BERITA SINGAPURA

Singapura Anggap Covid-19 Tak Pernah Sirna, Berani Beda Hidup Bersama Corona

Negara mungil Singapura baru saja mengumumkan hal besar yang membuktikan Negara Tetangga Batam Kepulauan Riau (Kepri) Indonesia itu dicap negara maju

AFP/ROSLAN RAHMAN
Ilustrasi pemandangan kota di Singapura. Otoritas Negeri Singa sedang membuat aturan agar warganya bisa hidup berdampingan dengan corona 

TRIBUNBATAM.id - Negara mungil Singapura baru saja mengumumkan hal besar yang membuktikan Negara Tetangga Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Indonesia itu dicap sebagai negara maju.

Resesi ekonomi yang membuat perekenomian negaranya merosot dampak pandemi Covid-19, membuat para pemimpin di Negri Singa memutar otak.

Mereka memikirkan cara bangkit dari keterpurukan.

Alih-alih berusaha menghalau Covid-19, Singapura memutuskan "pasrah" menganggap Covid-19 tak akan sirna hingga memutuskan hidup bersama corona.

Singapura pun merancang cetak biru tentang tata cara bagaimana warganya dapat hidup bersama Covid-19.

Setidaknya ada beberapa hal yang membuat Singapura mungkin mampu menjalankan aturan itu, saat hampir semua negara kelimpungan mengatasi corona.

Baca juga: Hebatnya Singapura Berani Hidup Bersama Corona, Bikin Aturan Anggap Virus Tak Akan Sirna

Vaksinasi

Singapura sedang aktif melakukan vaksinasi dengan target dua pertiga warga menerima dosis pertama sampai 9 Agustus 2021.

Data hingga 27 Juni 2021 menunjukkan, 80,000 warga Singapura divaksinasi tiap hari, dan terbukti dapat mengurangi angka infeksi serta penyebaran Covid-19.

Mayoritas penerima vaksin Covid-19 di Singapura juga tidak menunjukan gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

COVID-19 - 8 negara ini dulu dipuji karena mampu tangani pandemi, kini ikut kewalahan. FOTO: SINGAPURA
COVID-19 - 8 negara ini dulu dipuji karena mampu tangani pandemi, kini ikut kewalahan. FOTO: SINGAPURA (TRIBUNNEWS)

Warga Singapura rencananya akan divaksinasi rutin dari tahun ke tahun, dengan demikian penerbangan internasional ditargetkan dapat beroperasi kembali.

Warga yang sudah divaksin tidak perlu lagi menjalani karantina sepanjang hasil tes Covid-19 negatif.

Mereka juga bisa kembali berkumpul dalam jumlah besar tanpa harus menjaga jarak.

Situasi sebaliknya terjadi di Afrika, sebanyak 12 negara di benua itu vaksinasinya berjalan lambat, sehingga gelombang ketiga virus corona menyebar brutal di sana, menurut Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika John Nkengasong.

Kemudian menurut WHO, baru sekitar satu persen populasi benua itu yang sudah disuntik dua dosis vaksin Covid-19.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved