Memelihara Keyakinan Menjunjung Tinggi Marwah Budaya, Komunitas Muslim Papua Gelar Ritual Bakar Batu
Komunitas Muslim Papua tetap melakukan proses bakar batu, namun hewan ternak berupa babi tersebut diganti dengan ayam atau hewan halal
Memelihara Keyakinan Menjunjung Tinggi Marwah Budaya, Komunitas Muslim Papua Gelar Ritual Bakar Batu
TRIBUNBATAM.id - Memelihara Keyakinan Menjunjung Tinggi Marwah Budaya, Komunitas Muslim Papua Gelar Ritual Bakar Batu.
Mungkin kata-kata ini, bisa menggambarkan tradisi atau budaya masyarakat Papua bakar batu.
Ya, tradisi bakar batu merupakan kegiatan memasak secara tradisional yang dilakukan suku-suku asli Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah Papua.
Ritual bakar batu biasanya menggunakan hewan ternak berupa babi yang sudah pada umumnya dilakukan oleh masyarakat Papua.
• Berkaca dari Timor Leste, Kemerdekaan Papua Lewat Referendum Mustahil Dilakukan Karena Hal Ini
Demi menjaga tradisi atau ritual tersebut, komunitas Muslim Papua tetap melakukan proses bakar batu, namun hewan ternak berupa babi tersebut diganti dengan ayam atau hewan yang menurut agama Islam halal.
Kampung Mateor, Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua adalah tempat di mana komunitas Muslim Papua bermukim.
Baca juga: Tim Futsal Kepri Lolos PON XX di Papua, Kadispora Beri Ucapan Selamat, AFP Minta Dukungan Pemerintah
"Kami tidak akan pernah melupakan adat dan budaya kami sebagai masyarakat pegunungan Papua untuk melakukan proses bakar batu. Karena proses bakar batu adalah untuk mempererat tali silahturahmi antara sesama," kata Michael Asso kepada Tribun-Papua di Jayapura, Sabtu (24/4/2021).
Dia mengatakan, Muslim Papua di Kota Jayapura sudah memasuki generasi keempat Firdaus Asso, pemuda asal Kampung Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang pertama kali hijrah ke Jayapura.
• Pria Pemasok Senjata ke KKB Papua Ditangkap, Polisi Sebut Sudah Lama Masuk Dalam DPO
"Ini sebabnya, kami memberikan nama mushola ini dengan namanya untuk menghormatinya," ujarnya.
"Acara Bakar Batu kerap diselenggarakan tiap menyambut sesuatu yang dianggap spesial seperti Ramadan tahun ini," katanya.
Michael menjelaskan, sebelum memulai proses bakar batu, pihak laki-laki menyiapkan tungku untuk membakar batu, sementara perempuan menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak dalam bakar batu, seperti ubi, singkong, pisang, ayam dan sayuran lainnya.
Hal serupa juga disampaikan Bunda Najwa Asso. Ia mengatakan, acara ritual Bakar Batu ini merupakan cara memasak makanan dengan menggunakan batu.
• Cerita Kekejaman KKB Papua, Istri Guru Selamat Dari Pembantaian Setelah 5 Jam Diam di Kamar Mandi
Sebelumnya, batu yang digunakan dipanasi lebih dulu dengan api, lalu digunakan sebagai pemanas bahan makanan yang akan dimasak.
Sebelum makanan dimasak dengan batu, dibuat lubang kira-kira berdiameter setengah meter dengan kedalaman 50 sentimeter.