KARIMUN TERKINI
Demam Berdarah di Karimun Makan Korban Jiwa, Seorang Balita Meninggal Dunia
Seorang balita di Karimun meninggal dunia karena demam berdarah dengue. Balita itu termasuk satu dari 71 kasus warga Moro kena DBD
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Dewi Haryati
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Kasus Covid-19 di wilayah Kabupaten Karimun kini telah mencapai angka 2.190 orang, pada Jumat (25/6/2021).
Selain kasus covid-19, warga Karimun juga mesti waspada dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Pasalnya kasus DBD di Karimun ikut meningkat di tengah pandemi covid-19.
Tercatat ada 165 kasus DBD di Karimun selama enam bulan terakhir di 2021.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, 71 kasus di antaranya ditemukan di Kecamatan Moro.
Baca juga: Selain Covid-19, Dinkes Bintan Minta Warga Waspada DBD di Tengah Pandemi

Angka itu tertinggi se-Kecamatan lainnya yang ada di Karimun.
“Sampai hari ini ada 71 kasus DBD kita temukan (Moro) di tahun 2021. Angka ini tergolong tinggi dari kecamatan- kecamatan lainnya di wilayah Karimun,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi.
Selain Kecamatan Moro, Kecamatan Tebing dan Kecamatan Meral juga termasuk daerah yang banyak ditemukan kasus DBD sepanjang 2021.
“Total sampai saat ini ada 165 kasus. Moro paling tinggi dengan 71 kasus, disusul Kecamatan Tebing dengan 26 kasus, dan Kecamatan Meral 25 kasus.
Untuk kecamatan lainnya masih rendah,” tambahnya.
Sementara untuk angka kematian akibat DBD di Karimun 2021 sampai saat ini tercatat ada satu orang. Yakni seorang balita di Kecamatan Moro.
“Tahun ini ada satu orang, balita di Moro. Itu karena adanya keterlambatan penanganan dari orang tua,” jelasnya.
Ia menambahkan, peningkatan kasus DBD ini terjadi sejak Mei lalu hingga saat ini.
Dalam penanganannya, Dinas Kesehatan Karimun telah melakukan pencegahan dengan meningkatkan sosialisasi kepada warga serta melakukan fogging massal di daerah- daerah rawan DBD.
“Kita harap peran masyarakat dalam pencegahan penyebaran DBD ini. Tentunya salah satu cara dengan 3M Plus, sehingga nyamuk-nyamuk DBD ini tidak berkembang,” terang Rachmadi.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus waspada, dan apabila ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi bisa dilakukan pemeriksaan.
“Warga jangan takut. Harus dicek untuk memastikan. Warga jangan takut nantinya akan dibilang positif Covid.
Tentunya ada pemeriksaan-pemeriksaan yang ketat kita lakukan karena tentunya ada perbedaan gejala,” jelasnya.
Rachmadi juga menyebutkan, perkembangan kasus DBD di Karimun selama 6 tahun terakhir terjadi naik turun.
Pada 2016, Dinkes mencatat sebanyak 418 kasus DBD ditemukan di Karimun.
Sementara tahun 2017 terjadi penurunan dengan jumlah 368 kasus. Tahun 2018 kembali menurun dengan 176 kasus.
Peningkatan kasus DBD kembali terjadi di tahun 2019 dengan 232 kasus dan tahun 2020 berjumlah 442 kasus.
Ia berharap, masyarakat tidak menurunkan kewaspadaan dan terus menjaga lingkungan agar nyamuk pembawa DBD tidak berkembang.
“Peran masyarakat sangat besar, apabila hanya kita saja dari dinas yang bergerak, tentu tidak akan efektif,” pungkasnya.
(Tribunbatam.id/Yenihartati)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Karimun