HUMAN INTEREST
Arianto Tetap Bersyukur Meski Omset Usaha Ikan Salai Tergerus Covid-19
Arianto terlihat sibuk memanggang deretan ikan salai. Usaha warga Natuna Provinsi Kepulauan Riau itu harus bertahan di tengah gempuran Covid-19.
Terlihat ikan salai miliki Arianto merupakan hasil olahan dari ikan tongkol yang dibelah dua.
Menurutnya ikan yang sudah dibelah dua itu kemudian dibersihkan, lalu diberikan bumbu seperti kunyit, bawang merah, bawang putih, garam dan penyedap rasa.
"Setelah dikasi bumbu baru kita asapin atau disalai selama 2 sampai 4 jam," sebutnya.
Ikan salai itu terdiri dari dua jenis yang dilihat dari kematangannya. Menurut Arianto ikan yang sudah disalai selama 2 jam sudah bisa dimakan namun teksturnya belum begitu kering, untuk tekstur yang kering harus disalai selama 4 jam.
Dengan penghasilannya Rp 100 ribu per hari ia mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Saya bersyukur sekali bang, meskipun di tengah pandemi saya masih ada penghasilan, meskipun kurang tapi bagaimana kita mencukupkan untuk kebutuhan keluarga, jadi kadang-kadang saya juga turun ke laut untuk mancing ikan bang, lumayan untuk tambahan," sebut Arianto dengan wajah tampak tersenyum.
Diketahui pula Arianto dengan usahanya menjual ikan salai, ia mengaku tidak mendapatkan bantuan BPUM yang belum lama ini sudah bisa dicairkan.
"Saya tak dapat bantuan itu bang, saya pun bingung juga kenapa tidak dapat padahal usaha saya ini kan termasuk usaha mikro," sebutnya.
Ia juga berharap kepada pemerintah agar lebih memperhatikan pelaku usaha kecil menengah dan mikro.(Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)