KUALIFIKASI PIALA DUNIA QATAR 2022

Kenapa Pemain Bola Pakai Kaos Soal Human Right Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022?

Jerman, Norwegia dan Belanda mengenakan kaos menyuarakan keprihatinan atas hak asasi manusia di Qatar menjelang kualifikasi Piala Dunia 2022

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
Tobias SCHWARZ / AFP
Pemain Timnas Jerman mengenakan kaos bertulisan "Human rights" atau Hak Asasi Manusia sebelum pertandingan kualifkasi Piala Dunia Qatar 2022 melawan Islandia pada 25 Maret 2021 lalu. 

TRIBUNBATAM.id - Sejumlah pemain sepakbola yang tampil di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa mengenakan kaos Human Right atau Hak Asasi Manusia.

Pemain dari Jerman, Norwegia dan Belanda mengenakan kaos yang menyuarakan keprihatinan mereka atas hak asasi manusia di Qatar menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022.

Sebuah studi, yang dirilis Guardian bulan lalu, melaporkan setidaknya 6.500 pekerja migran meninggal sejak Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 terpilih satu dekade lalu.

Menjelang Kualifikasi Grup G Piala Dunia melawan Latvia, para pemain Belanda mengenakan kaos bertuliskan 'Football Supports Change'.

Ini mengikuti pemain Norwegia dan Jerman yang membuat hal serupa di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022.

Timnas Jerman pakai kaos Human Right atau Hak Asasi Manusia
Timnas Jerman pakai kaos Human Right atau Hak Asasi Manusia

Baca juga: Kapal MV Ever Given Berhasil Digeser, Terusa Suez Kembali Bisa Dilalui dalam Waktu Dekat

Baca juga: Hasil, Klasemen, Top Skor Kualifikasi Piala Dunia 2022, Italia & Inggris Menang, Lewandowski 3 Gol

Tim Jerman berbaris dengan kemeja hitam, masing-masing dengan satu huruf putih untuk mengeja 'Hak Asasi Manusia' sebelum menang 3-0 melawan Islandia di Grup J.

Sementara pemain Norwegia mengenakan kemeja bertuliskan 'Hak Asasi Manusia' dan 'Hormat' sebelum pertandingan mereka melawan Gibraltar di Grup G pada hari Rabu.

Tentang protes tersebut, gelandang Jerman Leon Goretzka, yang mencetak gol pembuka Jerman, menyampaikan alasannya.

"Kami memiliki Piala Dunia yang akan datang dan akan ada diskusi tentang itu. Kami ingin menunjukkan bahwa kami tidak mengabaikannya."

"Kami sendiri yang menulis surat-surat itu."

"Kami memiliki jangkauan yang luas dan kami dapat menggunakannya untuk memberi contoh bagi nilai-nilai yang ingin kami perjuangkan. Itu jelas," katanya seperti dikutip dari skysport.com.

Aksi protes ini merujuk pada sebuah laporan media yang diterbitkan awal bulan ini yang menyebut 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka telah meninggal di Qatar sejak 2010 ketika negara itu dianugerahi hak menjadi tuan rumah turnamen 2022.

Timnas Belanda menyuarakan misi yang sama dengan kalimat berbeda
Timnas Belanda menyuarakan misi yang sama dengan kalimat berbeda

Baca juga: Video 5 Top Momen MotoGP Qatar 2021, Momen Maverick Vinales Lewati Bagnaia, Joan Mir Nyaris Podium

Baca juga: Hasil, Klasemen, Top Skor Piala Menpora 2021 Setelah Persebaya Menang, Assanur Rijal 3 Gol

Qatar menanggapi dengan mengatakan tingkat kematian di antara komunitas-komunitas ini berada dalam kisaran yang diharapkan untuk ukuran dan demografi populasi.

Ada juga protes terhadap kondisi kerja yang keras, terutama selama musim panas ketika suhu sering melewati 40C (104F), pelanggaran upah - termasuk di lokasi stadion Piala Dunia - dan kurangnya hak yang diberikan kepada pekerja migran, yang merupakan sekitar 95 persen dari pekerja migran populasi Qatar.

Pemerintah Qatar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka telah melakukan beberapa reformasi selama bertahun-tahun seputar kondisi kerja dan hak-hak buruh.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved