India Catatkan Rekor Covid-19, 412.000 Kasus Harian dan Hampir 4.000 Kematian dalam Waktu 24 Jam

Pakar medis mengatakan angka sebenarnya yang terjadi di India bisa 5-10 kali lipat lebih banyak dari penghitungan yang diberitakan media.

Sanjay KANOJIA / AFP
Orang-orang mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen medis untuk pasien Covid-19 di stasiun pengisian oksigen di Allahabad, India, pada 24 April 2021. 

TRIBUNBATAM.id - Tsunami Covid-19 di India semakin memburuk pada Kamis, (6/5/2021). India melaporkan 412.000 kasus infeksi Covid-19 baru dan hampir 4.000 kematian dalam 24 jam.

Melansir Washington Post, Kamis, (6/5/2021), ahli epidemiologi percaya bahwa lonjakan India dapat mencapai 500.000 kasus sehari dalam beberapa minggu mendatang sebelum menurun.

Kondisi ini akan sangat berdampak pada sistem perawatan kesehatan yang terkatung-katung karena terlalu banyak pasien dan kekurangan pasokan penting seperti oksigen.

Diberitakan Global News, Kamis, (6/5/2021), India mencatat 412.262 kasus Covid-19 baru dengan jumlah kematian mencapai 3.980 orang.  

Data tersebut membuat total kasus Covid-19 di India mencapai lebih dari 21 juta kasus dan 230.168 orang di antaranya telah meninggal dunia.

Pemodelan pemerintah telah memperkirakan puncak infeksi gelombang kedua pada hari Rabu.

"Ini untuk sementara menghentikan spekulasi puncak," kata Rijo M John, seorang profesor di Institut Manajemen India di negara bagian selatan Kerala, dalam cuitannya di Twitter.

Saat ini, rumah sakit di India terus berjuang mencari tempat tidur dan oksigen sebagai tanggapan terhadap lonjakan infeksi. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam laporan mingguan, India menyumbang hampir setengah dari kasus virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia minggu lalu dan seperempat dari kematian.

Pakar medis mengatakan angka sebenarnya yang terjadi di India bisa 5-10 kali lipat lebih banyak dari penghitungan yang diberitakan media.

Krisis Covid-19 di India yang paling akut di ibu kota New Delhi, dibanding kota-kota lain. 

Namun di daerah pedesaan - rumah bagi hampir 70 persen dari 1,3 miliar penduduk India - perawatan kesehatan publik yang terbatas menimbulkan lebih banyak tantangan. 

"Situasi menjadi berbahaya di desa-desa," kata Suresh Kumar, koordinator lapangan Manav Sansadhan Evam Mahila Vikas Sansthan, sebuah badan amal hak asasi manusia.

Di beberapa desa di mana badan amal itu bekerja di negara bagian utara Uttar Pradesh - rumah bagi sekitar 200 juta orang -hampir setiap detik ada rumah yang kehilangan anggota keluarganya.

"Orang-orang ketakutan dan meringkuk di rumah mereka karena demam dan batuk. Gejalanya semuanya Covid-19, tetapi tanpa informasi yang tersedia, banyak yang mengira itu adalah flu musiman." 

Negara bagian Goa di India, tujuan wisata yang sangat populer di pantai barat, memiliki tingkat infeksi Covid-19 tertinggi di negara itu.

"Dengan satu dari setiap dua orang dinyatakan positif dalam beberapa pekan terakhir," kata pejabat pemerintah.

Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi momen super spreader.

Lonjakan infeksi juga bertepatan dengan penurunan drastis vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman, meski India juga memproduksi vaksinnya sendiri. (*)

Simak berita terupdate lainnya di Google News

Berita Tentang Covid-19 di India

Baca juga: Ambil Vaksin Corona Tak Lagi di Pemprov Kepri, Kini Libatkan Kimia Farma

Baca juga: Singapura Kembali Perketat Aturan, Pendatang Wajib Karantina Selama Tiga Pekan

Baca juga: Kapolres Natuna Berbagi Tali Asih ke Pondok Pesantren, Ingatkan Prokes ke Ustaz dan Santri

Baca juga: Tips Menjaga Kecantikan Kulit Agar Tetap Glowing Selama Berpuasa

Baca juga: Resep Kacang Bawang Daun Jeruk, Bikin untuk Cemilan di Hari Lebaran

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved