Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara, Hutang Nyawa dengan 'Cuci Otak' Terawan

Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara, Hutang Nyawa dengan 'Cuci Otak' Terawan.

AFP/Samuel Corum/Getty Images
VAKSIN NUSANTARA - Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara, Hutang Nyawa dengan 'Cuci Otak' Terawan. FOTO: ILUSTRASI 

TRIBUNBATAM.id - Aburizal Bakrie dan istri disuntik vaksin Nusantara oleh dokter Terawan.

Hal ini diungkapkan Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, melalui akun Twitter-nya @aburizalbakrie, Jumat (16/4/2021). 

Melansir artikel Tribunnews.com dengan judul Aburizal Bakrie dan Istri Disuntik Vaksin Nusantara oleh Terawan, dalam cuitan itu disematkan pula foto ketika Ical tengah disuntik Vaksin Nusantara lengkap dengan dua buah video. 

Uniknya, mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto selaku inisiator Vaksin Nusantara turun tangan langsung menyuntik Ical dan istrinya secara khusus. 

"Hari ini saya disuntik Vaksin Nusantara. Sampel darah saya sudah diambil duluan delapan hari lalu. Saya termasuk yang pertama menjadi relawan untuk Vaksin Covid-19 buatan anak bangsa ini. Selain saya, tadi istri saya juga ikut divaksin di RSPAD," cuit Ical seperti yang dikutip oleh Tribunnews.com, Jumat (16/4/2021). 

Ical juga mengatakan percaya dengan Vaksin Nusantara sebab dirinya juga mempercayai kemampuan Terawan.

Baca juga: INGAT! Vaksinasi Tak Jamin Aman dari Tertular Covid-19, Begini Cara Mencegahnya

Baca juga: CATAT! Meski Sudah Divaksin Calon Penumpang Tetap Wajib Jalani Rapid Test Antigen

Baca juga: Kasus Penggumpalan Darah, Denmark Stop Penggunaan Vaksin AstraZeneca Sepenuhnya

Hutang nyawa

Politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie disuntik menggunakan Vaksin Nusantara.

Dia lantas menyinggung berhutang nyawa dengan Terawan lantaran pernah diselamatkan dari serangan stroke fatal dengan metode 'cuci otak' yang sempat menimbulkan polemik. 

"Karenanya dulu saya bela Dokter Terawan dengan #SaveDokterTerawan," kata dia. 

"Bukan hanya saya, banyak tokoh nasional yang pernah ditolong oleh Dokter Terawan. Karenanya banyak juga tokoh yang mendukung Vaksin Nusantara ini," imbuhnya. 

Selain itu, Ical mengimbau agar Vaksin Nusantara tak perlu diperdebatkan. Menurutnya vaksin itu niatnya dibuat untuk kemanusiaan. 

Doa juga diucapkan Ical agar pandemi segera berlalu dan masyarakat dapat beraktivitas seperti dahulu. 

"Menurut saya vaksin untuk Covid-19 tidak perlu dipertengangkan. Ini ikhtiar yang baik untuk kemanusiaan," cuit Ical. 

"Di Bulan Ramadan yang baik ini mari kita juga berdoa semoga pandemi Covid-19 segera teratasi, dan kita bisa kembali beraktivitas dan berkarya seperti sediakala. Amin. #AkuNusantara #VaksinNusantara," tandasnya. 

Vaksin Nusantara tak dapat izin

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menvonis mati Vaksin Nusantara dengan tidak mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II.

Namun, meski BPOM sudah memvonis mati Vaksin Nusantara yang diinisiasi eks Menkes dr Terawan Agus Putranto, puluhan orang antre untuk mendapatkan kekebalan tubuh melalui vaksin ini di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

BPOM sudah menvonis mati Vaksin Nusantara dengan tidak mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II.

Menurut Kepala BPOM, Penny Lukito mengungkap, katanya, dalam uji klinik fase I vaskin Nusantara, tim penelitinya didominasi oleh peneliti asing.

"Di dalam pembahasannya tim peneliti asinglah yang menjelaskan, yang membela dan berdiskusi, yang memproses pada saat kita hearing tersebut, dan terbukti proses pelaksanaan uji klinik proses produknya dilakukan oleh tim peneliti asing dari AVITA," kata Penny dalam rapat kerja Komisi IX secara virtual, Kamis (8/4/2021).

Penny mengatakan, peneliti asing itu berasal dari perusahaan asal Amerika Serikat, AVITA Biomedical.

Sementara, tim peneliti dari RSUP dr. Kariadi tidak turut andil dalam uji klinik fase I tersebut.

"Memang ada training para dokter di RS Kariadi tersebut, tapi mereka cuma menonton, tidak melakukan langsung," ujarnya seperti dikutip dari kompas.com.

Penny juga mengatakan, pembuatan Vaksin Nusantara menggunakan komponen impor yang harganya mahal.

Selain itu, konsep vaksin dari sel dendritik ini tidak memenuhi good manufacturing practice karena dilakukan di tempat terbuka.

Padahal, kata Penny, vaksin Covid-19 harus steril dengan konsep tertutup karena akan disuntikkan ke tubuh manusia.

"Artinya harus ada validasi yang membuktikan produk tersebut sebelum dimasukkan lagi ke subjek, itu steril dan tidak terkontaminasi itu yang ada beberapa tahapan yang tidak dipenuhi," ucapnya.

Penny melanjutkan, tim peneliti vaksin Nusantara ini tak mampu menjelaskan konsep vaksin Nusantara, apakah seperti terapi atau pelaksanaan vaksinasi pada umumnya.

"Konsepnya sendiri belum valid, data-datanya juga masih belum lengkap untuk bisa menjelaskan konsep dari vaksin yang disebut dengan vaksin nusantara ini," pungkasnya.

Apakah Vaksin Nusantara benar-benar sudah tamat setelah divonis mati BPOM?

Ternyata tidak.

Dalam catatan Dahkan Iskan di grup facebook DahlanIS. berjudul Sudi Nusantara, VAKSIN Nusantara sudah dimatikan. Hidup Vaksin Nusantara!, ternyata masih banyak orang yang percaya dan memilih menggunakan vaksin yang sudah divonis mati BPOM tersebut.

Mereka antre di Rumah Sakit TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta untuk menjalani vaksinasi mandiri lewat Vaksin Nusantara.

Satu di antaranya adalah Letjen Purn Sudi Silalahi bersama istri.

Mantan menteri di era SBY itu percaya betul pada keahlian Terawan Agus Putranto.

Sudi menjalani tahap pengambilan darah sekitar 20 cc. Tepatnya 8 ampul kecil. Darah tersebut diberi antigen. Lalu disimpan di lab selama 2 minggu.

Setelah muncul antibodi di darah itu, Sudi harus kembali ke RSPAD lagi. Darah tersebut akan dimasukkan kembali ke tubuhnya. "Saya tadi diberi tahu untuk datang lagi tanggal 28 April," ujar Sudi Silalahi.

Itulah cara yang disebut menimbulkan antibodi Covid-19 melalui sistem sel dendritik. Sel dendritik itu kemudian ''mengajar'' sel-sel darah kita. Yakni bagaimana cara memunculkan antibodi –yang lebih awet bertahan di dalam badan, bahkan bisa jadi seumur hidup.

"Minggu ini tiap hari 40 orang dulu," ujar Terawan Agus Putranto.

Ia mengetahui bahwa yang antre untuk divaksinasi lewat Vaksin Nusantara begitu banyak.

"Mulai minggu depan satu hari sudah bisa 80 orang," katanya.

Setelah BPOM menvonis mati Vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto tidak banyak bicara.

Ia langsung memindahkan peralatan laboratorium dendritiknya dari Semarang ke RSPAD Jakarta.

Maka orang yang ingin punya imunitas Covid-19 sudah bisa lewat Vaksin Nusantara.

Orang bisa datang ke RSPAD.

Atas keinginan sendiri. Dasarnya: otonomi pasien.

Pasien berhak mendapatkan terapi sesuai dengan keinginannya: vaksinasi pakai darahnya sendiri.

Dahlan Iskan menduga Terawan Agus Putranto akan menempuh jalan mirip sukses terapi Digital Subtraction Angiography (DSA) yang dulu juga ditentang habis-habisan oleh IDI.

Sampai saat ini sudah lebih 40.000 orang yang menjalani DSA –termasuk Dahlan Iskan dan istrinya.

DSA adalah terapi untuk membersihkan saluran darah di dalam otak hingga populer disebut ''brain wash''.

Digital Subtraction Angiography (DSA) adalah pemeriksaan yang memberikan gambar lumen (permukaan bagian dalam) pembuluh darah, termasuk arteri, vena dan serambi jantung. Gambar ini diperoleh dengan menggunakan mesin Sinar-X bantuan komputer yang rumit.

Media kontras khusus, atau 'dye' (cairan bening dengan kepadatan tinggi) biasanya disuntikkan agar persediaan darah ke kaki, jantung atau organ tubuh lainnya mudah dilihat.

(*)

Berita lain tentang VAKSIN NUSANTARA

Baca berita terbaru lainnya di Google

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved