Aksi Balas Dendam Anti Kudeta Militer Myanmar, Polisi Tewas Tak Ada yang Mau Menguburkan
Aksi balas dendam lebih menyakitkan dilakukan massa anti-junta militer Myanmar dengan menghukum sosial menolak pemakaman jenazah kapten polisi
TRIBUNBATAM.id - Aksi balas dendam lebih menyakitkan dilakukan massa anti-junta militer Myanmar.
Hukuman sosial mereka lakukan kepada keluarga pro junta militer yang mengambil alih kekuasaan di negara itu.
Yang terbaru adalah ditolaknya jasad seorang kapten polisi yang membuat rekan-rekan polisi itu mengebumikan sendiri.
Alasan organisasi layanan pemakaman berbasis komunitas di Bago, Myanmar menolak mengebumikan jenazah tak lain karena protes aksi militer dan polisi menumpas demonstran anti-junta militer.
"Polisi meminta sejumlah layanan pemakaman untuk membantu pengebumian tetapi mereka semua menolak," kata seorang warga Bago.

Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan setelah menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Sejak saat itu gelombang demonstrasi menentang kudeta terus bergelora.
Di sisi lain pasukan keamanan Myanmar membubarkan demonstran dengan cara kekerasan bahkan membunuh.
The Irrawaddy melaporkan, hampir 220 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 2.100 orang telah ditahan sejak kudeta militer.
Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Anti Kudeta Belum Berhenti, Polisi Myanmar Tembak Pengunjuk Rasa, Lempar Granat
Sementara itu, pada Jumat (19/3/2021) dilaporkan polisi yang tewas dan pemakamannya ditolak tersebut adalah Kapten Kyaw Naing Oo (37).
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada The Irrawaddy, akhirnya petugas kepolisian menguburkan sendiri jenazah Kyaw Naing Oo.

Jenazah Kyaw Naing Oo dikebumikan di tempat pemakaman Sinpyukwin pada Selasa (16/3/2021) siang waktu setempat.
Polisi juga melakukan pengawalan selama prosesi pemakaman sebagaimana dilansir The Irrawaddy.
Untuk menuju tempat pemakaman tersebut, jenazah Kyaw Naing Oo dibawa melewati jalan alternatif, bukan Jalan Pagoda Shwethalyaung yang biasanya digunakan untuk pemakaman.
"Mereka tidak menggunakan jalan biasa menuju pemakaman, menunjukkan bahwa mereka mencurigai publik," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Baca juga: Panglima Militer Myanmar Bicara Soal Kudeta; Cara Ini Tak Terhindarkan, Karena Itulah Kami Lakukan