Cuma Jualan Cilok Harsono Bisa Koleksi 3 Apartemen dan 13 Rumah Kontrakan

Sosok Harsono penjual cilok jadi sorotan karena bisa beli 3 apartemen dan 13 rumah kontrakan besar

Kompas.com/Bagus Supriadi
Foto Harsono, penjual cilok sukses yang punya 3 unit apartemen 

TRIBUNBATAM - Nama Harsono, eks Pegawai honorer kebersihan di lembaga pemerintah di Jember, Jawa Timur mendadak melejit di media sosial.

Sosok Harsono viral dan dikenal sebagai penjual cilok tersukses sekarang ini.

Betapa tidak, ia sudah membeli 3 unit apartemen dan 13 rumah kontrakan.

Bukan itu saja, Harsonoo juga sudah naik haji, dan tak segan-segan memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan.

Siapa sangka di balik kesuksesan saat ini, Harsono merintis usaha dimulai dari modal Rp 20 ribu.

Jatuh bangun merintis usaha sebelum sukses adalah bagian dari kisah hidup Harsono.

Baca juga: Gadis Bercadar Jualan Cilok, Tak Malu Dorong Gerobak Demi Bantu Ekonomi Keluarga dan Umrahkan Nenek

Foto Harsono, penjual cilok sukses yang punya 3 unit apartemen
Foto Harsono, penjual cilok sukses yang punya 3 unit apartemen (Kompas.com/Bagus Supriadi)

Saat ini Harsono terkenal dengan merek gerai Cilok Edy.

Di Jember, Jawa Timur, Cilok Edy mudah ditemui, dan familiar di telingan masyarakat.

Jika datang ke kota Jember, Anda bisa menemukan gerai Cilok Edy di sejumlah lokasi.

Di antaranya di depan kantor DPRD Jember, kampus Universitas Jember, dan Universitas Muhammadiyah Jember.

Saking terkenalnya, Cilok Edy juga bisa ditemui di cabang lainnya seperti di Probolinggo dan Bondowoso.

Namun, cabang Cilok Edy di luar kota tak bertahan lama.

Kata Harsono, penjaganya curang.

Karena ptoduk jualanya sangat terkenal, maka Harsono, pemilik Cilok Edy, mampu meraup jutaan rupiah.

Dilansir dari Kompas.com pada Senin (21/6/2021), Harsono bisa meraup Rp5 juta per hari dari empat rombong saja.

Sebelum pandemi Covid-19, ia bahkan bisa mendapatkan Rp9 juta per hari.

Kini, Harsono sudah memiliki 10 karyawan.

Kesuksesan Harsono dari berjualan cilok membuatnya bisa membeli sejumlah properti.

Di antaranya 3 apartemen, 13 rumah kontrakan, hingga sawah, bahkan Harsono juga bisa menunaikan ibadah haji.

Ketika pandemi Covid-19 pun, warga Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Jember, ini tetap bisa sukses berjualan cilok.

Simak rahasia-rahasia sukses wirausahaan Harsono:

1. Mampu menangkap peluang

Sebelum berjualan cilok, dulunya Harsono adalah seorang tukang ojek.

Hanya saja karena pendapatanya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup.

Maka Harsono mencoba menjadi tenaga honorer petugas kebersihan di Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember.

Tapi lagi-lagi pendapatannya tidak cukup untuk menafkahi keluarga.

Setelah berpikir lama, dia akhirnya mendapat ide berjualan cilok.

Hanya saja, Harsono ingin hasil jualannya memiliki ciri khas.

Setelah melakukan riset, dia tahu di Jember tidak ada penjual cilok daging.

Yang ada hanya cilok tepung, dan ia pun mulai membuat cilok daging.

Resepnya berasal dari ayahnya yang juga berjualan panganan serupa di Bali.

2. Gencar pemasaran

Harsono memulai bisnis berjualan ciloknya hanya dengan modal awal Rp20.000.

"Modal awal dulu paling hanya Rp20.000," ujar Harsono, Sabtu (19/6/2021).

Tapi dia memasarkan produknya ke berbagai tempat.

Disebutkan bahwa dia berangkat berjualan keliling cilok mulai pukul 06.30 WIB.

"Berangkat pagi, pulangnya habis isya," ucapnya.

Targetnya adalah tempat keramaian seperti sekolah, perkantoran, dan lainnya.

Namun, meski sudah berpeluh keringat, cilok Harsono tak pernah terjual habis.

Penghasilannya pun tak sesuai harapan dan membuat semangatnya kendur.

Apalagi ketika wali murid tidak memperbolehkan anaknya membeli cilok karena merupakan jenis makanan baru.

Alhasil, Harsono kembali ke profesi lamanya, yakni menjadi pengayuh becak selama dua bulan.

Namun, berkat dorongan istrinya, Harsono kembali berjualan cilok.

"Waktu itu, penghasilan becak hanya Rp5.000. Sedangkan berjualan cilok Rp10 ribu," ungkap istrinya, Siti Fatimah.

3. Berani pinjam uang ke bank

Bisnis Harsono perlahan mulai terkenal, dia pun ingin memperluas pasarnya.

Dengan modal keberanian dan keyakinan, dia memberanikan diri untuk meminjam uang modal ke perbankan Rp15 juta.

Uang Rp15 juta tersebut dia manfaatkan untuk menambah 5 rombong jualan cilok.

Dari hasil lima rombong tersebut, kini dia sudah memiliki 10 rombong cilok, meski sekarang tinggal 4.

4. Tingkatkan mutu hadapi persaingan

Ketika ciloknya semakin terkenal dan laris, Harsono bertekad untuk meningkatkan cita rasa cilok dagingnya.

Dia tidak ingin kualitas jualannya menurun.

Oleh karenanya, sang istri, Siti Fatimah, ditugaskan untuk terus mengawasi kualitas cilok agar tidak berubah, mulai ukuran, rasa, dan lainnya.

5. Investasi di bidang lain

Hasil dari berjualan Cilok Edy digunakannya dengan sebaik-baiknya.

Alih-alih membeli barang yang bersifat konsumtif, Harsono mengalokasikannya untuk investasi di bidang lain.

Dia pun membeli belasan rumah dan kamar kos untuk dikontrakkan.

Ia juga membeli 3 unit apartemen hingga sawah.

Tentu dia tak menggunakan semua uangnya.

Tapi memilih meminjam uang secara kredit ke bank dan cicilannya dibayar dari hasil berjualan cilok.

"Sekarang apartemen punya tiga untuk disewakan."

"Rumah ada 13 untuk dikontrakkan dan dikoskan," beber Harsono saat ditemui Kompas.com di rumahnya.

Bagaimana, Anda tertarik meniru jejak Harsono sukses berjualan cilok?

EDITOR : AMINUDDIN/TRIBUNBATAM

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Viral Penjual Cilok Daging di Jember, Modal Rp20 Ribu, Kini Punya 3 Apartemen & 13 Rumah

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved