CERITA UNIK

Cerita Unik Jenderal Endriartono Sutarto, Pergantian KSAD Hanya Berusia Satu Jam di Era Gus Dur

Jenderal Purn Endriartono Sutarto punya pengalaman unik ketika menjadi Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) di masa pemerintahan Gus Dur

TRIBUN/DANY PERMANA
Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto (tengah) memberikan keterangan pada wartawan usai bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (12/2/2015). Endriartono menemui pimpinan KPK terkait teror yang dialami para penyidik KPK. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Jarak pertemuan pertama dan kedua hanya satu jam namun isinya bertolak belakang.

Peristiwa unik selanjutnya yaitu ketika Endriartono mendapat telepon dari Sekretaris Militer (Sesmil) Marsekal Madya TNI Budi Santoso yang menyampaikan pesan Gus Dur.

Katanya, kalau perwira tinggi bintang empat itu bersedia mendukung dekrit, akan diangkat menjadi Panglima TNI.

“Jawaban saya kepada Sesmil, kalau saya jadi Panglima justru nanti saya semakin punya kekuatan mencegah keluarnya dekrit. Tapi pemakzulan tidak bisa dihindarkan setelah dekrit keluar. TNI tidak bisa membela Gus Dur sebab proses pemakzulan konstitusional,” kata Endriartono.

Melanggar etika keprajuritan

Mantan Komandan Paspampres di era pemerintahan Soeharto itu juga mempunyai  cerita unik lainnya, yaitu ketika dipromosikan menjadi Wakil KSAD.

Saat itu ia minta kepada KSAD Jenderal TNI Tyasno Sudarto agar Letjen TNI Agus Wirahadikusuma tidak dipromosikan.

Alasannya karena hubungan dekatnya dengan Gus Dur, Agus secara enteng melanggar etika keprajuritan yaitu melawan atasan secara terbuka.

“Kita bisa saja berdebat habis-habisan dalam proses memilih kebijakan, tepi sekali keputusan sudah ditetapkan oleh pimpinan, semua staf harus mendukung,” kata Endriartono.

Menurutnya, apa yang dilakukan Agus Wirahadikusuma adalah mendebat pimpinan dan memublikasikan pendapatnya.

“Itu betul-betul sudah di luar etika militer. Saya tidak bisa tetap berada dalam TNI dengan mereka yang sudah tidak memegang etika militer,” tambah Endriartono.

Suatu saat Endriartono dipanggil Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Berita yang disampaikan, Presiden Gus Dur akan mengangkat Endriartono dari Wakil KSAD menjadi KSAD, dengan catatan menerima Agus Wirahadikusuma sebagai wakilnya.

Tentu saja Endriartono menolak. Akhirnya Endriartono tetap menjadi KSAD sedang wakilnya adalah Letjen TNI Kiki Syahnakri.

Endriartono juga memberikan dukungan kepada Kapolri Jenderal Pol Bimantoro yang dipecat Gus Dur gara-gara tidak mendukung dekrit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved