BATAM TERKINI

Semasa Hidup Mengaku Disiksa Bos Kerja, Elisabeth Asal NTT Akhirnya Meninggal Dunia

Elisabet meninggal dunia Rabu (23/6/2021) sekira pukul pukul 12.00 (WIB) di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam.

Dok KKPMP Kepri
Semasa Hidup Mengaku Disiksa Bos Kerja, Elisabeth Asal NTT Akhirnya Meninggal Dunia. Foto acara pengebumian jenazah Elisabeth yang dilayani oleh Romo Chrisantinus Saturnus Pascal dan Pastor Gereja Katolik Paroki Kerahiman Ilahi Tiban Batam P. Antoniius Faot serta umat yang hadir, Rabu (23/6/2021) si Sei Temiang, Batam, Kepri sekira pukul 17.00 WIB 

TRIBUNBATAM.ID - Sungguh memprihatinkan nasib Elisabeth Take Ruron (33) pekerja wanita asal Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia ke Batam untuk mengadu nasib sejak tahun 2018 lalu, namun berujung sia-sia. Elisabet meninggal dunia Rabu (23/6/2021) sekira pukul pukul 12.00 (WIB) di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam.

Pada hari yang sama, sekitar pukul 17.00 WIB jenazah Elisabeth dikebumikan di TPU Sei Temiang secara Gereja Katolik.

Menurut informasi yang dihimpun, Elisabeth diduga merupakan korban kekerasan oleh majikan sebelumnya. 

Diceritakan Koordinator Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Keuskupan Pangkalpinang dan  Kepri, Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, Elisabet dirawat di RS Camatha Sahidya, Panbil.

"Karena tidak ada kejelasan maka dibawa ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam. Tapi Tuhan berkata lain, ER (Elisabet) meninggal dunia," kata pria yang akrab disapa Romo Paschal kepada Tribun Batam, Jumat (25/6/2021).

Baca Selanjutnya: Diduga terlibat trafficking direktur pt tugas mulia j rusna polda kepri di bandara hang nadim

Diceritakan Romo Paschal, katanya bermula sejak 3 tahun yang lalu, Elisabeth direkrut oleh Direktur PT. Tugas Mulia, J Rusna. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penempatan asiten rumah tangga

"ER direkrut dari Sumba dan dibawa ke Batam untuk bekerja sebagai PRT sekira 2018 lalu, dan waktu itu mendapat kontrak untuk bekerja dengan majikan yg pertama di Batam dengann masa kerja  satu tahun lebih," jelas Romo.

Selanjutnya, Elisabeth pindah ke majikan yang kedua. Dan pada tahun 2020 lalu majikan tersebut pindah ke Jakarta dan mengajak Elisabet untuk ikut serta ke Jakarta.

Namun beberapa waktu belakangan, Elisabeth mengalami sakit yang cukup parah dan membutuhkan penanganan medis yang lebih serius.

Beginilah kondisi Elisabeth Take Ruron (33) saat masih hidup dan dirawat di rumah sakit di Batam
Beginilah kondisi Elisabeth Take Ruron (33) saat masih hidup dan dirawat di rumah sakit di Batam (Tangkapan Layar Video Pengakuan Elisabeth)

"Maka, berdasarkan hasil pengecekan kami,  majikan tersebut mengambil  keputusan untuk mengembalikan Elisabeth ke PT. Tugas Mulia di Batam. Dan berdasarkan pengakuan Elisabeth, selama berada di penampungan PT. Tugas Mulia, sering dipukul dan ditendang oleh J. Rusna," jelas Romo yang dikenal vokal membela korban kekerasan khusus perempuan dan anak di Kepri.

Masih dengan penjelasan Romo Paschal. Katanya, seluruh pengakuan Elisabeth semas hidup direkam dengan video.

Lanjutnya, dalam keadaan sakit J Rusna sering memaksa Elisabeth untuk bekerja dan sering dipukul dan ditendang.

Hingga akhirnya kondisi kesehatan Elisabeth semakin memburuk.

Bahkan ketika akan dibawa ke rumah sakit Camatha Sahidiya Minggu (20/6/2021), dalam keadaan yang sudah tidak berdaya pun, Elisabeth ditarik paksa, dipukul dan ditendang oleh J Rusna.

"Hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Ketika sudah berada di rumah sakit Camatha Sahidiya, tidak ada orang yang menjaga dan merawat serta memperhatikan ER. Dia berusaha untuk melakukan segala sesuatu sendiri dalam keadaan yang tidak berdaya," urai Romo.

Baca Selanjutnya: Vonis terdakwa kasus trafficking ricuh keluarga korban kau hebat ya rusna hukum bisa kau beli

Aku Romo, sesekali J Rusna hanya datang ke rumah untuk mengantarkan makanan dan memarahi serta membentak dan mengancam Elisabeth lalu pergi. 

Hingga pada akhirnya pada Senin (21/6/2021) siang, seorang pengurus Satgas NTT Peduli yang tanpa sengaja menemukan Elisabeth dalam keadaan yang sudah sangat  kritis dan memprihatinkan.

Dalam keadaan tak berdaya mereka berkenalan dan menceritakan asal daerah Elisabeth

Gaji Tak Diberikan Selama 3 Tahun

Dalam keterangan Elisabath yang divideokan, gaji dari majikan sudah diserahkn semua oleh majikan bos PT Tugas Mulia, ke J Rusna.

Tapi Rusna tidak pernah memberikan gaji tersebut sebagai hak dari Elisabeth. Kemudian pengurus Satgas tersebut menyampaikn maslah tersebut ke pengurus satgas yang lain.

"Dan semua sepakat untuk mencoba mencari jalan untuk menyelamatkan nyawa Elisabeth. Mereka sepakat untuk mencari keluarga besar Peguyuban Larantuka serta menghubungi saya dan Romo P. Antoniius Faot," kata Romo Paschal.

Setelah mendengar informasi penerlantaran Elisabet, hingga akhirnya pihak Kerukunan Keluarga Larantuka (KKL) Batam datang dan berusaha mencari info keluarga korban hingga ditemukan.

Pihak KKL Batam akhir sepakat untuk mengambil alih segala sesuatu berkaitan dengan Elisabeth.

Pihak KKL kemudian berkoordinasi dan meminta arahan dari dokter spesialis yang menangani ER, dan dokter tersebut menyarankan  untuk kalau boleh keluarga segera mengambil langkah untuk memindahkan Elisabet ke RS yang lebih memadai.

Baca Selanjutnya: Pengunjung ngaku pengacara rusna hakim pn batam tunda sidang perdagangan orang

Karena pertimbngan keterbatasan  fasilitas medis di RS Camatha Sahidiya. 

Permintaan dokter spesialis tersebut juga sebelumnya sudah disampaikan dokter ke J Rusna untuk segera dirujuk.

"Tapi tidak diindahkan oleh J Rusna. Pihak KKL atas izin keluarga dan dokter, akhirnya sepakat untuk memindahkan Elisabet ke RSBP Batam. Sempat dirawat di sana, dan hingga akhirnya Elisabet menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu, 23 Juni 2021 pukul12.00," jelas Romo Paschal.

Romo Paschal berharap persoalan dugaan keterlibatan Direktur PT Tugas Mulia, J Rusna harus diusut.

"Selain ekspolitas, ada hak-hak ER (Elisabet) yang belum dibayarkan oleh J Rusna. Bagi kami, kejadian ini merupakam kematian yang keji karena hati nurani yang mati. Bagi saya patut diduga  ER adalah korban eksploitasi yang kali berikut dari J. RUSNA. Berulang ulang seperti tak ada jeranya. Karena itu saya berharap pihak kepolisian dapat bekerja maksimal untuk menegakkan hukum bagi keadilan kita semua. Pelaku harus diberi efek jera sesuai dengan perbuatannya," ujar Romo.

Sementara itu, menurut Ketua DPD Satgas NTT Peduli Kepri, Musa Mau, insiden yang dialami Elisabet adalah sebuah kejahatan kemanusiaan.

"Yang perlu di selesaikan secara serius, karena melibatkan oknum yang sudah sering terlibat dalam berbagai kasus kejahatan kemanusiaan. Ini perlu diusut dan dituntut ke ranah hukum. Supaya kedepan kejadian ini tidak terulang lagi terhadap siapapun,'' cetus Musa Mau.

Baca Selanjutnya: Romo paschal laporkan empat jaksa ke kejaksaan agung terkait rusna terlibat kasus tppo

Pastor Paroki Kerahiman Ilahi Tiban, Batam, P. Antoniius Faot, C.S yg juga Pembina Satgas NTT Peduli Kepri, mengatakan Kematian ER adalah pernyataan keras bagi kita semua karena secara sengaja atau tidak sengaja, tahu atau tidak tahu kita membiarkan peristiwa itu terjadi.

"Kematian ER juga adalah panggilan untuk kaum peduli untuk semakin peduli sekaligus membuka mereka yang belum peduli untuk peduli. ER telah menambah angka korban pelecehan dan exploitasi yang diduga dilakukan  J. Rusna," ucapnya.

Hal yang senada juga disampaikan Ketua Kerukunan Keluarga Larantuka (KKL), Ellyas Kellen

Menurutnya, kejadian yang dialami Elisabeth sangat miris dan menggugah nurani. 

"Kami meminta kepada pihak kepolisian untuk dapat melakukan tugas sebagai mana mestinya untuk dapat menegakkan hukum dan keadilan bagi kita semua," pintanya.

Ellyas Kellen menyerukan, kepada semua warga perantau dari NTT  dan kepada pihak yang berkompeten khusus nya organisasi kesukuan dari NTT yang berada di Batam, agar bekerja sama.

"Mari bersinergi dengan lebih serius menyikapi persoalan kejahatan kemanusiaan ini dengan kerelaan untuk berbakti sebagai wujud kepedulian dan solidaritas kita sebagai makhluk sosial. Harapan kita agar para oknum yg menjadi pelaku kejahatan kemanusiaan yang yang korbannya  kebanyakan adalah saudara kita dr NTT agar dapat ditindak secara hukum  dan mengalami efek jera," katanya.

J Rusna Bantah

Sementara itu, ketika Tribunbatam.id mengkonfirmasi kepada Direktur PT Tugas Mulia, J Rusna membantah tuduhan itu.

"Itu fitnah kepada saya. Malah saya membantu. Ini suami sedang nyari-nyari. Saat ia (ER) diculik dari rumah sakit tidak ada diberitahu saya," katanya kepada Tribun Batam saat dikonfirmasi, Jumat malam via telepon.

(tribunbatam/leo halawa)

BACA JUGA BERITA TRIBUNBATAM.ID DI GOOGLE NEWS

Baca Juga tentang J RUSNA

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved