HUMAN INTEREST
Cerita Wanita Paruh Baya di Natuna Jualan Makanan Lemper, Bantu Ekonomi Keluarga
Jamilah harus melawan kabut yang bisa membuat orang meneteskan air mata, demi menghasilkan cita rasa makanan lemper yang nikmat
"Kalau lemper ubi, pertama ubinya diparut kemudian diperas hingga air dari ubi keluar, lalu ubi yang sudah diperas itu ditambahkan sedikit santan kelapa.
Kemudian kita bungkus rapi dengan daun pisang sebelum itu di tengahnya kita kasi daging ikan tongkol yang sudah disuir kecil dengan sedikit bumbu dan rempa. Setelah digulung barulah dipanggang di atas bara api sekitar 1 jam lebih," tutur Jamilah.
Sementara itu, untuk lemper pulut atau ketan cara pembuatannya terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu sebelum pulut dibungkus terlebih dahulu pulutnya dikukus kemudian dilanjutkan dengan cara yang sama dengan lemper ubi.
Jamilah mengaku, jauh sebelum ada virus Corona, usaha lemper yang ia lakoni bisa berpenghasilan Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu per harinya.
Ya, usaha kecilnya itu terdampak Corona. Namun Jamilah mengaku, saat pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) mendapatkan bantuan dari pemerintah, ia justru tidak menerima.
"Kalau BLT (Bantuan Langsung Tunai) saya belum pernah dapat bang, saya juga bingung padahal sayakan juga pelaku usaha," jelasnya.
Ia berharap ke depan agar pemerintah lebih memperhatikan dan lebih cermat dalam pembagian BLT. Mana saja yang harus diberikan dan mana yang tidak.
Terakhir, Jamilah juga berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir agar usahanya bisa normal kembali seperti biasa..
(Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Natuna
Berita tentang Human Interest Story