HUMAN INTEREST

Perjuangan Tomi Indra Tuntaskan Buta Huruf di Anambas, Berharap Pemerintah Peduli

Hati Tomi Indra tergerak menuntaskan buta huruf di Anambas setelah ia melihat langsung warga kesulitan hanya untuk tanda tangan.

TribunBatam.id/Istimewa
Pendiri sekolah buta huruf di Desa Liuk, Kecamatan Siantan Tengah, Anambas, Tomi Andri, Senin (12/7/2021). 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Hati Tomi Andri langsung tergerak ketika melihat langsung masih ada warga Anambas yang buta huruf.

Fakta mencengangkan ini diketahui pra 27 tahun itu ketika melihat sendiri warga yang kesulitan bahkan untuk tanda tangan.

Dari situ diketahui, jika warga yang belum bisa membaca menjadi salah satu penyebabnya.

Kondisi ini terbilang miris dengan daerah yang digadang-gadangkan sebagai salah satu daerah penghasil migas di Indonesia.

Dana Bagi Hasil (DBH) Migas seharusnya bisa menuntaskan persoalan klasik itu.

Selain masalah klasik lain yang dikeluhkan hampir puluhan ribu warga hampir setiap harinya.

ILUSTRASI - Tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Aksara Internasional
ILUSTRASI - Tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Aksara Internasional (freepik.com)

Berdasarkan hasil survei sensus penduduk tahun 2020. Total penduduk di Anambas saat ini berjumlah 32.415 jiwa.

Sensus penduduk menyebutkan bahwa persentase penduduk belum pernah sekolah untuk laki-laki 1,83 persen dan perempuan 0,78 persen.

Sekolah Dasar (SD) laki-laki 39,62 persen dan perempuan 45,58 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) laki-laki 24,74 persen dan perempuan 19,93 persen.

Sekolah Menengah Utama (SMU) laki-laki 14,35 persen dan perempuan 18,08 persen, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) laki-laki 2,93 persen dan perempuan 2,39 persen.

Diploma I/II/III/IV/S/3 untuk laki-laki 0,21 persen dan perempuan 0,33 persen.

Sementara itu yang tidak sekolah lagi untuk laki-laki 16,32 persen dan perempuan 12,91 persen.

Tomi Andri mengabdikan dirinya untuk membantu warga Anambas bisa belajar baca tulis di Desa Liuk, Kecamatan Siantan Tengah.

Selama mengajar, ia tak meminta bayaran.

Baca juga: Sejarah Hari Aksara Internasional, Diperingati Setiap 8 September

Baca juga: Fakta Unik Bahasa Jawa, Punya Aksara Terindah di Dunia dan Diucapkan di 5 Negara

ilustrasi
ilustrasi (surabaya.tribunnews.com)

Semua ia kerjakan secara sukarela dan ikhlas.

Perjuangan Tomi untuk mengajak warga Anambas belajar tulis membaca tak semudah membalikkan telapak tangan.

Mulanya ia hanya mengajak seorang warga.

Hanya saja mereka masih enggan untuk diajak belajar.

Apalagi usia mereka yang rata-rata berumur 40 tahun ke atas.

Namun Tomi Andri tak patah semangat.

Perlahan namun pasti usahanya membuahkan hasil.

Setidaknya 10 warga menjadi muridnya.

Meski usianya tak lagi muda, namun semangat mereka tak bisa dianggap remeh.

"Alhamdulilah sekarang sudah lumayan banyak yang belajar di sini," ujarnya, Senin (12/7/2021).

Untuk lokasi belajar mengajar, ia masih meminjam gedung desa.

Sementara untuk biaya selama proses belajar mengajar, Tomi tidak pernah meminta imbalan.

"Saya tidak pungut biaya dalam hal ini, yang penting masyarakat mau belajar dan semangat itu sudah jadi kebahagiaan bagi saya bisa berbagi ilmu," katanya.

Ia berharap Pemkab Anambas kedepannya bisa mendirikan sekolah bagi masyarakat yang buta huruf di Kepulauan Anambas.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Baca Juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Human Interest Story

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved