NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM

Waspada Varian Baru Covid-19 di Kepri

Simak wawancara eksklusif Tribun Batam dengan Kepala BTKLPP Batam terkait varian baru covid-19 di Kepri

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Waspada Varian Baru Covid-19 di Kepri. Foto Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam, Budi Santosa ditemui di RSKI Galang, beberapa waktu lalu 

BS: Sampel-sampel positif Covid-19 dengan kriteria tertentu dikirim ke Balitbangkes untuk menjalani pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Kebetulan kalau di Batam kita belum mampu melakukan tes WGS ini sehingga harus dikirim ke Jakarta.

Waktu itu kami mengirimkan 30 sampel dengan nilai CT di bawah 25. Ketika diperiksa dari 30 sampel itu, ternyata ditemui satu sampel yang terdeteksi varian baru, pada awal April 2021. Kemudian kami mengirim sampel lagi tanggal 29 April, sebanyak 131 sampel. Untuk pengiriman sampel berikutnya, kami akan terus mengumpulkan sampel dengan CT di bawah 25, baru kemudian mengirimnya ke Jakarta sekaligus.

TB: Sebenarnya dari mana varian baru ini berasal pak?

BS: Kalau B1125, atau varian baru lainnya pernah ditemukan di Inggris. Tetapi penyebab munculnya di Indonesia, khususnya wilayah Kepri, tentu butuh pendalaman lebih lanjut. Varian B1125 di wilayah Indonesia lainnya memang tidak terlalu banyak, yang banyak justru varian B117.

TB: Kira-kira seperti apa dampak yang ditimbulkan dari varian baru virus ini bagi kesehatan individu?

BS: Sebenarnya varian ini semua termasuk Covid-19, hanya saja virusnya mengalami mutasi. Kalau ditanya seberapa bahayanya, di luar negeri virus varian baru ini terbukti lebih mematikan dan penularannya lebih cepat. Gejala yang ditimbulkan kurang lebih sama, seperti suhu badan naik, pusing, sesak napas, dan sebagainya. Gejala ini bisa dipicu lagi oleh adanya komorbid atau penyakit bawaan.

TB: Apakah pasien yang terpapar virus varian baru ini dikarantina dan dirawat seperti pasien Covid-19 pada umumnya?

BS: Kebetulan kemarin pasien yang terpapar virus B117 baru diketahui varian baru setelah dia dirawat dan sembuh dari rumah sakit. Sampai sekarang pasien itu masih sehat dan sembuh dari Covid-19. Jadi, penganganan dan tempat perawatannya kurang lebih serupa.

Rata-rata masa inkubasi Covid-19 itu adalah 5-6 hari, ada juga yang sampai 14 hari. Maka pemeriksaannya, tiap hari kelima kami ambil lagi sampel swabnya. Gejala yang dialami pasien pun menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan lokasi karantina. Jika pasien memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, bisa dirawat di RSKI Galang, atau kalau sekarang ada opsi tambahan Asrama Haji. Kalau gejala sudah agak berat, akan dilarikan ke rumah sakit yang ada ruang ICU isolasinya.

TB: Bagaimana agar kita terhindar dari Covid-19, khususnya jenis varian baru ini?

BS: Terkhusus varian baru, memang yang perlu diperhatikan yakni tingkat potensi kematian dan kecepatan penularannya. Pada dasarnya sama seperti virus Covid-19 yang biasa kita temukan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan, yakni 5M, menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan. Cara-cara pencegahan itu tentu lebih efektif dan murah jika dibandingkan ketika kita sudah terpapar dan dirawat di ruang isolasi.

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Penanganan Covid

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved