TRIBUN WIKI
Sejarah Masjid Raya Baitul Makmur, Terbesar di Bintan, Adakan Bukber Tiap Hari
Inilah Sejarah Masjid Raya Baitul Makmur, Terbesar di Bintan, Adakan Bukber Tiap Hari.
TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban merupakan masjid terbesar di Bintan.
Masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di daerah Tanjung Uban, Bintan.
Lokasinya berada di Simpang Makam Pahlawan, Tanjung Uban, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan.
Masjid yang mampu menampung 6000 jemaah ini hadir dengan tampilan nuansa cerah.
Warna hijau dan oranye mendominasi bangunan masjid.
Selain itu, bagian halaman masjid ini juga dihiasi dengan paving block warna-warni.
Selama bulan Ramadan, masjid ini menggelar buka puasa setiap hari.
Geografis
Masjid Raya Baitul Makmur dibangun di atas dataran tinggi.
Oleh karena itu, pengunjung juga akan disuguhi pemandangan Tanjung Uban yang bisa dilihat dari ketinggian.
Dari sini, pengunjung juga bisa menyaksikan hamparan Selat Uban yang memisahkan Pulau Bintan dengan Pulau Batam.
Birunya air laut yang dipandang dari ketinggian menambah keindahan panorama dari atas masjid ini.
Baca juga: Sejarah Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam, Arsitektur Megah Mirip Masjid Nabawi
Baca juga: Pernah Raih Penghargaan, Inilah Sejarah dan Keunikan Arsitektur Masjid Agung Karimun
Baca juga: Mengintip Sejarah dan Arsitektur Masjid Raja Haji Abdul Ghani, Tertua di Karimun
Arsitektur

Masjid Raya Baitul Makmur dibangun di atas lahan seluas 1,6 hektare.
Lahan ini merupakan wakaf dari almarhum Raja Daud.
Masjid ini tampil dengan paduan warna-warni cerah yang tampak sedikit ngejreng.
Kendati demikian, warna-warni yang membalut bangunan masjid ini justru menjadi daya tarik tersendiri.
Tak hanya pada bangunannya, nuansa penuh warna juga ditemukan pada halaman depan masjid.
Paving block yang ada di halaman masjid ini dicat dengan aneka warna yang menyegarkan mata.
Masjid dua lantai ini mengadopsi gaya arsitektur kontemporer yang dipadukan dengan nuansa tradisional.
Bangunannya tampak kokoh dengan bentuk utama bangunan yang berupa persegi.
Bagian eksterior masjid ini didominasi oleh paduan warna hijau dan oranye.
Warna oranye membalut dinding bangunan, sedang warna hijau tampak pada bagian kubah masjid.
Masjid ini memiliki 5 kubah yang menggambarkan rukun Islam.
Terapat sebuah kubah besar di bagian sentral atap dengan diameter mencapai 9 meter.
Adapun 4 kubah lainnya berupa kubah kecil yang dipasang mengelilingi kubah utama.
Kubah yang terbuat dari baja ringan anti karat ini didesain dengan ornamen khas Timur Tengah.
Menurut beberapa sumber, pembuatan kubah ini menelan biaya hingga Rp 600 juta.
Baca juga: Keunikan Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Gunakan Putih Telur Untuk Bahan Bangunan
Baca juga: Terbesar di Bintan, Begini Sejarah dan Keunikan Arsitektur Masjid Raya Baitul Makmur
Baca juga: Mengintip Keindahan Masjid Muhammad Cheng Hoo Batam, Punya Arsitektur Mirip Kelenteng
Interior
Bagian dalam masjid sangat kental dengan nuansa Islami.
Ruangannya dibuat tanpa sekat dengan beberapa tiang kokoh sebagai penyangga.
Terdapat mihrab setinggi 2 meter yang berhiaskan kaligrafi dan beberapa ornamen berupa ukiran kayu jati.
Ornamen dan hiasan kaligrafi tersebut juga tampak pada beberapa sudut dinding masjid.
Interior masjid juga dipercantik dengan kehadiran beberapa jam antik.
Selain itu, ruangan masjid ini juga dihiasi dengan lampu-lampu cantik yang estetik.
Fasilitas
Masjid Raya Baitul Makmur telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas untuk menunjang kegiatan beribadah, seperti :
- Sound system
- Kipas angin
- 100 keran wudhu
- 12 unit toilet
- Ruang sekretariat
- Sarana pernikahan
- Ruang imam
- TPQ
- Ruang pemulasaran jenazah
- Tempat penitipan alas kaki
- Area parkir luas dengan daya tampung hingga 750 motor dan 150 mobil
- Taman asri seluas 4000 meter persegi
Baca juga: Kemegahan Masjid Agung Karimun yang Mampu Tampung 4000 Jamaah, Simak Sejarah dan Arsitekturnya
Baca juga: Mampu Tampung 25 Ribu Jemaah, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam Simpan Kemegahan Arsitektur
Daya tampung
Masjid Raya Baitul Makmur mampu menampung hingga 3000 jamaah.
Namun, secara keseluruhan, kapasitas tampungnya mencapai 6000 jamaah bila memanfaatkan serambi dan halaman masjid.
Sejarah
Masjid Raya Baitul Makmur mulai dibangun pada tahun 2008.
Pembangunan masjid ini dilakukan di atas tanah sleuas 1,6 hektare yang merupakan wakaf dari almarhum Raja Daud.
Melansir situs Kemdikbud, masjid ini mulai digunakan sebagai tempat ibadah pada tahun 2012.
Saat itu, masjid ini belum selesai dibangun.
Masjid ini pertama kali digunakan untuk salat tepat pada hari Jumat di bulan Ramadan.
Dalam kutbahnya, khatib mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid.
Baru pada 31 Mei 2015, Masjid Raya Baitul Makmur diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Hingga kini, masjid ini tetap kokoh berdiri dan menjadi kebanggan masyarakat Bintan Utara, khususnya Tanjung Uban.
Baca juga: Berdiri Sejak 1925, Begini Keunikan Berwisata Religi di Masjid Jami Baiturrahim Anambas
Lokasi dan akses
Masjid ini terletak di Jl. H. Raja Daud, No. 1,, Tj. Uban Sel., Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Jaraknya sekitar 80 kilometer dari Kota Tanjungpinang dan bisa ditempuh dalam waktu 2 jam dengan kendaraan bermotor.
Bila berangkat dari Batam, pengunjung harus menaiki transportasi laut berupa feri atau speed boat dari Pelabuhan Telaga Punggur.
Perjalanan laut ini memakan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai di Pelabuhan Tanjung Uban.
Masjid ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Uban.
Adakan bukber setiap hari
Selama Ramadhan 1442 H, Masjid Besar Baitul Makmur Tanjunguban, Kabupaten Bintan adakan kegiatan Shalat Tarawih dan buka puasa setiap hari.
Penasehat Masjid Besar Baitul Makmur Tanjunguban, H.Nurdin. AT menuturkan kegiatan selama ramadhan seperti Tadarus Al Quran Akhwat setiap hari mulai pukul 16:00 WIB sampai dengan selesai.
"Tidak hanya itu,kita juga mengadakan Ikhwan setiap ba'daTarawih,"katanya, Minggu (18/4/2021).
Lanjutnya, di 2021 Masjid Besar Baitul Makmur Tanjunguban juga mengadakan buka puasa bersama dengan para Jemaah yang datang ke masjid setiap hari.
Namun, sesuai dengan kesepakatan dalam rapat buka puasa diadakan tetap menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
Salah satunya dengan membatasi jumlah orang di buka puasa bersama di masjid 90-100 orang saja.
Berbeda seperti tahun 2020 lalu, tidak mengadakan buka puasa bersama sama sekali karena saat itu baru melonjaknya kasus Covid-19.
"Jadi pada prinsipnya mengadakan buka puasa bersama,tapi tetap membatasi guna menerapkan Prokes,"tuturnya.
Nurdin juga menyebutkan, bahwa di bulan Ramdhan saat ini, pihaknya juga mengadakan kegiatan Shalat Tarawih setiap hari di Masjid Besar Baitul Makmur Tanjunguban.
Pihaknya juga mengadakan pengajian rutin terhadap remaja masjid selama bulan Ramdhan.
Dalam menerapkan Prokes, pihaknya juga sebisa mungkin membatasi jumlah masyarakat yang mengadakan shalat tarawih di Masjid Besar Baitul Makmur dalam hal menerapkan Prokes sesuai dengan anjuran pemerintah.
Dimana sesuai anjuran minimal sekitar 300 orang.
"Jadi setiap pelaksanaan shalat tarawih dan shalat Jumat kita selalu ingatkan kepada Jemaah untuk tetap menerapkan prokes.Salah satunya memakai masker, cuci tangan sebelum masuk Masjid dan jaga jarak," terangnya.
Nurdin juga menambahkan, bahwa nanti 10 hari malam terakhir Ramadhan pihaknya akan mengadakan Itikaf.
"Siapapun yang beragama islam dan sudah dewasa silahkan datang,kita menyiapkan tempat dan konsumsi untuk para Jemaah kita yang hadir,"tutupnya.
(TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas/Alfandi Simamora)
Berita tentang Bintan
Berita lain tentang TRIBUN WIKI
Baca berita terbaru lainnya di Google