NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM
Waspada Varian Baru Covid-19 di Kepri
Simak wawancara eksklusif Tribun Batam dengan Kepala BTKLPP Batam terkait varian baru covid-19 di Kepri
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Varian baru Covid-19 telah ditemukan menyebar di berbagai provinsi di Indonesia.
Tidak hanya di wilayah Jawa, ternyata varian baru Covid-19 juga telah menjangkiti dua orang dari Kepulauan Riau (Kepri), yakni seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia dan seorang warga Kota Batam.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam, Budi Santosa, dalam diskusi News Webilog Tribun Batam.
Budi mengatakan, virus Corona varian baru memiliki dampak yang lebih mematikan dan lebih cepat penyebarannya. Seperti apa kronologi temuan kasus Covid-19 varian baru di Kepri?
Simak wawancara eksklusif Tribun Batam dengan Kepala BTKLPP Batam, Budi Santosa, di bawah ini!
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk dan Menyebar, Kenali 25 Gejala Covid-19 Versi WHO
Baca juga: Kadinkes Karimun Kesulitan Deteksi Varian Baru Virus Corona, Minta Warga Waspada
Tribun Batam (TB), Budi Santosa (BS)
TB: Bagaimana proses pemeriksaan sampel Covid-19 di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam?
BS: Pada prinsipnya, sampel dikirim dari puskesmas dan rumah sakit di beberapa wilayah, ke BTKLPP Batam. Di antaranya ada juga sampel-sampel dari pekerja migran indonesia (PMI). Kemudian BTKLPP akan memeriksanya, pertama, sampel melalui proses unboxing dan identifikasi, yaitu dicatat data-datanya. Setelah itu, sampel akan diekstraksi sebelum diperiksa dengan mesin PCR test. Proses dari awal sampai pemeriksaan kurang lebih 4-5 jam. Kalau sampel yang urgen seperti sampel dari PMI, kasus meninggal dunia, dan ibu yang akan melahirkan, itu waktunya 1x24 jam.
TB: Apa saja kendala yang dihadapi BTKLPP Batam selama memeriksa sampel Covid-19 ini?
BS: Sebenarnya secara umum tidak ada kendala. Memang ada satu alat PCR yang rusak, masih menunggu datangnya sparepart dari luar negeri. Tapi kami juga sudah ada cadangan mobile lab, yang di dalamnya juga ada alat PCR, kemudian dari BNPB juga telah diperoleh bantuan satu unit PCR. Sebelumnya sudah ada dua unit pinjam pakai dari Temasek Foundation, dan satu lagi pengadaan sendiri. Sehingga pemeriksaan sampel yang datang dari 3 provinsi dan 30 kabupaten/kota masih bisa dijalankan.
TB: Apakah komposisi tenaga analis dan jumlah mesin PCR sebanding dengan cakupan kerja BTKLPP Batam yang terbilang luas?
BS: Sebenarnya ketersediaan alat masih cukup, kalau dalam sehari datang 1000 sampel kami masih bisa menangani. Cuma kendalanya di tenaga analis, analis kami yang ASN cuma tiga orang, sedangkan empat lainnya berstatus honorer. Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan Pemprov Kepri, rencananya akan menambah dua analis lagi.
TB: Terkait kabar munculnya varian baru Covid-19, dari hasil pemeriksaan BTKLPP Batam varian baru apa saja yang sudah masuk di Kepri?
BS: Di Batam baru ditemukan dua jenis varian baru, yaitu varian B1125 dan B117. Varian B1125 ditemukan dari sampel PMI di Tanjungpinang, sedangkan varian B117 dari sampel warga Kota Batam.
TB: Bagaimana kronologinya sampai BTKLPP Batam mendapat temuan hasil varian baru itu?
BS: Sampel-sampel positif Covid-19 dengan kriteria tertentu dikirim ke Balitbangkes untuk menjalani pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Kebetulan kalau di Batam kita belum mampu melakukan tes WGS ini sehingga harus dikirim ke Jakarta.
Waktu itu kami mengirimkan 30 sampel dengan nilai CT di bawah 25. Ketika diperiksa dari 30 sampel itu, ternyata ditemui satu sampel yang terdeteksi varian baru, pada awal April 2021. Kemudian kami mengirim sampel lagi tanggal 29 April, sebanyak 131 sampel. Untuk pengiriman sampel berikutnya, kami akan terus mengumpulkan sampel dengan CT di bawah 25, baru kemudian mengirimnya ke Jakarta sekaligus.
TB: Sebenarnya dari mana varian baru ini berasal pak?
BS: Kalau B1125, atau varian baru lainnya pernah ditemukan di Inggris. Tetapi penyebab munculnya di Indonesia, khususnya wilayah Kepri, tentu butuh pendalaman lebih lanjut. Varian B1125 di wilayah Indonesia lainnya memang tidak terlalu banyak, yang banyak justru varian B117.
TB: Kira-kira seperti apa dampak yang ditimbulkan dari varian baru virus ini bagi kesehatan individu?
BS: Sebenarnya varian ini semua termasuk Covid-19, hanya saja virusnya mengalami mutasi. Kalau ditanya seberapa bahayanya, di luar negeri virus varian baru ini terbukti lebih mematikan dan penularannya lebih cepat. Gejala yang ditimbulkan kurang lebih sama, seperti suhu badan naik, pusing, sesak napas, dan sebagainya. Gejala ini bisa dipicu lagi oleh adanya komorbid atau penyakit bawaan.
TB: Apakah pasien yang terpapar virus varian baru ini dikarantina dan dirawat seperti pasien Covid-19 pada umumnya?
BS: Kebetulan kemarin pasien yang terpapar virus B117 baru diketahui varian baru setelah dia dirawat dan sembuh dari rumah sakit. Sampai sekarang pasien itu masih sehat dan sembuh dari Covid-19. Jadi, penganganan dan tempat perawatannya kurang lebih serupa.
Rata-rata masa inkubasi Covid-19 itu adalah 5-6 hari, ada juga yang sampai 14 hari. Maka pemeriksaannya, tiap hari kelima kami ambil lagi sampel swabnya. Gejala yang dialami pasien pun menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan lokasi karantina. Jika pasien memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, bisa dirawat di RSKI Galang, atau kalau sekarang ada opsi tambahan Asrama Haji. Kalau gejala sudah agak berat, akan dilarikan ke rumah sakit yang ada ruang ICU isolasinya.
TB: Bagaimana agar kita terhindar dari Covid-19, khususnya jenis varian baru ini?
BS: Terkhusus varian baru, memang yang perlu diperhatikan yakni tingkat potensi kematian dan kecepatan penularannya. Pada dasarnya sama seperti virus Covid-19 yang biasa kita temukan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan, yakni 5M, menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan. Cara-cara pencegahan itu tentu lebih efektif dan murah jika dibandingkan ketika kita sudah terpapar dan dirawat di ruang isolasi.
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Penanganan Covid