TRIBUN PODCAST
Melihat Batam Dalam Angka Bareng Kepala BPS Rahmad Iswanto
Berikut edisi Tribun Podcast bareng Kepala BPS Batam Rahmad Iswanto. Melihat Batam Dalam Angka edisi Rabu (17/3/2021).
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Peran Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melihat Batam ternyata penting.
Tak hanya sensus, BPS Batam ternyata punya tugas lain selain kegiatan periode itu.
Ini terungkap dalam Tribun Podcast edisi Rabu 17 Maret 2021.
Dalam tema melihat Kota Batam Dalam Angka, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, Rahmad Iswanto menjabarkan Batam dalam angka.
Termasuk fungsi dan tugas lain BPS Batam.
Berikut wawancara TribunBatam.id dengan Kepala BPS Rahmad Iswanto.
TB: Apa saja sih tugas dari BPS ini, pak? Bisa dijelaskan.
RI: Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Tribun Batam karena kami telah diundang dalam acara ini,

Jadi memang banyak sekali masyarakat kita yang menganggap bahwa BPS itu tugasnya hanya sensus, tidak hanya itu sebenarnya.
Sensus pun tidak hanya sensus penduduk, tetapi sensus BPS itu berdasarkan undang-undang nomor 16 tahun 1997, itu diamanahkan bahwa BPS itu harus melakukan sensus sebanyak 3 jenis.
Yang pertama adalah sensus penduduk, yang kedua sensus pertanian dan ketiga adalah sensus ekonomi.
Tapi yang paling sering didengar adalah sensus penduduk, karena sensus penduduk sangat familiar dalam masyarakat.
Nah kalau sensus pertanian barangkali ada beberapa masyarakat yang tidak terkena, kalau masyarakat bukan sebagai petani.
Makanya lebih familiar di mata masyarakat adalah sensus penduduk
Namun demikian yang harus garis bawahi adalah tugas BPS ini tidak saja melakukan tugas sensus.
Tetapi begini saya ambil dari hulunya dulu.
Namanya Statistik itu, pengambilan angka-angka statistika ada 3 jenis atau cara, yang pertama adalah sensus, kedua adalah survei dan ketiga adalah metode dengan administrasi.

Ketiga hal tersebut masing-masing berbeda, kalau sensus itu semua populasi itu dicacah, ditanya tapi kalau survei hanya sampel-sampel tertentu saja.
Kalau lah seandainya, kita mempunyai kekayaan yang luar biasa untuk membiayai seluruh kegiatan statistik, maka tidak perlu ada survei.
Karena dana atau anggaran ini terbatas maka perlu adanya survei.
Karena survei itulah maka ada statistik, karena dari statistik kita bisa mengambil metodologi-metodologi satu dengan persyaratan tertentu sehingga akan mewakili dari populasi.
Salah satu contohnya adalah quick count pemilu, namun yang kami kerjakan setiap hari adalah quick count dalam indikator lain seperti angka inflasi kami hitung.
Pertumbuhan ekonomi kami hitung, IPM kami hitung, indeks pembangunan manusia kami hitung, kemiskinan juga kami hitung.
Dari hasil survei itu akan menghasilkan angka yang mendekati hasil kenyataan.
Kondisi kita saat ini baik secara ekonomi, sosial, budaya itu bisa diterjemahkan dalam angka statistik, dalam indikator-indikator statistik.
Baca juga: BPS Batam Waspadai Kenaikan Bahan Baku Jelang Puasa dan Lebaran
Baca juga: Tribun Podcast Batam: Berawal Dari Hobi, Asep dan Joni Kini Jadi Pembudidaya Ikan Cupang
Contohnya, pada tahun 2020 di Kota Batam terjadi kontraksi sebesar mines 2,55 persen, artinya bahwa kalau kita bandingkan dengan tahun sebelumnya 2019, itu ekonomi kita menurun sebesar berapa? Itu tadi angka statistik nya, -2,55.
Itukan menunjukkan secara global secara makro angka indikator statistik nya menunjukkan seperti itu.
Dan untuk menghasilkan angka-angka kita harus mensurvei berbagai jenis indikator.
TB: Baik Pak Rahmad. Nah kalau untuk sensus penduduk itu kenapa dilakukan setiap 10 tahun? Kenapa enggak setiap 1 tahun atau 5 tahun sekali?
RI: Kalau pertanyaan kenapa 10 tahunnya itu susah dijawab. Karena pertanyaannya bagus, dan saya tidak menyiapkan jawabannya.
Tapi yang jelas begini, kami bekerja berdasarkan undang-undang, tadi sampaikan bahwa undang-undang nomor 16 tahun 1997 itu mengamanahkan kepada kami ada 3 jenis sensus yang harus BPS laksanakan.
Untuk sensus penduduk harus dilakukan setiap tahun yang berakhiran dengan 0 (nol).
Sensus Pertanian itu dilaksanakan setiap tahun yang berakhiran dengan 3, dan untuk sensus ekonomi dilakukan oleh BPS setiap tahun yang berakhiran dengan angka 6.
TB: Sensus penduduk, pertanian dan ekonomi itu outputnya apa?
RI: Sensus penduduk kita menghasilkan tentu saja jumlah penduduk, jumlah penduduk itu kalau kita runtut lebih dalam lagi kita bisa mengetahui penduduk berdasarkan kelompok-kelompok.
Penduduk berdasarkan pendidikan, berdasarkan tempat tinggal, berdasarkan status perkawinan, jenis pekerjaan.

Perlu saya sampaikan berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 di Batam itu ternyata jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan itu masih banyak jumlah laki-laki dibandingkan perempuan.
Perbandingan nya kalau ada 100 orang perempuan itu ada 104 laki-laki.
TB: Untuk metode yang digunakan saat melakukan sensus penduduk itu seperti apa?
Apakah menggunakan tatap muka langsung atau sensus dengan cara digital?
RI: Kemarin kami sudah membuat elaborasi metode komben di sensus penduduk yang lalu, dengan partisipasi aktif masyarakat lewat sensus penduduk online atau digital.
Kemudian yang tidak sempat atau sibuk tetap kita datangi secara vace to vace door to door dengan wawancara.
Karena kita tetap mempertimbangkan masih ada masyarakat yang mungkin tidak punya akses teknologi.
Maka dari itu tetap kita adakan petugas untuk melakukan sensus penduduk dengan cara wawancara langsung.
Nah untuk yang sekarang, nanti memang di sensus penduduk longfom, sensus penduduk September 2021 nanti kita akan lakukan dengan metode yang pertama sampel.
Memang tidak semua penduduk itu akan kita datangi, ini yang perlu dicatat.
Kan saya sudah bilang tadi bahwa, tidak semua harus ditangani tapi bisa juga dengan metode survei artinya tidak semua.

TB: Kalau dari hasil Sensus Penduduk kemarin, jumlah penduduk di Batam ada berapa, Pak?
RI: Penduduk di Batam 1,2 juta kurang 3.700 artinya penduduk di Batam ada 1,196.300 jiwa hampir 1,2 juta jiwa yang ada di Batam.
TB: Nah Pak Rahmad, terkait sensus penduduk. Semua penduduk kan tercatat di Disduk Capil, semua tercatat di KK, E KTP.
Apakah soal jumlah penduduk tidak cukup diambil dari situ saja?
RI: Baik, saya perlu klarifikasi mengenai dua hal, yaitu yang pertama bahwa.
Tidak semua warga negara antara NIK alamat di dalam KTP itu sama dengan alamat tempat tinggal.
Sebagai bukti, di Sensus Penduduk 2020 Batam, 78 persen hasil sensus itu sesuai NIK dan 22 persennya itu tidak sesuai dengan NIK.
Yang kedua, kalau berdasarkan Sensus Penduduk tadi itu saya katakan bahwa penduduk kita 1.196.300 jiwa, berdasarkan Disduk Capil yang terakhir tahun sebanyak 1 juta seratus lima puluhan ribu.
Artinya ada selisih sekitar 46 ribu.
Nah kenapa terdapat selisih, ternyata tidak semua penduduk Batam ini memegang KTP Batam.
TB: Terkait sensus data kemiskinan kemarin banyak masyarakat yang tidak percaya, bagaimana pandangan Bapak?
RI: Kami di BPS Batam salah satunya menghitung indikator kemiskinan.
Saya pikir di beberapa lembaga penelitian yang dibangun oleh Universitas itu juga mencoba melakukan elaborasi perhitungan kemiskinan.

Tetapi ada beberapa pihak yang mengklaim bahwa ia mempunyai ukuran-ukuran kemiskinan tersendiri.
Kalau ukuran-ukuran kemiskinan tidak distandarisasi maka hasilnya tidak akan sama.
Kalau kemiskinan berdasarkan rasa, perkiraan dengan konsep dan difinisi yang jelas, itu yang kadang-kadang menjadikan persepsi masyarakat menjadi liar.
Seperti yang disampaikan tadi bahwa hasil sensus kemiskinan di Batam banyak masyarakat yang tidak percaya.
Tapi perlu digarisbawahi bahwa BPS sudah mempunyai standarisasi konsep yang sudah dipikirkan dan sudah matang.
Semua daerah di Indonesia semua standarisasi nya sama.
Konsep dan metodologi sama bahwa kemiskinan BPS itu dihitung berdasarkan Basic Net Aproc.
Artinya bahwa pemenuhan kebutuhan dasar dari seorang warga kita hitung.
Jadi berapa sebenarnya kebutuhan dasar untuk memenuhi kebutuhan dia baik itu dari kebutuhan makanan yang harus dipenuhi sehingga dia tidak dikatakan sebagai miskin.
TB: Jika masyarakat membutuhkan data-data dan ingin mengaksesnya, mereka harus ke mana Pak?
RI: Kalau memang ada keluangan waktu dan memang ada yang perlu dikonsultasikan mengenai statistik ya datang saja ke kantor kami (BPS).
Tapi jika tidak ada keluangan waktu tapi kemudian ingin leluasa mengeksplorasi dari wibsite kami ya silahkan kunjungi website kami Batamkota.BPS.go.id
Nah jika mencari data namun data yang ditemukan belum di-update, itu bisa langsung menghubungi kontak kami yang tertera di websitenya.

TB: Untuk Lansia berdasarkan sensus penduduk itu seperti apa?
RI: Lansia berdasarkan Sensus Penduduk itu nambahnya luar biasa, bertambah dua kali lipat lebih, dari 1,15 persen Lansia kita sekarang proposinya di Kota Batam itu 3,59 persen.
Namun yang harus diantisipasi Pemerintah adalah harus menyediakan fasilitas untuk para Lansia seperti panti jompo dan juga taman.
Walau bagaimanapun Lansia ini memiliki jasa yang besar bagi generasi saat ini dan akan datang.
Kalau dulu 10 tahu lalu, Lansia kita itu sekitar 12 ribu sekarang ada sekitar 40 ribu jiwa Lansia.
TB: Pertanyaan dari Tribuners Facebook Tribun Batam, pak.
Sensus Penduduk sekali dalam 10 tahun ini di hinterland apakah ikut terdata?
RI: Baik itu hinterland maupun di tempat terpencil di laut dan dimanapun pasti kita kejar, kita berusah tidak ada satupun warga yang terlewatkan.
Contohnya untuk di Batam seperti di Belakang Padang, Bulang dan Galang itu daerah hinterlinde kita, itu semua sudah kita cacah.
TB: Ada lagi nih pertanyaan dari akun Facebook Raisa. Apakah benar pengangguran di Batam ini lebih banyak yang sarajan ketimbang lulusan SMA?
RI: Kalau menganggur itu ada, tapi yang lebih menarik adalah justru yang banyak menganggur itu adalah bukan dari lulusan sarjana maupun SMA tetapi lulusan SMK yang lebih banyak menganggur untuk di Batam.
Di Perguruan Tinggi yang menganggur itu ada 9,6 persen, SMP sampai SMA ada 14.9 persen sedangkan SMK sampai 23 persen.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Tribun Podcast
Berita Tentang BPS
Berita Tentang Berita Batam Hari Ini