KKB PAPUA

Cerita Istri Guru yang Ditembak Mati KKB: Papa Iyan Bangun, Mungkin Dia Masih Lirik Saya

Dengan mata berkaca-kaca, Natalina menceritakan saat dirinya selamat dari insiden mencekam di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, beberapa hari ya

KOMPAS.com/MUH. AMRAN AMIR
Keluarga korban penembakan KKB 2 orang guru, tiba di kampung halaman Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (12/04/2021) 

TRIBUNBATAM.id - Cerita pilu dialami Natalina, istri Oktovianus Rayo seorang guru yang tewas ditembak mati Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (8/4/2021).

Dengan mata berkaca-kaca, Natalina menceritakan saat dirinya selamat dari insiden mencekam di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, beberapa hari yang lalu. 

Baginya, insiden tersebut tak akan pernah hilang di ingatannya.

Terlebih, sang suami menjadi korban dalam insiden mencekam tersebut.

Nyawa Oktavianus Rayo melayang setelah ditembak KKB Papua turun dan meneror warga.

Menurut Natalina, dirinya harus bersembunyi di kamar mandi bersama warga lain untuk menghindari anggota KKB Papua.

Di kamar mandi, Natalina bersembunyi sekitar lima jam, yaitu pukul 09.00 WIT sampai 14.00 WIT.

Saat itulah kejadian mendebarkan terjadi.

Baca juga: KKB Kirim Surat Tantangan kepada Aparat TNI/Polri, Ini Reaksi Kapolda Papua

Baca juga: Yonathan Telepon Istri saat Dikepung KKB Papua, Dewi Tahu Suami Tewas Ditembak dari Facebook

Orang-orang bersenjata diduga KKB masuk rumah dan menendang pintu kamar mandi.

“Di kamar mandi tempat kami sembunyi masih sempat ada orang masuk mengobrak-abrik pakai parang, dia tendang kamar mandi tetapi tidak tembus, hanya menendang 2 kali dan kami di dalam hanya diam berdoa sambil SMS teman yang lain,” ujar Natalina saat dikonfirmasi, Senin (12/4/2021).

Saat itu, Natalina tak bisa berbuat banyak saat mendengar letusan tembakan berkali-kali.

Beberapa jam bersembunyi, dia pun keluar setelah memastikan kondisi aman dan sunyi.

Betapa terkejut Natalina saat melihat suaminya sudah terkapar dan sekarat.

“Setelah saya lihat sudah sunyi, sudah tidak ada orang, saya keluar dari kamar tempat saya sembunyi melihat almarhum sudah terkapar di depan, dia sudah lipat kaki dan telentang, kasihan.

Saat itu saya masih sempat panggil, Papa Iyan bangun... Papa Iyan bangun tapi saya masih lihat dia punya mata terputar, mungkin dia masih lirik saya atau bagaimana,” kata Natalina.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved