Munarman Pentolan 'FPI' Ditangkap Densus 88 Antiteror, Dijemput Paksa Petugas Berseragam Lengkap
MUnarman yang menjadi salah satu pentolan FPI yang juga mantan sekretaris umum organisasi masyarakat yang dilarang pemerintah itu ditangkap Densus 88
TRIBUNBATAM.id - Munarman yang merupakan pentolan FPI ditangkap petugas Densus 88 Antiteror, yang menjemputnya paksa dari kediamannya di kawasan Tangerang.
Salah satu sosok besar dan ikonik di Front Pembela Islam (FPI) ditangkap polisi.
Munarman, eks Sekretaris Umum FPI pimpinan Rizieq Shihab itu diamankan Densus 88 Antiteror.
Ia ditangkap di Perumahan Modern Hills, Cinangka, Pamulang, Tangerang Selatan sekitar pukul 15.30 WIB.
Tak main-main, ia yang dituduhkan atas dugaan tindak pidana terorisme diringkus pada Selasa (27/4/2021).
"Iya benar (informasi Munarman ditangkap)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Selasa (27/4/2021).
Mantan Pengacara Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar membenarkan eks Sekretaris Umum FPI Munarman ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Selasa (27/4/2021).
"Ya (ditangkap)," kata Aziz Kepada Kompas.com, Selasa.
Kendati demikian, Aziz tidak merinci terkait bagaimana penangkapan tersebut terjadi dan apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan pihak Munarman.
Informasi yang beredar, Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, bermufakat jahat melakukan tindak pidana terorisme dan menyembunyikan informasi tentang terorisme.
Baca juga: Biodata Munarman, Kuasa Hukum Rizieq Shihab Ditangkap Densus 88, Mantan Sekretaris Umum FPI
Lantas siapa sebenarnya sosok Munarman?
Munarman, SH lahir di Palembang, Sumatra Selatan pada 16 September 1968.
Munarman adalah juru bicara FPI, advokat, mantan aktivis HAM, mantan ketua umum YLBHI dan beralih menjadi Panglima Komando Laskar Islam, kelompok FPI.
Munarman lahir dan besar di Palembang dan merupakan anak ke enam dari 11 bersaudara.

Munarman adalah anak pasangan seorang pensiunan guru sekolah Ra, H. Hamid. Munarman dan Ny Nurjanah.
Pada tahun 1996 Munarman menikah dengan Ana Noviana dan menetap di Palembang.
Dari pernikahan ini Munarman dikaruniai tiga anak, yaitu Rio Mohammad Alfarez, Rinaldo Mohammad Montazeri dan yang terakhir lahir pada bulan September 2008.
Munarman dan keluarganya hidup terpisah dengan pertemuan teratur pada akhir pekan, hingga kepindahannya ke Jakarta pada tahun 2000, sebelumnya keluarganya tinggal bersama keluarga Munarman di Palembang.
Keluarganya kemudian ikut pindah ke Jakarta saat anak-anaknya mulai masuk TK.
Karier Munarman dimulai saat ia bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Palembang, sebagai sukarelawan pada tahun 1995, kemudian dipromosikan sebagai Kepala Operasional organisasi yang sama pada tahun 1997.
Baca juga: Munarman Ditangkap Densus, Terkait Baiat di Makassar, Medan, dan Jakarta
Kemudian ia beralih menjadi Koordinator Kontras Aceh pada tahun 1999-2000 dan tinggal di sana.
Karier ini berlanjut hingga ia menduduki posisi Koordinator Badan Pekerja Kontras, di mana ia kemudian berelokasi ke Jakarta dari Aceh.
Pada bulan September 2002, Munarman terpilih sebagai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), setelah YLBHI mengalami kekosongan kepemimpinan selama sembilan bulan.
Dari keterangan beberapa orang, minat Munarman pada gerakan Islam bermula saat ia menjadi anggota Tim Pengacara Abu Bakar Ba'asyir tahun 2002.

Selepas tidak mendampingi Ba'asyir, Munarman mulai dekat dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Dari HTI, Munarman mulai mengenal sejumlah tokoh Islam garis keras, termasuk Ketua FPI Habib Rizieq Shihab.
Dia lantas mendirikan An Nashr Institute.
Pada Februari lalu, beredar di Twitter video pengakuan salah satu anggota Front Pembela Islam atau FPI Makassar terduga teroris soal baiat.
Terduga teroris yang membuat pengakuan bernama Ahmad Aulia.
Dalam video tersebut, Ahmad Aulia mengaku ditangkap karena berbaiat pada ISIS pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.
"Saya ditangkap pada tanggal 6 Januari 2021 di Polda Sulawesi Selatan.
Adapun saya ditahan atau ditangkap di kantor polisi Polda Sulawesi Selatan karena berbaiat kepada Daulatul Islam yang memimpin Daulatul Islam, yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi," ujarnya dalam video tersebut.
Baca juga: Biodata Munarman, Pengacara Habib Rizieq Shihab Ditangkap Densus 88
Ahmad Aulia juga mengungkapkan dia berbaiat pada 2015 bersama dengan 100 simpatisan dan laskar FPI di markas FPI Makassar, Jalan Sungai Limboto, Makassar, Sulawesi Selatan.
Ahmad Aulia mengaku baiat dihadiri Munarman.
"Saya berbaiat dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI pusat pada saat itu.
Ustaz Fauzan dan Ustaz Basri, yang memimpin baiat pada saat itu," jelas Ahmad Aulia.
"Dan setelah berbaiat, saya pernah mengikuti taklim rutin FPI di Jalan Sungai Limboto sebanyak tiga kali.
Yang mengisi acara saat itu Ustaz Agus dan Abdurrahman selaku pemimpin panglima FPI Kota Makassar," ungkapnya.

Ketika itu, Mabes Polri merespons dengan membuka kemungkinan memeriksa eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, mengenai pengakuan salah satu teroris di Makassar bernama Ahmad Aulia.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan tim Detasemen Khusus 88 Anti-teror Polri tengah menggali informasi tersebut.
Maka, bukan tak mungkin Munarman juga akan turut diperiksa.
"Apabila kasus di Makassar ternyata melibatkan pemimpin FPI tentunya hal ini tidak menutup kemungkinan (memeriksa Munarman).
Densus 88 akan melakukan langkah-langkah penindakan sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Rusdi di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/2/2021).
Rusdi menerangkan Ahmad Aulia bersama ratusan orang lainnya diketahui berbaiat dengan jaringan teroris Daulatul Islam yang terafiliasi dengan ISIS pada 2015 lalu di Makassar.
Namun, kata Rusdi, Polri masih mendalami pengakuan tersangka yang melihat Munarman ikut menghadiri acara tersebut.
Baca juga: Terkait Kasus Munarman, Polisi Dalami Temuan Barang Bukti di Markas Besar FPI
"Tentunya densus masih mendalami ini.
Apabila memang yang bersangkutan ada keterlibatan.
Densus akan memproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ungkap dia.
Lebih lanjut, Rusdi menegaskan pihaknya akan menindak tegas siapapun yang terlibat dengan aksi terorisme tersebut.
"Yang jelas siapapun terlibat terhadap suatu tindak pidana pasti akan dimintakan pertanggungjawaban hukumnya, siapapun dia," pungkasnya.
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(*/ TRIBUNBATAM.id)
Berita ini kompilasi dari artikel yang sudah tayang di Surya dengan judul Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata dan Tribunnews.com berjudul Rekam Jejak Munarman, Pengacara Rizieq Shihab yang Ditangkap Densus 88 Terkait Dugaan Terorisme serta Munarman Ditangkap Densus 88 di Rumahnya Kawasan Cinangka Tangsel