ia pun berpesan agar Komisi III DPR RI kembali melakukan kajian soal wacana ancaman BNN dibubarkan.
Menurutnya, semua kegiatan BNN untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan pihak tertentu atau perseorangan.
"Kegiatan kami beroperasi untuk rakyat, bukan untuk kepentingan golongan atau keinginan selera seseorang," kata Irjen Arman Depari.
Tak hanya itu, Irjen Arman Depari pun menyebut kerja BNN selama ini demi menyelamatkan generasi muda bangsa dari narkoba.
"Kami bekerja untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia dari narkoba," ujarnya.
Lumpuhkan Bandar Narkoba Kelas Kakap

Sosok Irjen Arman Depari memang selalu menjadi sorotan. Jenderal bintang dua ini bersama timnya kerap unjuk gigi melumpuhkan bandar narkoba kelas kakap, bahkan yang berjaringan internasional.
Para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Dilihat dari profilnya, Arman Depari ini memang memiliki latar belakang mumpuni di bidang pemberantasan narkoba.
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri.
Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Di bidang ini, ia bahkan pernah melaksanakan beberapa tugas penyidikan napi teroris di luar negeri.
Tak hanya itu, Deputi Pemberantasan BNN ini juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra.
Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Setelah lulus SMA, ia kemudian mencoba peruntungan masuk ke Akpol. Ia pun termasuk, lulusan Akpol tahun 1985.
Selain identitasnya, hal lain yang mencuri perhatian dari sosok Arman Depari adalah penampilannya.
Ya, Jenderal yang satu ini berpenampilan berbeda dari aparat polisi kebanyakan yang kerap muncul di hadapan publik.
Ia memiliki rambut gondrong atau panjang. Arman Depari bahkan kerap menguncir rambut panjangnya saat muncul di hadapan publik.
Penampilannya yang terlihat maco ini ternyata sejak dirinya bekerja sebagai pemberantas narkoba di BNN.
Seperti yang banyak diberitakan, perubahan penampilan ini sengaja dilakukan Arman Depari karena tuntutan tugasnya untuk menangkap bandar narkoba.
Sebelumnya ketika bekerja sebagai Kapolda Kepulauan Riau, ia masih bernampilan dalam rambut pendek yang rapi.
Komisaris Pelindo I
Setelah pensiun, Arman Depari menjabat Komisaris Pelindo I.
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan perombakan pada jajaran komisaris PT Pelindo I (Persero).
Erick mencopot Refly Harun dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pelindo I. Selain Refly, Erick juga turut mengganti tiga komisaris Pelindo I.
Ketiganya yakni Heryadi dari jabatan Komisaris Independen, Bambang Setyo Wahyudi (Komisaris), Lukita Dinarsyah Tuwo (Komisaris), dan Winata Supriatna (Komisaris).
Sebagai gantinya, masuk sosok baru untuk jabatan komisaris, yakni Achmad Djamaludin yang diplot sebagai komisaris utama, lalu Irma Suryani Chaniago sebagai komisaris independen, dan Arman Depari sebagai komisaris.
Penetapan komisaris baru Pelindo I ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor. SK-123/MBU/04/2020 tanggal 20 April 2020.
Berikut jajaran Komisaris sebelumnya :
1. Refly Harun - Komisaris Utama merangkap sebagai komisaris independen
2. Heryadi - Komisaris Independen
3. Bambang Setyo Wahyudi - Komisaris
4. Lukita Dinarsyah Tuwo - Komisaris
5. Winata Supriatna- Komisaris.
Saat ini susunan jajaran komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Achmad Djamaludin - Komisaris Utama
2. Arman Depari - Komisaris
3. Herbert Timbo Parluhutan Siahaan - Komisaris Independen
4. Ahmad Perwira Mulia Tarigan - Komisaris Independen
5. Irma Suryani Chaniago - Komisaris Independen
6. Winata Supriatna - Komisaris.