Asal Usul Virus Corona? Wanita Kalelawar Bicara Kebocoran Lab Wuhan, AS Prihatin Studi WHO
Dunia terutama Barat dipimpin AS hingga kini masih terus mencurigai China sebagai dalang dari virus corona atau Covid-19 yang kacaukan tatanan dunia
TRIBUNBATAM.id - Dunia terutama Barat hingga kini masih mencurigai China sebagai dalang dari virus corona atau Covid-19, yang mengacaukan kehidupan manusia.
Hal itu tak terlepas dari sikap tidak terbuka Beijing, terlebih ditemukannya sejumlah hepotesis dari Covid-19 benar-benar berasal dari laboratorium di Wuhan.
Hipotesis kebocoran telah dilontarkan sebelumnya wabah global, termasuk oleh pendahulu Presiden AS Joe Biden, Donald Trump.
Setelah secara luas teori konspirasi itu dinyatakan tak berdasar, kini isu itu kembali mencuat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bulan lalu bahkan memerintahkan badan-badan intelijen untuk menyelidiki asal mula pandemi, termasuk teori kebocoran laboratorium.
Baca juga: Masih jadi Misteri, WHO Desak China Agar Transparan dan Kooperatif Pecahkan Asal-usul Covid-19
Ilmuwan China yang menjadi pusat teori pandemi virus corona baru berasal dari kebocoran laboratorium khususnya di Kota Wuhan, membantah institusinya yang harus disalahkan atas bencana kesehatan tersebut.
"Bagaimana saya bisa menawarkan bukti untuk sesuatu yang tidak ada buktinya?" kata Dr Shi Zhengli kepada New York Times dalam komentar yang langka kepada media, seperti dikutip Reuters.

"Saya tidak tahu bagaimana dunia menjadi seperti ini, terus-menerus menuangkan kotoran pada ilmuwan yang tidak bersalah," ujarnya yang mendapat julukan Wanita Kelelawar.
Shi adalah seorang ahli dalam virus corona kelelawar, yang membuatnya mendapat julukan Wanita Kelelawar.
Dan, beberapa ilmuwan mengatakan, dia bisa memimpin apa yang disebut eksperimen "keuntungan fungsi" di mana para ilmuwan meningkatkan kekuatan virus untuk mempelajari efeknya dengan lebih baik pada inang.
Pada 2017, Shi dan rekan-rekannya di laboratorium Wuhan menerbitkan laporan percobaan, di mana mereka menciptakan virus corona hibrida baru dengan mencampur dan mencocokkan bagian dari beberapa yang sudah ada.
Termasuk, setidaknya satu yang hampir menular untuk manusia, guna mempelajari kemampuan mereka untuk menginfeksi dan bereplikasi dalam sel manusia.
Baca juga: Asal Usul Virus Corona akan Diungkap WHO Minggu Ini, Dugaan Sebelumnya Berasal Kelelawar
Namun dalam e-mail ke surat kabar AS itu, Shi menyebutkan, eksperimennya berbeda dari eksperimen gain-of-function (GOF) karena mereka tidak berusaha membuat virus lebih berbahaya.
Sebaliknya, mereka mencoba memahami bagaimana virus bisa melompati spesies.

"Laboratorium saya tidak pernah melakukan atau bekerja sama dalam melakukan eksperimen GOF yang meningkatkan virulensi virus," tegasnya.