Kasus Kematian India Hari Ini Hampir 4 Ribu, Rumah Sakit Sampai Krisis Oksigen Medis

Kasus kematian di India hari ini, Minggu (2/6/2021) hampair 4 ribu, rumah sakit krisis oksigen medis dan tempat tidur. Enggan lockdown.

ISTIMEWA VIA INTISARI
Kondisi di India setelah banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia. Dokter dan pihak krematorium kewalahan. Jenazah pasien dibakar secara massal 

TRIBUNBATAM.id - Hampir 4 ribuan warga India meninggal karena Covid-19 per hari Minggu, (2/5/2021).

Keterbatasan tempat tidur di rumah sakit membuat banyak keluarga harus berjuang keras untuk meminta ke rumah sakit.

Sementara itu pihak medis masih terus berusaha untuk memberikan perawatan terbaik bagi yang positif Covid-19.

Angka kematian yang semakin tinggi, kondisi India semakin menyedihkan.

Namun pemerintah India masih belum ingin melakukan lockdown.

Kasus kematian harian karena Covid-19 tercatat tertinggi.

Baca juga: Jangan Seperti India, Viral Pasar Tanah Abang Sesak Penuh Pengunjung: Posko Pengamanan Didirikan

Bahkan itu terjadi selang sehari setelah Asia Selatan menjadi yang pertama di dunia dengan lebih dari 400.000 kasus baru harian.

BBC melaporkan pada Minggu (2/4/2021), Kementerian Kesehatan India mengatakan 3.689 orang telah meninggal dalam 24 jam terakhir.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi bertemu dengan menteri kesehatan pada Minggu pagi untuk meninjau krisis tersebut.

Rumah sakit berjuang merawat pasien di tengah kekurangan kronis tempat tidur dan oksigen medis.

Gambar menyedihkan dari keluarga yang mengemis untuk tempat tidur rumah sakit dan persediaan penyelamat hidup telah muncul selama lebih dari 10 hari. Sementara kamar mayat dan krematorium tetap kewalahan.

Di tengah krisis, penghitungan suara dimulai pada Minggu (2/5/2021), untuk pemilihan yang diadakan di lima negara bagian pada Maret dan April.

Hasilnya akan diamati untuk melihat tanda-tanda bagaimana pandemi telah memengaruhi dukungan untuk PM Modi dan partai nasionalis Hindu-nya, BJP.

Ancaman hukum pejabat

Pada Sabtu (1/5/2021), 12 orang meninggal di Rumah Sakit Batra Delhi setelah kehabisan oksigen, untuk kedua kalinya dalam seminggu.

Surat kabar The Times of India melaporkan 16 kematian di negara bagian selatan Andhra Pradesh karena kekurangan oksigen di dua rumah sakit, dan enam di pinggiran Delhi, Gurgaon.

Pengadilan Tinggi Delhi sekarang telah menyatakan akan mulai menghukum para pejabat, jika persediaan medis penyelamat jiwa tidak sampai ke rumah sakit.

"(Krisis) Ini sudah kelewat batas. Tidak ada toleransi lagi," kata Hakim Vipin Sanghi dan Rekha Patil melansir BBC.

Para ahli telah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas resmi India secara signifikan di bawah yang harusnya terhitung di lapangan.

Mereka mengutip tingkat pengujian yang rendah dan jumlah orang yang meninggal di rumah, terutama di daerah pedesaan.

Baca juga: India Remuk Redam Diserang Corona, Cetak Rekor 400.000 Kasus Sehari, Dalam 24 Jam 3.523 Orang Tewas

Vaksinasi tersendat pasokan

Semua orang dewasa di India sekarang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin virus corona.

Tetapi rencana peluncuran program vaksinasi nasional pada Sabtu (1/5/2021) tersendat. Beberapa negara bagian mengatakan tidak memiliki dosis yang cukup untuk mulai memvaksinasi mereka yang berusia 18-44 tahun.

Meskipun menjadi produsen vaksin terbesar di dunia, negara ini mengalami kekurangan pasokan lokal. Sementara semua ekspor AstraZeneca sudah dihentikan sementara untuk memenuhi permintaan domestik.

Kementerian Kesehatan India mengatakan pada Minggu (2/4/2021) bahwa 84.599 orang dalam kelompok usia (18-44 tahun) telah diberi dosis pertama vaksin virus corona.

India menggunakan dua vaksin, Oxford-AstraZeneca (dikenal secara lokal sebagai Covishield) dan satu lagi dibuat oleh perusahaan India Bharat Biotech (Covaxin).

Vaksin Sputnik V buatan Rusia juga telah disetujui untuk digunakan, dan 150.000 dosis pertama tiba pada Sabtu (1/5/2021).

Baca juga: Kejadian Populer Batam: Dari Imigrasi Buru WN India, Corona di Batam Meningkat hingga Partai Ummat

Kiriman 40 negara

Negara-negara di seluruh dunia telah mengirimkan banyak pasokan medis darurat. Hingga Kamis (29/4/2021), 40 negara telah mengirimkan pengiriman.

Pesawat pertama dari beberapa pesawat berasal dari AS yang membawa tabung oksigen, masker N95, dan tes diagnostik cepat tiba di Delhi pada Jumat (30/4/2021).

"Ikatan antara demokrasi tertua & yang terbesar terus diperkuat," kementerian kesehatan India berkicau atas kiriman itu.

AS sebelumnya telah dikritik karena memberlakukan larangan pengiriman bahan mentah untuk vaksin ke luar negeri.

Aturan ini membatasi kemampuan India untuk membuat lebih banyak suntikan AstraZeneca. Langkah itu dicabut minggu lalu.

Sebuah pesawat militer Jerman dengan 120 ventilator sampai di India pada Sabtu (1/5/2021).

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengonfirmasi pada Minggu bahwa negara itu akan mengirim lebih banyak ventilator "dalam waktu dekat."

Baca juga: Keganasan Covid-19 India, Penggali Kubur Ogah Pakai APD, Kerja Siang Malam Rela Tak Puasa

Enggan lockdown

Pemerintah pusat enggan memberlakukan lockdown nasional, yang oleh perdana menteri disebut sebagai "upaya terakhir".

Para pemimpin senior mengkhawatirkan dampak ekonomi, setelah penguncian tahun lalu mencatat rekor penurunan produksi India turun 24 persen pada April-Juni, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kerugian manusia juga bisa sangat parah. Lockdown nasional selama 68 hari tahun lalu membuat jutaan pekerja migran India melakukan perjalanan kembali ke desa asal, karena menganggur dan kehabisan uang.

Masyarakat miskin, terutama anak-anak yang kurang gizi dan ibu hamil yang bergantung pada program pemerintah, mengalami kesulitan untuk mengakses manfaat.

Program imunisasi dihentikan, dan mereka yang menderita penyakit serius berjuang untuk mengakses layanan kesehatan yang penting.

Baca juga: AWAS! Ada WN India yang Lari dari Kewajiban Karantina Covid-19 di Jakarta Ditangkap di Batam

Tetapi beberapa negara bagian memang memberlakukan pembatasan.

Odisha adalah yang terakhir mengumumkan penguncian dua minggu, yang berlangsung dari 5-19 Mei. Negara bagian itu bergabung dengan Delhi, Maharashtra, Karnataka, dan Benggala Barat yang terpukul parah Covid-19.

Negara bagian lain, termasuk Uttar Pradesh yang padat penduduk, memberlakukan jam malam malam atau pembatasan pada akhir pekan.

Surat kabar Indian Express melaporkan satuan tugas Covid-19 India, yang menasihati pemerintah, sedang mendorong lockdown nasional untuk membantu menundukkan gelombang kedua yang menghancurkan.

Dr Anthony Fauci, ahli penyakit menular terkemuka AS, mengatakan pada Sabtu (1/5/2021) bahwa penutupan "segera" selama "beberapa minggu" dapat memutus rantai penularan di India.

PM Modi telah dikritik karena mengizinkan jutaan orang berkumpul, untuk festival keagamaan dan demonstrasi politik besar-besaran pada Maret dan April. Saat itu jarak sosial sangat minim diterapkan dan sangat sedikit mengenakan masker.

Demikian informasi jumlah kematian akibat Covid-19 di India. (*)

Sumber Kompas.com

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul India Menyedihkan, Hari Ini Hampir 4 Ribuan yang Tewas Akibat Covid-19, Keluarga Mengemis-ngemis

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved