LINGGA TERKINI
Tukang Becak Lingga Hilang Pekerjaan Imbas KSOP Jambi Tangkap Kapal Sembako
KSOP Jambi sebelumnya menahan 8 kapal pengangkut sembako asal Lingga. Kondisi ini dikeluhkan buruh di Peabuhan Dabo Singkep dan warga.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Buruh dan tukang becak di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri mengeluh.
Mereka terpaksa menganggur. Kondisi itu setelah Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan atau KSOP Jambi menambahan 8 kapal pengangkut sembako asal Lingga di sekitar Pelabuhan Kuala Tungkal belum lama ini.
Otoritas pelabuhan terpaksa menahan kapal itu karena tak dilengkapi dokumen pelayaran.
Pelabuhan Dabo yang biasanya terlihat begitu ramai aktifitas pengangkutan barang, terlihat begitu sepi dalam beberapa pekan terakhir.
Bahkan sejumlah warung di lokasi tersebut saat ini terpaksa tutup untuk sementara waktu.
Karena minimnya pembeli dan aktivitas di tempat tersebut yang berkurang.
Salah seorang buruh, Lago mengaku kesulitan ekonomi dan merugikan pihaknya sebagai buruh atas permasalahan ini.

"Jadi untuk pemerintah setempat, tolonglah diusahakan biar kapal Jambi ini bisa masuk lagi," kata Lagi, Senin (21/6/2021).
Ia mengungkapkan, hampir satu bulan kapal muatan barang tersebut tidak beroperasi lagi.
Ia melanjutkan, bahwa sebelum kejadian ini, kapal Jambi akan masuk rutin setiap hari dalam seminggu.
"Hal ini merugikan kami para buruh, kami menganggur dan tak ada penghasilan.
Bukan sedikit, ada 22 buruh di Pelabuhan Dabo ini.
"Belum lagi tukang becak," ujar temannya yang saat itu berada di sebelahnya.
Ia kembali mengatakan dan sangat berharap, agar Kapal dari Jambi tersebut bisa beroperasi kembali, sebab kebutuhan penghasilan para buruh maupun tukang becak.
"Kami pasti terdampak, dan kami berharap adalah solusi dari pemerintah, karena ini sudah berjalan puluhan tahun.
Baca juga: Jadwal Kapal Roro Lingga Tujuan Telaga Punggur Batam dan Kuala Tungkal Jambi
Baca juga: PERAIRAN Batam Jadi Jalur Tersibuk, KSOP Terjunkan 4 Kapal Patroli Awasi Ribuan Kapal Lewat
Kalau kapal Roro itu tidak gunakan jasa kami sudah ada truk-truk yang mengangkut," kata salah seorang tukang becak, Yudi.
Hal ini sebelumnya juga mendapat respon dari Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy.
Pihaknya terus berupaya menghubungi pihak-pihak terkait, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah Tanjung Jabung Timur, dan Barat agar mendapat bersama-sama membantu menyelesaikan persoalan yang ada.
"Tentu prihatin, tapi kami sendiri punya kewenangan yang terbatas.
Karena ini ranahnya Kementerian Perhubungan melalui syahbandar," sebutnya.
KSOP Jambi Tahan 8 Kapal Sembako
Delapan kapal pengakut sembako asal Lingga sebelumnya diberitakan tak bisa berlayar.
Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan atau KSOP Jambi menahan kapal tersebut karena terdapat kekurangan dokumen pelayaran.
Kapal tersebut kini berada di Sungai Batang Hari, Tanjung Jabung, Provinsi Jambi.
Dari informasi yang dihimpun TribunBatam.id, kapal tersebut ditahan oleh otoritas pelabuhan karena kekurangan sejumlah dokumen salah satunya buku pelaut, yang menjadi salah satu syarat agar kapal dapat berlayar ke Dabo Singkep.

Insiden kapal sebelumnya terjadi di perairan Jambi.
Kapal Motor atau KM Wicly Jaya Sakti tenggelam di Perairan Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, Sabtu (22/5/2021).
Mayoritas penumpang di kapal itu merupakan warga Lingga.
Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy. Neko sangat berharap, agar permasalahan ini dapat terselesaikan.
Pria yang baru saja menginjak usia 35 ini juga mendukung kebijakan petugas, karena adanya musibah beberapa waktu yang lalu, terkait tenggelamnya salah satu kapal pengangkut barang.
Namun ia juga berharap, adanya solusi yang sama-sama memberikan manfaat bagi masyarakat di Lingga khususnya.
"Kami juga berupaya untuk menjalin koordinasi agar kapal-kapal tersebut dapat kembali berlayar.
Karena banyak faktor jika terhambat.
Keselamatan tetap diutamakan, dan kebutuhan masyarakat kita juga dapat terpenuhi.
Demikian juga dengan perekonomian kita dapat berjalan baik ditengah kondisi pandemi ini," kata Neko, Minggu (20/6/2021).

Neko lalu menyebutkan yang menjadi kekhawatirannya, yakni akan ada kenaikan beberapa barang pokok di Lingga, yang selama ini banyak dibawa melalui kapal-kapal motor tersebut.
"Meskipun sudah ada kapal Roro, namun tentunya tidak semua barang bisa tertampung," jelasnya.
Ia melanjutkan, kekhawatiran lainnya, yakni banyak barang-barang hasil pertanian di Lingga yang biasanya dijual ke pasar Jawa dan Sumatra melalui Jambi yang otomatis juga akan tertunda penjualannya.
"Kami sudah berupaya dengan segala kewenangan yang kami punya untuk menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, agar sesegera mungkin permasalahan ini dapat teratasi," ungkapnya.
"Dan tentunya dengan doa kita semua, karena ini juga baik untuk keselamatan kita bersama," sambungnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Lingga