BATAM TERKINI
SISWI SMP 16 Kali Dirudapaksa Pilih Mengurung Diri, Jadi Atensi Polsek Galang
Polsek Galang masih mengembangkan kasus rudakpaksa yang dialami siswi SMP hingga 16 kali. Termasuk apakah ada tersangka lain atau tidak.
Dari hasil visum alat vital korban, diketahui kalau selaput darah korban sudah robek dan memar.
Hal itu terjadi karena korban sering dihajar oleh ketiga pria yang terus mengancamnya tersebut.
"Kemarin kami minta divisum, hasil visum korbannya bikin saya sedih.
Karena korban masih usia sekolah," sebutnya.
Polisi juga menyatakan tiga pelaku ditangkap di tempat berbeda.
Imbas Canggihnya Teknologi?
Kasus rudapaksa yang diungkap Polsek Galang Polresta Barelang dengan anak di bawah umur menghentak semua pihak.
Lokasi yang terbilang berada di daerah hinterland, nyatanya tak menjamin aksi asusila terjadi di sana.
Kasus ini pun setidaknya menjadi perhatian pemerhati Erry Syahrial.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah atau KPPAD Kepri ini mengaku, jika kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur di Provinsi Kepri terus meningkat sejak dua bulan terakhir.
Erry pun punya sudut pandang hingga kasus tak terpuji itu terjadi, bahkan di kawasan hinterland.
"Ini semua terjadi karena kecanggihan teknologi," kata Erry kepada TribunBatam.id, Selasa (23/3/2021).

Melihat dari situasi saat ini, kedepan diperkirakan kekerasan dengan anak di bawah umur sebagai korbannya akan semakin meningkat.
Ini karena anak anak muda, bahkan orangtua sudah memiliki alat komunikasi yang canggih.
Canggihnya teknologi saat ini mengakibatkan mudahnya megakses hal-hal yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji.