Selasa Pagi Api Belum Padam, Pengamat Sebut Ada Pihak Tak Mau Indonesia Punya Kilang Minyak, Kenapa?
Kebakaran Kilang Pertamina Balongan, pengamat sebut ada indikasi bahwa pihak-pihak tertentu tidak menginginkan Indonesia memiliki kilang minyak
TRIBUNBATAM.id - Bumbungan api yang melalap kilang minyak Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat masih ada hingga Selasa (29/3/2021) pagi.
Kilang Balongan merupakan aset negara yang berperan sangat besar dalam distribusi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional.
Laporan Tribun Network pada Selasa pagi terlihat petugas pemadan kebakaran dan petugas PT Pertamina masih terus melakukan upaya pemadaman di lokasi terbakar.
Api masih belum padam hingga Selasa (30/3/2021), pada pukul 05.00 WIB.
"Cuaca di lokasi kebakaran sempat diguyur hujan lebat," ujar Vidaa dalam program Sapa Indonesia Pagi, Selasa.
Saat ini, kilang minyak Pertamina RU VI masih belum aktif beroperasi.
PT Pertamina sebelumnya memberlakukan shut down atau penghentian operasi pengolahan bahan bakar minyak.

Sementara itu, mayoritas warga di lokasi pengungsian masih khawatir untuk kembali ke rumah. Mereka akan kembali ke rumah apabila api benar-benar sudah dinyatakan padam.
Akibat peristiwa itu, 5 orang dilaporkan mengalami luka berat, 15 orang luka ringan, dan 3 orang masih dalam pencarian.
Sebanyak 912 jiwa dari lima desa sekitar lokasi kejadian juga diungsikan ke sejumlah tempat, yaitu Komplek Perum Pertamina Bumi Putra, Pendopo Kantor Bupati Indramayu, dan Gedung Islamic Center Indramayu.
Ketergantungan impor
Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, dampak dari kejadian kebakaran itu akan membuat ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar impor semakin tinggi.
Sehingga akibatnya kedaulatan energi Indonesia dalam jangka panjang pun akan tergerus.
Bahkan menurut Fahmy, ada indikasi bahwa pihak-pihak tertentu tidak menginginkan Indonesia memiliki kilang minyak.
"Ada indikasi pemburu rente pada impor BBM yang tidak menginginkan kilang di Indonesia," kata Fahmy kepada Kompas.com, Senin (29/3/2021).
Bukan pertama kalinya Alasan tersebut diungkapkan Fahmy sebab kebakaran kali ini bukan yang pertama kalinya menimpa kilang minyak di Balongan.
Kilang minyak Pertamina di Balongan Indramayu beroperasi sejak 1994 dan pada 2007, kilang yang menghasilkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk DKI Jakarta dan sekitarnya itu pernah terbakar.
Beruntung saat itu kebakaran hanya melahap fasilitas pembuangan limbah dan tidak membakar hingga fasilitas produksi.
Kemudian melansir Kompas.com, pada Senin (4/2/2019) salah satu area Pertamina EP Balongan tersebut juga pernah terjadi kebakaran.
Namun, saat itu Pertamina EP memastikan kebakaran itu bukan terjadi di kilang melainkan di wilayah kerja fasilitas Oil and Gas Transportation (OGT) Pertamina EP Asset 3 Kapasitas produksi kilang Balongan Fahmy mengatakan, kilang Balongan disebut saat ini sudah mampu memproduksi avtur, bahan bakar untuk penerbangan.
Ia menuturkan, indikasi-indikasi pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Indonesia memiliki kilang minyak harus dibuktikan oleh Pertamina.
"Ada saja halangan yang mucul setiap Pertamina serius mengembangkan kilang minyak," jelas dia.
"Momentum yang tepat bagi Ahok, yang mendapat penugasan dari Jokowi memberantas mafia migas untuk membuktikan bahwa kebakaran tersebut bukan ulah mafia migas," sambungnya.
Pengamanan berlapis kilang modern
Terkait penyebab kebakaran yang diduga salah satunya akibat petir, Fahmy menyebut kilang modern seharusnya memiliki pengamanan berlapis dalam menghadapi kebakaran, termasuk akibat petir.
Untuk itu, ia meminta agar Pertamina harus menerapkan standar internasional untuk pengalaman kilang dan diaudit secara reguler.
Seperti diketahui, kilang minyak di Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan Pertamina.
Kegiatan utamanya adalah mengolah minyak mentah menjadi produk bahan bakar minyak (BBM), non BBM, dan petrokimia.
Sampai saat ini, Kilang Balongan memproduksi bahan bakar jenis Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (minyak tanah), elpiji, hingga Propylene. Produksinya terutama dipasok ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sekitarnya.
Profil kilang minyak Pertamina Balongan
Kilang Minyak RU VI Balongan merupakan kilang minyak yang berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar kurang lebih 200 km arah timur Jakarta.
Wilayah operasinya berada di daerah Balongan, Mundu dan Salam Darma.
Kilang Minyak PT Pertamina RU VI Balongan, merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) yang kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM, Non BBM dan Petrokimia.
RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Bahan baku yang diolah di kilang minyak ini adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Provinsi Riau.
Kapasitas produksi
Sebagaimana disampaikan dalam laman Pertamina, keberadaan kilang minyak Balongan ini dianggap sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan Nasional.
Sejumlah produk yang dihasilkan dari Kilang Balongan yakni Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene.
RU VI Balongan juga berperan penting dalam menjaga kestabilan pasokan BBM di wilayah DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya.
Melansir dari Harian Kompas 15 November 2019, Kilang Balongan juga masuk dalam program pengembangan kilang (refinery development master plan/ RDMP) yang bertujuan menekan impor migas bersama 3 kilang minyak lainnya yakni Kilang Cilacap, Balikpapan dan Dumai yang ditargetkan selesai tahun 2026.
Dikutip dari web Pertamina 23 Februari 2021, PT Pertamina (Persero) memulai pembangunan RDMP RU VI - Balongan Phase-1 yang ditandai dengan pemancangan (pilling) perdana.
Pengembangan proyek ini bertujuan untuk meningkatkan flexibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi kilang Pertamina Balongan dari semula 125 ribu barel per hari (MBSD) menjadi 150 MBSD.
Serta mampu menghasilkan naptha untuk proses lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.
Tak mempengaruhi stok
orporate Secretary Subholding refining and Petrochemical PT Pertamina Ifky Sukarya mengatakan untuk saat ini stok BBM masih cukup aman meskipun adanya peristiwa kebakaran tersebut.
"Saat ini pasokan untuk DKI dan sekitarnya masih bisa dikelola," ujar Ifky Ia mengatakan PT Pertamina memiliki prosedur penanganan pasokan BBM dalam keadaan darurat.
Ia juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan tim marketing operasional Pertaminan untuk mengatur pasokan BBM.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kebakaran Kilang Pertamina di Indramayu, Pengamat: Ada Pihak yang Tak Ingin Indonesia Punya Kilang Minyak",
TONTON YOUTUBE__TRIBUN BATAM.ID :
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Pengamat Sebut Ada Pihak yang Tak Ingin Indonesia Punya Kilang Minyak, Ahok Diminta Lakukan Ini, https://bangka.tribunnews.com/2021/03/30/pengamat-sebut-ada-pihak-yang-tak-ingin-indonesia-punya-kilang-minyak-ahok-diminta-lakukan-ini?page=all