TRIBUN WIKI
Biodata Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Pernah Dipecat Gus Dur, Bakal Didepak dari PKB?
Inilah biodata Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, pernah dipecat Gus Dur, apakah kini bakal didepak dari PKB?
Berbagai pengalaman organisasi telah dijalani oleh Cak Imin mulai dari Ketua Korps Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial, Yogyakarta, Ketua Cabang PMII Jogjakarta, serta Sekretaris Jenderal DPP PKB 2000-2005.
Muhaimin Iskandar dalam pengalaman kerjanya pernah menjadi staf pengajar Pesantren Denanyar, Jombang, Kepala Divisi Penelitian Lembaga Pendapat Umum, Jakarta, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tabloid Detik, wakil ketua DPR RI selama 2 periode (1999 - 2004 dan 2004 - 2009)
Pada 26 Maret 2018, Muhaimin diangkat menjadi Wakil Ketua MPR RI bersama Ahmad Basarah dan Ahmad Muzani berdasarkan revisi Undang-undang tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3).
Pernah Dipecat Gus Dur
Muhaimin Iskandar ditetapkan sebagai ketua umum PKB pada Muktamar di Semarang pada 2005.
Sedangkan Gus Dur duduk sebagai Ketua Dewan Syura.
Namun, menjelang Pemilu 2009, internal PKB kembali bergolak.
Cak Imin dipecat dari jabatannya karena dianggap melakukan manuver dengan “bermain-main ke istana” atau mendekati pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu.
Cak Imin dan para pendukungnya tidak terima, kemudian mengajukan gugatan terhadap Gus Dur ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Isu Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB pun mulai mengemuka.
Ternyata benar. Hanya saja kedua belah pihak yang berseteru menggelar MLB sendiri-sendiri.
Kubu Gus Dur di Parung (Bogor) pada 30 April-1 Mei 2008, sedangkan rombongan Cak Imin melaksanakan hajat di Hotel Mercure Ancol sehari berselang.
MLB Ancol memutuskan Cak Imin kembali duduk sebagai Ketua Umum PKB, sekaligus mendepak Yenny Wahid, putri Gus Dur, dari jabatan Sekretaris Jenderal PKB dan menunjuk Lukman Edy sebagai penggantinya.
Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro juga digusur, digantikan oleh KH Aziz Mansyur.
Putusan pengadilan semakin menguatkan penguasaan kubu Cak Imin atas PKB.
Gus Dur memilih diam dan perlahan tetapi pasti mulai meninggalkan kancah politik hingga akhir hayatnya.