BERITA SINGAPURA
Singapura-Batam Tempuh Jalan Berbeda! Senin 12 Juli Batam PPKM Darurat Negeri Singa Memulai Normal
cerita "kesetaraan" Batam Singapura jauh berbeda dalam urusan Covid-19 di mana 12 Juli nanti Batam resmi PPKM Darurat sementara Singapura hidup normal
TRIBUNBATAM.id - Sejak lama Singapura dan Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mempunyai keterikatan.
Singapura sebagai negara, kerap dikunjungi orang-orang yang berasal dari Batam, kota yang berada di Provinsi Kepri.
Jarak keduanya pun tak terlalu jauh, dan dapat ditempuh dengan kapal cepat dari Batam-Singapura maupun sebaliknya kurang lebih satu jam.
Saking dekatnya Singapura, kemegahan bangunan-bangunan pencakar langit di sana dapat dilihat dari Batam.
Tak heran, perekonomian Batam juga sedikit banyak tergantung dengan Singapura, termasuk dalam hal kebijakan.
Namun cerita "kesetaraan" Batam dan Singapura jauh berbeda dalam hal urusan Covid-19?
Per 12 Juli 2021 nanti, Batam resmi menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Sempat menerapkan PPKM Mikro, kasus Covid-19 yang tak melandai membuat Batam memberlakukan PPKM Darurat yang mulai berlaku Senin (12/7/2021).
Wali Kota Batam M Rudi berharap, pemberlakuan PPKM Darurat hendaknya dalam 2 pekan ke depan kasus Covid-19 bisa turun dan angka kesembuhan meningkat.
Hal berbeda justru terjadi di Negara Tetangga. Warga Negeri Singa di hari yang sama malah memulai beradaptasi hidup berdampingan dengan Covid-19.
Jika Batam dalam PPKM Darurat mengetatkan aktivitas warganya, maka Singapura di "hidup baru" bisa beraktivitas normal, namun tentu dengan syarat.
Kepercayaan diri Singapura berdasarkan data Kementerian Kesehatan, yang pada Rabu (7/7/2021) mengaku warga di sana telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.
Baca juga: Inilah 9 Aturan Terbaru Hidup Bersama Covid-19 di Singapura Mulai 12 Juli
Straitstimes menulis hal-hal yang boleh dilakukan warga Singapura mulai 12 Juli, termasuk syarat yang tetap harus dijalankan.
Berbeda dari Batam yang melarang keras kerumunan pada PPKM Darurat, Singapura mengizinkan warga makan di kafe dan restoran yang tadinya dari 2 orang menjadi 5 orang.
Meski demikian Departemen Kesehatan setempat mengatakan makan di tempat tetap berisiko menularkan Covid-19.