Duet Pemerintahan Jokowi-Amin Cetak Utang Baru Rp 13 Triliun dari Bank Dunia

Indonesia mengajukan utang baru 500 juta dollar AS ke World Bank di mana 10 Juli 2021 lalu Bank Dunia juga sudah menyetujui utang 400 juta dollar AS

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin memberikan keterangan pers setelah acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019). Pemerintah Indonesia di bawah komando keduanya kembali mengajukan utang Rp 13 triliun lebih ke Bank Dunia 

TRIBUNBATAM.id - Pandemi Covid-19 membuat ekonomi Indonesia mengalami resesi.

Sejumlah pengamat memprediksi dampaknya diperkirakan masih berlangsung dalam waktu lama. 

Akibatnya sejumlah pembiayaan pemerintah terpaksa bersumber dari utang yang jumlahnya terus naik.

Yang terbaru Indonesia kembali mengajukan utang 500 juta dollar AS ke Bank Dunia atau World Bank.

Kali ini sumber dana tersebut akan dipakai untuk memperkuat sistem kesehatan nasional.

Sekadar informasi 10 Juli 2021 lalu, Bank Dunia juga sudah menyetujui utang baru yang diajukan pemerintah Indonesia sebesar 400 juta dollar AS.

Baca juga: Pajak Naik Utang RI Capai Rp 6,5 Triliun, tapi Ekonomi Merosot, Elite PKS Kritik Kebijakan Ekonomi

Dengan demikian total utang baru yang ditarik Indonesia selama bulan Juni 2021 sudah mencapai 900 juta dolar AS atau setara Rp 13,04 triliun (kurs Rp 14.480).

Dana tersebut rencananya akan dipakai untuk penambahan tempat isolasi pasien virus corona (Covid-19), tempat tidur rumah sakit, penambahan tenaga medis, lab pengujian, serta peningkatan pengawasan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.

Ilustrasi utang pemerintah Indonesia di masa pandemi
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia di masa pandemi (kontan)

Selain itu, pinjaman dari Bank Dunia akan dipakai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperluas program vaksinasi Covid-19.

"Selain untuk mendukung vaksinasi gratis dari pemerintah, utang ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia menjadi lebih baik dan memperkuat sistem pengawasan melalui pengujian dan pelacakan kasus-kasus baru Covid-19," jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dikutip dari laman resmi Bank Dunia, Sabtu (19/6/2021).

Lanjut Budi, dana pinjaman juga akan dialokasikan untuk penanganan dan pencegahan varian virus baru dari virus corona.

Dengan pinjaman baru, pemerintah Indonesia diharapkan bisa memberikan dukungan lebih luas kepada kelompok masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh perbankan.

"Pandemi Covid-19 membuat reformasi struktural untuk sektor keuangan menjadi mendesak.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor keuangan mengingat peranannya yang penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Ini mengingat peran penting (sektor keuangan) dalam mengurangi kemiskinan, terutama selama fase pemulihan pandemi Covid-19," kata Sri Mulyani lagi.

Baca juga: Gundukan Utang Garuda, Terjepit di Masa Pandemi Maskapai Pelat Merah Tawarkan Pensiun Dini

Dikutip dari laman Bank Dunia, pemerintah Indonesia menyebutkan bahwa program vaksinasi gratis akan menjangkau 181,5 juta orang berusia dewasa.

Utang baru dari Bank Dunia tak akan dipakai untuk pengadaan vaksin baru, melainkan memperkuat sistem pencegahan dan mendukung pemberian layanan kesehatan secara keseluruhan.

Lebih rincinya, utang akan digunakan untuk tiga program.

Pertama peningkatan pemberian layanan kesehatan, kedua pengawasan kualitas pengujian di laboratorium.

Ketiga dana akan dipakai meningkatkan komunikasi dan koordinasi tanggap darurat, termasuk dalam hal pengiriman vaksin.

Dilansir Kompas.com berjudul Jokowi Tarik Utang Baru Rp 13 Triliun dari Bank Dunia, dengan memperkuat pengujian di lab diharapkan akan membantu Indonesia dalam mencegah penyebaran varian baru virus corona.

Sementara dana utang yang dipakai untuk koordinasi, diharapkan bisa membuat distribusi vaksin bisa lebih merata sesuai dengan prioritas yang adil.

"Utang ini akan membantu Indonesia memberikan vaksin yang aman dan efektif.

Ini juga akan memperkuat ketahanan sektor kesehatan negara dan meningkatkan kapasitas respon di luar pandemi," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani (DOK KEMENKEU)

"Secara keseluruhan, dukungan dari Bank Dunia ini, bersama dengan dukungan dari mitra pembangunan internasional lainnya, akan memperkuat upaya pemerintah untuk membatasi dampak pandemi secara efisien dan meningkatkan sistem dan layanan kesehatan," tambah Kahkonen.

Sebelumnya, Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali ke zona positif pada tahun 2021, setelah terkontraksi 2,07 persen yoy.

Dalam laporannya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 4,4 persen.

Pertumbuhan kembali berlanjut pada tahun depan dan diperkirakan angka pertumbuhan tahun 2022 bisa menyentuh 5,0 persen.

Perkiraan ini meningkat 0,2 persen dari prediksi Bank Dunia sebelumnya pada bulan Januari 2021, yang sebesar 4,8 persen.

Meski angkanya meningkat, Bank Dunia memberi catatan bahwa peningkatan angka pertumbuhan ekonomi tak serta merta membuka lapangan pekerjaan bagi sektor-sektor tertentu.

"Sektor-sektor jasa yang tidak bernilai tambah (low value-added services) seperti perdagangan, transportasi, dan di bidang jasa ramah tamah (hospitality), akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih," ujar Bank Dunia dalam laporan yang dikutip dari Kontan.

Baca juga: PENGUMUMAN! Utang Luar Negeri Naik Rp 128 Triliun, Wakil Ketua DPR: Hati-hati Belanja Produktif

Bank Dunia juga menyarankan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya tetap waspada tentang adanya ketidakpastian yang membayangi, terutama masih dari kasus Covid-19 yang diperkirakan meningkat di sejumlah wilayah.

Untuk itu, Bank Dunia mengimbau otoritas melakukan perbaikan penanganan pandemi.

Karena saat ini program vaksinasi terpantau masih lambat, bahkan ada varian baru Covid-19.

Pemulihan ekonomi nantinya masih sangat bergantung dari kapabilitas masing-masing negara, termasuk Indonesia menjalankan komitmen vaksinasi, besarnya ketergantungan perekonomian negara lain, juga kondisi dalam negeri.

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved