HUMAN INTEREST
Arianto Tetap Bersyukur Meski Omset Usaha Ikan Salai Tergerus Covid-19
Arianto terlihat sibuk memanggang deretan ikan salai. Usaha warga Natuna Provinsi Kepulauan Riau itu harus bertahan di tengah gempuran Covid-19.
NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Arianto terlihat sibuk memanggang deretan ikan salai. Usaha warga Natuna Provinsi Kepulauan Riau itu harus bertahan di tengah gempuran Covid-19.
Meski omset mengaku menurun, Arianto tetap bersyukur.
Ia tetap menggeluti usaha ikan salai yang sudah ia rintis sejak lama.
Arianto adalah seorang putra daerah Natuna yang berjuang bertahan hidup dengan hasil jualan ikan salai.
Ia lahir di Ranai pada tahun 1968 silam.
Diketahui istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan kedua anaknya kini duduk di bangku SMP untuk anak keduanya dan anak pertamanya kelas 3 SMA.
Sehari-hari ia menyibukkan diri dengan mengolah ikan tongkol hingga menjadi ikan salai di rumahnya di Jalan LKR, Pulau Natuna.
Itulah yang menjadi pekerjaan pokoknya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Arianto menceritakan usaha yang digeluti saat ini mengalami penurunan omset yang cukup signifikan setelah pandemi Covid-19.

Pasalnya, Arianto mengaku sebelum wabah Covid-19 produksi ikan salai mencapai 50 Kilogram per hari.
"Kalau dulu dalam sehari, produksi ikan salai bisa sampai 50 Kilogram dan semuanya habis terjual, sedangkan sekarang produksi sekitar 20 Kilogram saja susah habisnya bang," ujarnya kepada TRIBUNBATAM.id di kediamannya, Jalan LKR, Pulau Natuna, Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepri, Sabtu (8/5/2021) sore.
Penghasilan Arianto saat ini dalam sehari mencapai Rp 100 ribu, jika sebelum Covid-19 ia mengaku penghasilannya mencapai Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu.
"Meskipun hanya Rp 100 ribu, tapi Alhamdulillah bang saya masih ada penghasilan, mungkin di luar sana tentu banyak orang yang lebih susah dari pada saya," imbuhnya.
Lanjut Arianto menjelaskan, turunnya penghasilan diakibatkan kurangnya pembeli.
"Sebelum PSBB (pembatasan sosial berskala besar-red) yang pertama itu kan banyak orang yang datang ke Ranai (Natuna) ini bang, biasanya pejabat dari provinsi ataupun dari pusat, selain itu wisatawan juga banyak, nah mereka itu yang banyak beli ikan salai kita," ujarnya.