HUMAN INTEREST
Kisah Kapten Ma'aruf Kejar-Kejaran dengan Kapal Asing hingga Alami Baku Hantam di Laut
Sejak 2006 beraktivitas di atas kapal patroli milik PSDKP KKP RI, Kapten Ma'aruf sudah melalui banyak hal. Termasuk baku hantam dengan ABK kapal asing
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Muhammad Ma'aruf tampak bahagia, sesaat menerima piagam penghargaan dari Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI di pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jembatan II, Barelang, Batam, Kepri, beberapa waktu lalu.
"Selamat kep (sapaan Kapten)," ucap beberapa petugas PSDKP memberi selamat kepadanya.
Ya, hari itu Ma'aruf (39) menerima penghargaan atas capaian kerja kerasnya menjaga perairan Indonesia lewat kapal patroli PSDKP KKP RI.
Ia merupakan Kapten Kapal Orca 03 yang berhasil menangkap 2 kapal pelaku illegal fishing asal Vietnam di perairan Natuna.
Keberhasilan Kapten Ma'aruf ini pun berbuah penghargaan.
Baca juga: Bandel, KKP Surati Dubes Vietnam dan Malaysia, Soal Kapal Ikan Asing Pelaku Illegal Fishing
Baca juga: Kapal Perang TNI Angkatan Laut Muntahkan Peluru Kendali C-705 di Perairan Indonesia
"Penghargaan ini pastinya saya ingin berikan kepada anak dan istri. Mereka selalu setia, bersabar menunggu dan menanti saya pulang ke rumah," ujar bapak dua anak itu.
Sebenarnya, menangkap kapal asing yang melakukan illegal fishing di perairan Indonesia, bukan kali pertama dilakukannya.
Sejak 2006 lalu, Kapten Ma'aruf sudah menjalani aktivitas di atas kapal patroli milik PSDKP KKP RI.
Karena tugasnya itu, pria asal Makassar ini kerap menghabiskan waktunya di atas air laut. Ia berpatroli mengarungi lautan Indonesia.
Penugasan dari Timur hingga Barat lautan sudah pernah ia jalani. Mulai dari ABK kapal hingga kapten kapal.
"Kita tetap bersyukur apa pun itu pekerjaan kita. Saya diamanahkan menjadi nakhoda kapal patroli. Alhamdulillah," ucap Ma'aruf.
Bertugas di kapal bukanlah waktu yang singkat bagi Ma'aruf. Sejak berkecimpung di atas kapal patroli, banyak cerita yang dilaluinya bersama rekan-rekannya.
"Namanya beraktivitas di laut bang, tak selamanya enak. Banyak cerita suka dukanya. Apalagi kalau gelombang laut tinggi, tak tenang kita di atas kapal itu," ucapnya.
Ma'aruf menceritakan singkat pengalamannya mengawaki kapal patroli PSDKP. Ia pernah diterjang gelombang tinggi di perairan Natuna.
"Nah, waktu itu musim angin utara di Natuna. Itu gelombang laut bukan main bisa tembus sampai 5 meter. Kapal yang saya nakhodai diterjang ombak habis-habisan sampai ABK kapal histeris," ucap Ma'aruf mengingat pengalamannya.
Tak hanya menghadapi gelombang tinggi, kapten kapal patroli itu juga pernah mengalami baku hantam dengan kapal asing.
"Ini ni, yang kemarin nangkap dua kapal KIA illegal fishing asal Vietnam kita sempat baku hantam sama ABK kapal KIA itu. Habisnya mereka melakukan perlawanan, dan berusaha kabur," ujar Ma'aruf.
Mereka terus melakukan perlawanan hingga pihaknya pun berusaha untuk melumpuhkan kapal itu.
"Sudah kita sampaikan peringatan melalui pengeras suara agar menyerah. Namun kapalnya melakukan perlawanan, kecepatan kapalnya dipacu hingga kejar-kejaran.
Bahkan mereka melempar benda tajam ke ABK kita. Terpaksa kita ambil tindakan tegas dengan menembak kapal," kata Ma'aruf.
Perlawanan ABK kapal Vietnam tak berhenti di situ, saat Ma'aruf dan rekan-rekannya turun ke kapal itu, mereka masih juga melakukan perlawanan.
"Kita sempat adu jotos juga di dalam kapal. Kalau dari segi jumlah ABK kita kalah. Kapal Patroli Orca 3 hanya punya 23 ABK, sedangkan kapal Vietnam itu bisa sampai 50 orang," ujarnya.
Syukurnya, upaya mereka membuahkan hasil.
"Ya, Alhamdullillah selama saya di kapal patroli semua operasi berjalan dengan baik," katanya.
Bertugas mengendalikan kapal patroli di PSDKP, Ma'aruf tak hanya di kapal Orca 03. Ia juga pernah di kapal patroli KP HIU 11 dan sejumlah kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan lainnya.
(Tribunbatam.id/bereslumbantobing)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Human Interest Story